part 3

880 170 16
                                    

"Papi, apa ini teman mu itu?"

"Iya sayang, Mew kenalkan ini kekasih ku,"

"Halo..aku Mew,"

"Aku Gun, senang berkenalan denganmu,"

Tidak lama Gulf datang membawa tiga gelas kopi dan kue, Mew senang tentu saja saat melihat Gulf datang ke arahnya.

"Phi, aku membawa pesanan mu,"

"Letakkan saja disini,"

Mew tak henti-hentinya melihat ke arah Gulf yang sedang tersenyum dengan Gun, dan entah mengapa saat mencium bau harum tubuh Gulf membuat iya memejamkan matanya, membuatnya merasa tenang.

"Phi aku permisi dulu, jika butuh sesuatu pangil saja aku,"

"Terimakasih Gulf,"

"Sama-sama Phi,"

Gulf pergi dari hadapan mereka membuat Mew sedikit kecewa, dan semua itu tidak luput dari penglihatan Off, sekarang Off paham apa yang membuat Mew bersemangat datang ke kafe ini, semua karna adiknya.

"Phi Mew, ayo di minum kopinya,"

"Terimakasih,"

Mereka pun menikmati secangkir kopi dan kue, rasanya begitu enak bahkan Mew baru kali ini meminum kopi seenak ini.

"Mew sudah mau jam satu, apa kau tidak kembali ke kantor?"

"Aku masih ingin disini,"

"Ponsel mu sejak tadi berdering, apa kau tidak berniat untuk menjawabnya?"

"Biarkan saja, tidak penting,"

"Tidak penting?"

"Iya tidak penting,"

"Apa kau yakin? Jangan sampai Art mengamuk karna ulahmu itu,"

"Tidak usah membahasnya, aku sedang malas,"

Off hanya bisa mengelus dada melihat tingkah Mew, rasanya terkadang Off ingin sekali menendang sahabatnya itu karna tingkah konyolnya.

"Papi, aku harus ke belakang, tidak apa-apa kan aku tingal?"

"Pergilah,"

"Phi Mew, aku tingal dulu na,"

"Oke..!"

Setelah kepergian Gun, Off menayakan sesuatu pada Mew yang sejak tadi menganjal di hatinya.

"Apa dia begitu terlihat menarik?"

"Siapa yang kau maksud?"

"Kau kesini karna Gulf kan?"

"Kau mengada saja Off,"

"Katakan saja Mew, tidak usah malu,"

"Siapa yang malu? Aku kesini karna ingin meminum kopi,"

"Jika hanya ingin meminum kopi, kau bisa memesan di kantin kantor mu, aku peringatkan jangan pernah membawa Gulf di dalam kehidupan mu jika kau masih memiliki orang lain,"

"Aku akan memutuskan Art,"

"Kau pikir segampang itu? Aku tidak ingin Gulf mempunyai masalah dengan Art, apa lagi dengan orang tuanya,"

"Off, biarkan aku dekat dengannya dulu, aku akan pelan-pelan melepas Art dan aku janji akan melindungi adik mu,"

"Aku tidak bisa Mew, aku tidak ingin Gulf mendapat masalah, hidupnya sudah susah tolong jangan kau tambah bikin susah,"

"Percayalah! Dia akan baik-baik saja aku akan melindunginya,"

"Apa kau tidak mengerti aku tidak bisa, lagi pula Gulf bukan seperti dirimu bukan dari keluarga berada,"

"Aku tidak perduli,"

"Mew, kau dan Gulf jauh berbeda apa nanti orang tuamu akan menerimanya jika kau memilih nya?"

"Orang tua ku tidak seperti yang kau pikirkan Off, mereka tidak pernah membedakan,"

"Aku hanya memperingati mu saja, dan aku tidak akan tingal diam jika Gulf dalam masalah,"

Off tidak ingin Gulf dalam situasi seperti ini, dia tidak ingin Gulf terlibat dalam asmara yang rumit, jika Mew belum memiliki kekasih dia akan membiarkan Mew mendekati Gulf namun kenyataanya sangatlah berbeda, Mew sudah memiliki kekasih dan tidak mungkin Off membiarkan adiknya di cap sebagai orang ketiga.

"Aku akan kembali ke kantor, apa kau masih ingin disini?"

"Kau pergi saja dulu, aku masih ingin disini,"

"Baiklah, terserah kau saja,"

Off memutuskan untuk kembali ke kantor, sedangkan Mew masih tetap berada di kafe itu melihat bagaimana Gulf sedang lalu lalang melewati dirinya  melayani para pelanggan, dengan keringat sedikit bercucuran di dahi nya Gulf terlihat sangat sexy dan cantik di mata Mew saat ini.

"Apa kau sudah punya kekasih?"

"Maaf tuan, itu privasi saya,"

"Jangan jual mahal, berapa uang yang kau butuhkan?"

"Maaf, saya bukan laki-laki yang seperti Tuan pikirkan,"

Laki-laki itu tetap mengoda Gulf meski Gulf sudah mencoba menolaknya, laki-laki itu semakin berani bahkan kini dia menyentuh wajah Gulf, karna merasa terancam akhirnya Gulf melawan dan memukul orang tersebut hinga tersungkur, Mew melebarkan matanya saat melihat apa yang terjadi di hadapan nya Gulf memukuli orang hingga tersungkur, Mew tidak menyangka jika Gulf menguasai bela diri.

"Dengar baik-baik sialan, jangan pernah bermacam-macam padaku, jika tidak kau akan tau akibatnya,"

"Gulf, ada apa ini?"

Love datang saat mendengar ada keributan, dan menarik Gulf untuk berdiri.

"Ada apa? Kenapa kau memukulinya?"

"Dia sudah berani mengoda ku, dan melecehkan ku, jadi aku harus memberinya sedikit pelajaran,"

Laki-laki itu masih di posisi yang sama, dia terkulai lemas sambil memegangi wajahnya yang lebam di mana-mana.

"Lain kali jangan lakukan itu lagi, kau bisa membunuhnya dengan tangan kosong mu itu,"

"Jika di butuhkan memang harus seperti itu, supaya dia tidak bisa berbuat semaunya,"

"Tuan, lebih baik kau pergi sekarang sebelum polisi datang untuk menangkap mu,"

Laki-laki itu bergegas pergi meninggalkan kafe dengan kondisi babak belur, tentu saja dia menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Ayo kita kembali ke belakang,"

"Dasar laki-laki sialan berani sekali dia menggoda ku,"

"Kenapa tadi dia bisa berbuat seperti itu,?"

"Aku tidak tau! Tiba-tiba dia menawari aku uang, memang dia pikir aku serendah itu,"

"Sudah lain kali jangan kau ladeni, ayo kita bekerja kembali,"

Mew yang melihat keadaan pria yang babak belur itupun merinding lalu iya memegangi pipinya, Mew harus mencari cara agar dia bisa mendekati Gulf tanpa harus seperti orang tadi dia tidak ingin wajah tampanya mengalami luka lebam seperti laki-laki yang sudah berani mengoda Gulf.

"Bagaimana mungkin? Apa dia mantan petarung?"

Mew masih memikirkan bagaimana bisa tubuh kurus itu melukai orang lain, sekarang Mew harus berpikir ulang apa dia masih berniat mendekati Gulf atau dia akan menyerah begitu saja, tidak Mew tidak akan menyerah Mew malah berpikir akan terus mendekati Gulf jika perlu dia akan menjadi muridnya agar dia juga bisa menguasai bela diri,

Semoga berhasil Mew, semangat..
wkwkwk



Bersambung...

❤️❤️

Be Mine(END) PDFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang