part 8

802 167 10
                                    

"Ayo buka mulut mu,"

"Tidak mau,"

"Kau tau? Aku lelah sejak tadi harus memegangi piring ini hanya untuk membujuk bayi tua seperti mu, tau diri sedikit bisa bukan?"

"Kau benar-benar tidak mencintai ku,"

"Lagi pula siapa yang mengatakan jika aku mencintaimu?"

Mew membaringkan dirinya lalu tidur membelakangi Gulf, sejak semalam Mew tidak mau makan membuat semua orang di buat kesal olehnya, hinga akhirnya hanya Gulf yang masih bertahan di rumah sakit sedangkan tiga orang lainnya pulang ke rumah karna memang mereka punya kesibukan masing-masing, lalu Gulf? Dia pun harusnya bekerja namun karna laki-laki sialan ini dia harus meliburkan diri.

"Kenapa kau sangat jahat sekali? Cepat katakan jika kau mencintai ku,"

"Tidak akan sudi, dan untuk apa kau memaksa ku? kau mau makan tidak?'

"Tidak mau,"

"Terserah kau saja, dasar tua-tua tidak tau diri, sudahlah aku akan keluar sebentar,"

Gulf pergi meninggalkan Mew, dia ingin pergi ke halaman belakang rumah sakit, dia butuh udara yang segar di pagi hari seperti ini dan tiba-tiba dia merindukan Ayah dan Bunda nya.

"Aya Bunda, Gulf merindukan kalian, kenapa kalian secepat ini meninggalkan aku di dunia ini sendirian, apa kalian tau bagaimana hidup ku yang begitu terasa berat saat aku merindukan kalian, aku hanya bisa berdoa semoga kalian bahagia di atas sana dan aku akan tersenyum terus agar kalian tidak merasa sedih,"

Orang tua Gulf meninggal sepuluh tahun yang lalu, saat itu iya pun masih kecil, singkat cerita saat pulang dari luar kota melewati jalanan berkelok di hutan mobil orang tuanya jatuh ke jurang karna mengalami rem blong dan beruntung saat itu Gulf bisa selamat karna terlempar keluar mobil sedangkan orang tuanya tidak selamat membuat Gulf menangis histeris, saat itu iya harus bertahan hidup dan mati karna mengantung di atas pohon, dua hari Gulf terjebak di hutan yang jarang orang lewati iya menelusuri jalanan hutan siang dan malam, namun dia sangat beruntung saat ada sebuah mobil yang melintas dan dia pun di beri tumpangan hinga ke kota, setelah setibanya di kota Gulf mencari pertolongan agar para polisi mencari orang tuanya, selama pencarian Gulf tidak pernah berhenti berdo'a agar orang tuanya cepat di temukan dan Gulf pun sangat bersyukur karna orang tuanya di temukan walaupun dalam keadaan sudah meninggal setidaknya dia bisa memakamkan orang tuanya dengan layak.

"Aku tidak perlu mengingat nya lagi, aku tidak ingin membuat Ayah dan Bunda bersedih, lagi pula aku sekarang sudah hidup berkecukupan dengan bekerja di kafe milik Phi Gun, sudahlah lebih baik aku kembali ke dalam saja sudah terlalu lama juga aku meninggalkan orang idiot itu,"

Gulf kembali ke kamar inap milik Mew, dia ingin istirahat dia mengantuk karna semalaman dia tidak tidur karna ulah Mew, saat sudah membuka pintu Gulf melihat Mew tengah berbincang dengan seorang laki-laki mereka seperti sedikit berdebat karna salah satu dari mereka meningikan suaranya.

"Lebih baik kau pulang saja, kau tidak perlu datang kesini,"

"Kenapa? Apa salah aku datang kesini untuk menjenguk mu?"

"Karna aku tidak mau di jenguk oleh dirimu, bukanya mengurangi rasa sakit ku namun malah menambah beban ku,"

"Kenapa akhir-akhir ini kau berubah Phi? Bahkan kau tidak pernah lagi membalas pesan atau menjawab pangilan ku, ada apa denganmu?"

"Karna aku sudah tidak mencintaimu lagi, rasa yang aku miliki sudah memudar dan aku ingin kita berakhir sampai disini,"

Art terkejut dengan jawaban Mew dan tentu saja dia tidak Terima.

"Kau pasti bohong kan Phi, mana mungkin kau tidak mencintai ku lagi? Aku mohon jangan seperti ini Phi, jika ada yang tidak kau sukai dariku kau bisa bicara baik-baik tapi tidak harus mengakhiri hubungan kita,"

"Aku tidak bisa Art, maaf karna aku memang sudah tidak mencintaimu lagi, maafkan aku,"

"Kau sangat jahat Phi, aku membencimu,"

Art berdiri dari hadapan Mew dan berlari ke arah pintu, namun dia sedikit terkejut saat melihat Gulf yang berdiri di samping pintu kamar mandi, Art melirik ke arah Gulf sebentar dan setelah itu dia keluar dan sedikit membanting pintu itu.

"Sepertinya aku masuk di waktu yang tidak tepat, masih saja ada orang bermain drama, lebih baik aku tidur saja,"

Gulf sudah siap untuk memejamkan matanya, namun dengan tidak tau dirinya Mew meminta di suapi, rasanya Gulf ingin melempar Mew menggunakan gelas yang ada di depannya namun Gulf harus sabar, ingat Gulf tidak ingin di penjara.

"Aku lapar cepat suapi aku,"

Dengan perlahan Gulf turun dari brankar lalu menghampiri Mew yang masih merebahkan diri seperti bocah kecil.

"Duduklah, dan minum dulu,"

"Ambilkan, aku masih lemas,"

Gulf hanya bisa menarik nafas dalam-dalam melihat kelakuan Mew namun dia harus tetap bertahan.

"Sekarang buka mulut mu lebar-lebar,"

Mew memperhatikan Gulf yang menyuapi dirinya dengan mulut tidak berhenti mengomel, membuat Mew sangat gemas.

"Sekarang sudah selesai, waktunya kau minum obat dan istirahat,"

"Terimakasih sayang,"

"Sayang-sayang, dasar tidak jelas, jangan menggangu ku aku ingin istirahat,"

"Iya sayang, istirahatlah aku tidak akan menggangu mu, aku akan menjagamu dari sini,"

"Aku akan menjaga mu dari sini, prett,"

Setelah itu hanya terdengar suara dengkuran halus yang keluar dari mulut Gulf, bahkan kini Gulf menutupi sebagian tubuhnya agar tidak ada yang mengigitnya,
.
.
.

Waktu sudah menujukan pukul tujuh malam, sayup-sayup Gulf mendengar orang yang sedang berbincang dan saat dia bangun Gulf mendapati ada orang tua Mew dan juga adik perempuannya, Gulf malu tentu saja kenapa dia begitu bodoh bisa tidur begitu lama.

"Maaf Tante, aku tertidur begitu lama sampai-sampai aku tidak tahu kalian datang,"

"Tidak apa-apa, kami tau kau pasti lelah dan kurang tidur karna harus mengurus Mew,"

"Tidak apa-apa Paman, dan malam ini apa aku boleh pulang ke rumah ku?"

"Kenapa tidak, pulanglah dan istirahat di rumah, lagi pula Mew sudah boleh pulang,"

"Baiklah, Tante Paman aku permisi dulu, sampai jumpa lain waktu,"

"Kau pasti belum makan? Dan jangan panggil aku Tante panggil aku Mama, apa kau mengerti?"

"Mama?"

"Benar Mama, seperti Mew dan Jom memanggil ku Mama, Gulf maaf pasti kau kesulitan mengurus Mew, Jom tolong pesan kan makanan untuk Gulf,"

"Tidak perlu Ma, nanti Gulf bisa beli di warteg,"

"Warteg? Mama baru dengar ada restoran yang namanya warteg,"

"Mama tidak perlu tau, nanti Mama malah malas masak karna beli yang sudah matang, sudah ya Ma Gulf pulang,"

"Hati-hati di jalan Gulf,"

"Iya Ma,"

"Biar aku antar," Ucap jom.

"Tidak perlu Phi, aku bisa naik taksi,"

"Hati-hati menantu," Ucap Tuan Jong.

"Terimakasih Paman,"

Gulf rasanya sangat tidak nyaman dengan sebutan itu, namun tetap saja dia harus menuruti dua orang paruh baya itu.

Setelah kepergian Gulf suasana sunyi sepi dan sejak tadi Mew hanya diam, dia tidak suka dengan keadaan ini dia ingin Gulf ikut mengantarnya pulang dan menyuruhnya tingal di rumahnya.





Bersambung..

❤️❤️

Terimakasih yang masih nungguin cerita ini..

See you..

Sampai jumpa di part selanjutnya...

Be Mine(END) PDFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang