part 4

815 159 17
                                    

Satu hari dua hari hinga hari-hari berikutnya Mew selalu datang ke kafe itu, dia tidak pernah bosan melihat pujaan hatinya walau dia tidak tahu apakah Gulf mau menerimanya atau tidak, baginya yang terpenting dia bisa memandangi nya setiap hari, bahkan Mew jarang masuk kantor membuat Tuan Jong kesal di buatnya.

"Phi, dia tuh siapa? Apa dia orang gila?"

"Hus ngawur kamu tuh, lagi pula mana ada orang gila setampan itu?"

"Habisnya, aku perhatikan dia suka tertawa sendiri tidak jelas,"

"Dia tertawa saat melihat mu, apa kau tidak merasa jika dia selalu memperhatikan mu?"

"Aku tidak memperhatikan nya, lagi pula tidak penting, bukankah dia suka datang dengan kekasih nya yang pendek dan seperti banci itu,"

"Jangan bicara seperti itu, tidak baik menghina orang lain,"

"Emang Phi tidak lihat dia gemulai gitu, kalau jalan sok seperti model suaranya sok di bagusin padahal emang udah standar nya begitu dari sananya,"

"Tapi biarpun begitu dia sepertinya sangat mencintai kekasih nya,"

"Dia saja yang buta, mungkin matanya sudah katarak perlu di lasik,"

"Kau tau? Biasanya yang model kaya kamu gini bakal kecantol sama dia, awalnya sebel kesel melihat dia setiap hari, tapi makin kesini nanti kamu jatuh cinta padanya,"

"Terserah kau mau bicara apa Phi,"

"Gulf, heii kau mau kemana? Tungu aku,"

"Aku mau keluar sebentar, mau cari makan dulu,"

"Aku titip seperti biasa,"

"Oke..!"

Mew yang melihat Gulf keluar kafe pun mengikuti nya dia mengendap-endap agar tidak ketahuan Gulf, dan saat Gulf sudah berada di sebuah warung makan Mew pun berpura-pura membeli sesuatu.

"Bibi, saya mau membeli roti, apa ada?"

"Heii..anak muda apa kau tidak bisa membaca? jika disini hanya berjualan nasi dan lauk pauk saja,"

"Ohh..begitu ya, aku pikir disini Bibi juga menjual roti bakar,"

"Jika kau ingin makan sejenis roti pergilah ke kafe sebrang sana, nah kebetulan Gulf ada disini jadi kau bisa ikut bersamanya,"

"Terimakasih Bibi, nanti aku akan ikut dengannya,"

"Dasar bodoh," Gerutu Gulf.

"Nak Gulf ini pesanan mu,"

"Terimakasih Bibi,"

Gulf sudah siap melangkah pergi namun Bibi penjual nasi itu memanggilnya, tentu saja Gulf menghentikan langkah nya.

"Ada apa Bibi?"

"Kau bawa dia ke kafe mu, siapa tau dia sedang ingin minum kopi dan makan roti,"

"Tidak perlu, mungkin sekarang dia sudah berubah pikiran, ingin makan nasi rames dan esteh manis di warung Bibi,"

"Jangan begitu, ayo ajak dia,"

"Apa Bibi tidak tau? Dia itu orang gila suka tertawa sendiri,"

"Apa yang kau katakan? Mana mungkin ada orang gila setampan dia,"

"Nah itu buktinya ada,"

"Tidak boleh seperti itu, sudah sana cepat ajak dia ke kafe,"

"Baiklah, aku permisi Bibi,"

Gulf pergi dari kedai nasi Bibi Nam dan tentu saja di ikuti oleh Mew, membuat Gulf sedikit kesal.

"Baby, tunggu aku,"

Be Mine(END) PDFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang