part 23

686 153 33
                                    

"Mew, kau kenapa? Sepertinya kau sedang gelisah?" Tanya Davi.

"Entahlah akupun tidak mengerti, aku merasa sangat hawatir bahkan jantung ku terasa berdebar sejak kemarin,"

"Mungkin karna kau kurang istirahat, apa kau sudah menghubungi keluarga mu?"

"Sudah, tapi tidak ada yang menjawab,"

"Mungkin mereka sedang sibuk,"

"Ya mungkin,"

"Nanti kau bisa mencoba menghubunginya lagi, ayo kita selesaikan pekerjaan kita agar kita cepat kembali ke Thailand,"

"Kau benar, walaupun melelahkan ayo kita kerjakan,"

Jujur saja sejak kemarin Mew merasa gelisah, dia memikirkan Gulf entah mengapa rasanya Mew ingin sekali pulang dan memeluk Gulf, namun pekerjaan tidak mungkin iya tinggalkan karna masih harus ada berkas yang Mew selesaikan.

Mew tetap tidak fokus dengan pekerjaannya karna wajah Gulf selalu membayangi dirinya, entah apa yang sedang terjadi disana kenapa Mew tidaklah tenang dan sejak tadi Mew sudah mencoba menghubungi keluarganya namun semua pangilan mereka tolak membuat Mew semakin hawatir.

"Ada apa sebenarnya, kenapa mereka tidak ingin menjawab panggilan ku, Gulf aku mohoh jawab panggilan ku, apa kau marah padaku karna aku jarang menghubungi mu dua minggu terakhir, maafkan aku karna pekerjaan disini aku seperti mengabaikan mu,"

Sekali lagi Mew mencoba menghubungi Off dan saat dering terakhir Off menjawab pangilan Mew, membuat Mew senang tentu saja.

"Ada apa Mew?"

"Apa semua baik-baik saja?"

"Tentu saja, disini semua baik-baik saja, ada apa? Apa ada yang menggangu pikiran mu?"

"Bagaimana keadaan Gulf?"

"Dia baik, sedang istirahat karna hari ini katanya sedikit lelah,"

"Tapi kenapa perasaan ku tidak enak?"

Off tetap harus berbohong karna memang ini jalan satu-satunya, dia akan melihat keadaan Gulf terlebih dahulu baru iya berani memberi kabar pada Mew tentang kondisi Gulf.

"Off!"

"Hhmm!"

"Apa kau yakin, jika semua baik-baik saja?"

"Kenapa tidak? Seperti yang aku katakan Gulf tengah beristirahat, percumah bukan jika aku bangunkan pun dia tidak ingin bicara padamu?"

"Baiklah, aku percaya padamu, tolong sampaikan salam ku padanya katakan jika aku sangat merindukannya,"

"Nanti akan aku sampaikan, saat dia sudah bangun, Mew sudah dulu ya aku ingin istirahat,"

Tut..Tut

"Off!"

Belum siap Mew menjawab Off terlebih dulu mematikan panggilannya, karna dia melihat dokter yang menangani Gulf keluar dari kamar operasi, Off ingin tau keadaan Gulf bagaimana.

"Dok, bagaimana keadaan adik ku?"

"Iya Dok, bagaimana keadaan Gulf?"

"Semua baik-baik saja, hanya saja saya harus menyampaikan berita tak mengenakan pada kalian," Ucap sang dokter.

"Kabar apa itu Dok? Gulf baik-baik saja kan Dok, dia tidak mengalami hal yang membuatnya luka serius kan?" Tanya Mama Jong dengan tubuh bergetar.

Jujur saja sang dokter tidak tega menyampaikannya rasanya sungguh berat, namun bukankah semua itu tetap harus di sampaikan walaupun nanti mereka tidak terima dengan semua ini.

"Maafkan saya karna harus menyampaikan berita yang membuat kalian sedih, pasien mengalami keguguran akibat benturan keras di perutnya, jadi kami tim Dokter mohon maaf jika tidak bisa menyelamatkan sang bayi yang baru berusia dua minggu,"

"I-itu tidak mungkin, katakan padaku jika semua itu bohong,"

Mama Jong tidak percaya saat mendengar kabar ini, bahkan tubuhnya terasa lemas tak bertenaga.

"Maaf Nyonya, tapi memang seperti itu kenyataanya, saat dibawa kerumah sakit pasien sudah mengalami pendarahan,"

"Kau pasti bohong kan Dok, kenapa kau tidak menyelamatkannya kenapa? Kau seorang Dokter harusnya tugas mu menyelamatkan nyawa tapi apa ini?"

"Sekali lagi maafkan saya, Dokter pun hanya manusia biasa jika semua sudah kehendaknya kami juga tidak bisa berbuat apa-apa,"

"Ma, tenang jangan seperti ini, yang harus kita pikirkan sekarang keadaan Gulf,"

"Tapi Pa!"

"Sabar Ma, semuanya sudah takdir dan memang harus terjadi,"

"Gulf, maafkan Mama karna sudah membuatmu dalam keadaan seperti ini,"

"Mama tenang saja, Papa janji akan mencari dan menemukan orang yang sudah berani membuat Gulf seperti ini, dan memasukannya kedalam penjara,"

Untuk kali ini Tuan Jong tidak akan tinggal diam, dia akan benar-benar membuat Tul jera karna sudah berani membuat calon cucunya tiada sebelum lahir kedunia.

Brakk..

Pintu operasi itu terbanting begitu keras saat Off menerobos masuk, dia tidak perduli bahkan saat tim Dokter melarang  nya yang terpenting saat ini dia bisa melihat kondisi adiknya.

"Tuan, tolong tunggu di luar saja, sebentar lagi pasien kami bawa keruang rawat inap,"

"Diam kau! Kalian semua memang tidak becus menangani adik ku, kalian semua di bayar untuk menyelamatkan nyawa, apa kalian tidak mengerti?"

"Maafkan kami Tuan,"

"Apa yang kau katakan? sejak tadi kau hanya mengatakan maaf dan maaf, apa gunanya kau menjadi dokter?"

"Sekali lagi maafkan kami Tuan,"

"Phi, hentikan jangan seperti ini, ayo kita tunggu di luar biarkan dokter melakukan pekerjaannya,"

Gun membawa Off keluar, agar Dokter menangani Gulf dengan baik dan membawa Gulf keruang inap, jujur saja Gun juga tidak terima mendengar kabar seperti ini rasanya hatinya sangat sakit mendengar bagaimana keadaan Gulf, Gun tidak menyangka jika apa yang selama ini iya lihat perubahan sikap Gulf adalah kebenaran jika adik nya sedang mengandung namun kebahagiaan itu kini menjadi duka, lalu apa yang harus iya katakan pada adik nya nanti.

Tidak lama suster keluar dari ruang operasi membawa Gulf untuk di pindahkan keruang ICU, melihat kondisi Gulf yang seperti ini membuat semua orang merasa sedih.

"Gulf, maafkan Phi yang tidak bisa menjagamu dengan baik sayang, nanti kau boleh marah dengan Phi tapi tidak boleh menyalahkan dirimu atas kejadian ini, Phi janji mulai sekarang Phi akan menjaga mu dengan baik,"

"Harusnya aku yang mejaga kalian dengan baik, harusnya aku yang mengantarkan kalian pergi, dan sudah pasti kejadian ini tidak akan pernah terjadi.

"Kalian jangan saling menyalahkan, dan aku berjanji akan menjebloskan mereka yang sudah berani membuat Gulf seperti ini,"

"Paman, saat ini yang terpenting kondisi Gulf membaik, aku tidak tenang jika Gulf belum sadarkan diri,"

"Kita tunggu seperti yang dokter katakan Gulf akan sadar dalam waktu dua jam, yang terpenting masa kritisnya sudah terlewati,"

"Lalu bagaimana dengan Mew? Sejak tadi Mew menghubungi ku dan menanyakan Gulf?"

"Untuk sementara waktu biarkan seperti ini dulu, jangan beritahu Mew jika Gulf sedang tidak baik-baik saja,"

"Tapi sampai kapan kita harus berbohong padanya Paman?"

"Nanti biar aku yang memberitahunya secara perlahan,"

Mereka tidak tahu apa yang akan Mew rasakan nanti saat mereka memberitahu kondisi Gulf, belum lagi mengenai calon anak mereka yang sudah tiada, sungguh mereka tidak snggup membayangkannya tapi untuk sementara memang harus seperti ini mereka tidak ingin membuat Mew panik dan mengalami hal yang tidak di inginkan tentu saja.





Bersambung..

❤️❤️

Masih penasaran ga??

Be Mine(END) PDFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang