--Selamat Membaca--
"Lu sebenernya siapanya Pedro dah?" pertanyaan yang diucapkan oleh Dave ini, membuat Gracia terdiam.
"Iya, gue juga pengen tau. Kalau sebatas teman ini udah jauh dari teman, bahkan sekedar pengawal-pengawal atau apalah itu, kayanya ga deh." tambah Axel.
"A-a-apasih maksud kalian, gue sama dia cuma teman. Dia pengawal gue juga, ga lebih." jawab Gracia dengan ragu-ragu.
Shani yang melihat ini pun menjadi geram, dengan cepat dia mengatakan, "Dia suka sama Pedro."
"CI SHANI !!!" teriak Gracia, yang langsung menutup mulut nya Shani.
Shani yang terbekap pun berusaha melepaskan diri dari Gracia, "Gre, ini kesempatan kamu tau."
Melihat Shani dan Gracia yang cekcok berdua, Dave pun membisikan pada Axel dan Daniel.
"Wait, gue ga salah denger kan?" ucap Dave.
"GA" ucap Axel dan Daniel serentak.
"L-lu serius suka sama Pedro?" tanya Dave pada Gracia. Membuat Gracia pun berhenti bertengkar dengan Shani dan duduk dengan rapi.
"I-iya, tapi lu jangan bilang ke dia." jawab Gracia.
Saat mendengar pengakuan dari Gracia, mereka bertiga pun serentak menundukan kepalanya pada Gracia. Sebuah bentuk penghormatan dan terimakasih mereka tujukan pada Gracia.
"Ehh lu pada ngapain kaya gitu?" ucap Gracia. Shani yang melihatnya pun merasa bingung dengan kelakuan mereka bertiga.
Mereka bertiga pun menegakkan kepala nya, dengan mata yang berbinar dan ada tangis dari Daniel. Gracia semakin bingung dengan yang terjadi, dia pun menoleh ke arah Shani yang di sebelahnya, namun Shani yang juga clueless ini hanya menggelengkan kepalanya pada Gracia.
"Makasih banyak Gracia, gua yakin lu bisa nyelamatin hidup sahabat kami itu." ucap Dave.
Mendengar perkataan Dave itu sontak membuat Gracia dan Shani heran, kenapa mereka sampai segitunya akan pengakuan Gracia ini.
"E-eh, kenapa kalian pada kaya gitu dah?" dengan nada yang panik, Gracia.
"Alasan kami ngajak dia basket lagi, itu supaya hidupnya bisa kembali kaya dulu. Walaupun sedikit, tapi menghangatkan ketika dia kembali seperti dulu. Kami sudah gagal, bener-bener gagal menjadi teman nya. Setiap dia lagi di titik terendah hidupnya, ketika takdir memaksa nya untuk bertahan, kami malah ga ada di sebelahnya untuk mendukungnya." jelas Dave, diiringi dengan air mata nya.
Shani yang mendengar nya pun ikut meneteskan air matanya tanpa sadar, Gracia? ga usah ditanya lagi, air matanya udah deras deluan saat mendengar ucapan Dave itu.
Setelah mereka menenangkan diri, Gracia pun kembali membuka percakapan. "Menurut kalian, Pedro mau ga ya sama aku?"
"Aku takut, dia ga bakal kembali lagi ke sini. Walaupun dia udah janji sih, tapi aku tetap takut dia ga bakal balik untuk aku lagi." tambah Gracia.
"Lu ga usah ngeraguin tu orang, dia kalo janji bakal tepatin janjinya kok. Pedro itu harga dirinya tinggi banget, kalo dia bohong kecil gitu bisa ngerusak harga dirinya." balas Daniel.
"Bener, lu percaya aja ama dia. Gue juga yakin dia bakal balik, gue tau banget dia orang paling takut kehilangan." tambah Axel.
"Eh, kalian berdua inget ga sih? kalung yang ga sengaja tertinggal Pedro di ruang ganti. Dia pikir tu kalung hilang, sampe mau gila dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Duniaku (END)
Любовные романыIni adalah story pertama yang aku buat, semua karakter yang ada didalamnya juga berdasarkan apa yang aku suka dan aku buat sendiri, mohon buat teman-teman yang membaca jangan membawa karakter yang aku ciptakan ini ke rl yaa. Cerita ini juga menjadik...