--Selamat Membaca--
Di rumah keluarga Charlton...
Malam terburuk telah dilalui Gracia di rumahnya. Dia pun baru saja terbangun dari tidurnya setelah kejadian itu. Saat dia bangun, dia melihat Anin yang masih tertidur di sebelahnya. Dia pun sedikit menangis, mengingat perbuatan Pedro kepada sepupunya itu.
Tak bisa di pungkiri lagi, semua bukti foto dan cerita dari Anin telah mempengaruhi Gracia. Dia tidak mempertimbangkan apapun dari Pedro, karna bagi Gracia hal-hal seperti ini tidak ada yang perlu dijelaskan lagi.
Dia pun beranjak dari kasurnya, masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah selesai, dia membuka hpnya dan masih melihat kontak Pedro ada di paling atas. "Semoga malam ini menyenangkan ya pacar." itulah isi pesan terakhir dari Pedro, sebelum kejadian.
Meliihat itu pun, Gracia langsung memblokir semua sosial medianya tentang Pedro. Dia tidak mau berurusan dengan seorang bejat lagi. Nino sudah memberikan luka yang cukup dalam padanya, dan kali ini Pedro malah memperparah luka itu dengan menyakiti sepupu nya sendiri.
Bukan hal sulit bagi Gracia untuk melupakan Pedro, karena mereka juga terhitung tidak terlalu lama. Namun, dia sedikit menyesali semua sikap dia kepada Pedro.
"Ntah kenapa aku harus jatuh hati ke laki-laki yang brengsek lagi. Semua laki-laki sama aja." gumamnya di depan cermin.
Gracia pun turun ke bawah, menghampiri Aurora, Ibunya. "Ma..." panggil Gracia mencari keberadaan Aurora tersebut.
"Grace, Mama di belakang." terdengar suara sahutan dari Aurora.
Gracia pun menuju ke belakang, menghampiri ibunya tersebut. Dia melihat ibunya sedang meminum teh di pagi ini. Namun, fisik Aurora sangat menyedihkan juga, mata yang terlihat sangat sembab dan kantong mata yang menghitam. Terlihat jelas, bahwa dia menangis semalaman.
"Ma, mau peluk." ucap Gracia sambil mendekat ke arah Aurora.
Aurora pun membukakan kedua tangannya, mendekap Gracia dalam pelukannya. "Mama gapapa kan? mama ga tidur ya?" tanya Gracia.
"Mama gapapa, terlalu banyak yang terjadi dalam satu malam." jawab Aurora.
Gracia pun melepas pelukannya, dia pun duduk di kursi samping Aurora. "Maaf ya ma, aku udah salah milih orang lagi." ucap Gracia penuh penyesalan.
"Mama juga salah sayang, mama terlalu berharap sama dia. Mama terlalu cepat menilai modus-modus kebaikan dia." sahut Aurora. Mendengar itu, sebenarnya hati Gracia sedikit tidak tenang. Tak bisa dia tutupi, perbuatan-perbuatan manis Pedro pada dirinya sama sekali tidak menunjukan kebohongan belaka.
Pedro selalu memberikan segala nya bagi Gracia. Tapi, dia pun tidak bisa membenarkan semua perlakuan Pedro itu kepada Anin. Gracia pun mencairkan suasana nya bersama Aurora itu dengan berbicara tentang pekerjaan dan fashion-fashion.
Saat Gracia sedang menghabiskan paginya bersama ibunya itu. Boby baru saja bangun dari tidurnya, dia melihat Anin yang sedang menuruni tangga rumahnya itu.
"Gracia ga curiga sama sekali kan?" tanya Boby.
"Aman om, semuanya bakal aman. Tinggal om jodohin aja sama Jeremi." ucap Anin dengan penuh percaya diri.
Boby pun pergi kembali ke kamarnya, untuk bersih-bersih. Kemudian, dia menghampiri Gracia dan Aurora yang sedang tertawa di halaman belakang rumah.
"Asik banget dua wanita kesayangan Papa. Boleh ikut nimbrung ga?" ucap Boby kepada mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Duniaku (END)
RomansaIni adalah story pertama yang aku buat, semua karakter yang ada didalamnya juga berdasarkan apa yang aku suka dan aku buat sendiri, mohon buat teman-teman yang membaca jangan membawa karakter yang aku ciptakan ini ke rl yaa. Cerita ini juga menjadik...