--- 25 ---

44 2 2
                                    




--Selamat Membaca--


Di rumah keluarga Charlton...

"Jelasin ke saya, apa yang telah kamu lakukan pada keponakan saya Anin." ucap Boby. 

Situasi yang mengerikan melanda Pedro, dia bahkan sudah kesusahan untuk menahan kesadarannya. Rasa sakit yang dia terima terlalu jauh dari kemampuannya, namun dia tetap menahan sakit akibat tendangan dari Jeremi.

"Om, sa-saya ga mu-mungkin om." ucap Pedro terbata-bata. Dia tetap membela dirinya sendiri, karena sampai sekarang dia tidak tau apa yang terjadi sekarang. Kesadaran nya pun kian memudar, dia sudah tidak kuat lagi menahan sakit ini.

Seketika tubuh Boby di tarik ke belakang, PLAK!!!  suara tamparan begitu keras, dilayangkan oleh Aurora ke wajah Pedro. Ya, Aurora benar-benar marah melihat semua yang terjadi. 

"TEGA KAMU! ANIN ITU UDAH SEPERTI ANAK SAYA JUGA!" teriak Aurora tepat di depan Pedro.

"Kamu berani nyakitin Anin, berarti kamu bakal ngelakuin hal brengsek kaya gitu juga ke Gracia kan? IYA KAN!?" tambah Aurora dengan wajah yang sangat marah.

Tamparan itu emang telak ke arah Pedro, namun rasa sakit tamparan itu membantu Pedro tetap sadar.  Dia pun mencoba menganalisa situasi sekarang, dari foto ciuman dirinya dengan seorang perempuan. Bahkan dia tidak tau kapan dan di mana, lalu Anin? Pedro masih bertanya-tanya yang mana Anin? 

Dia pun mengalihkan pandangan nya pada perempuan yang duduk di sofa itu sendiri. Dia menatap tajam perempuan yang sedang tersenyum jahat itu, akhirnya dia mengerti apa yang terjadi sekarang.

Pedro sudah mengetahui bahwa dia sudah dijebak oleh Anin. Dia akhirnya tau bagaimana dia bisa berciuman dengan Anin. Anin memanfaatkan dirinya saat pingsan, itulah alasan kenapa saat Pedro terbangun, dia tidak menemukan sebuah kejanggalan. 

Semua pemikiran Pedro mulai menyatu menjadi sebuah kesimpulan, dari awal dia sudah yakin bahwa ada yang salah dengan Boby. Kenapa dia begitu senang saat mendengar hubungannya dengan Gracia, bahkan mengajaknya untuk makan malam bersama. 

"Ini semua demi Gracia, mereka pasti sudah merencanakan ini untuk membuat Gracia menjauh dariku." batin Pedro, yang sudah membulatkan pemikirannya.


--- Pedro POV ---

Argh... rasa sakit ini, aku udah ga bisa bertahan lebih lama lagi. Apa yang harus kulakukan Tuhan? apakah ini hukuman bagiku?

Pandangan ku kembali menggelap lagi, bahkan kali ini aku tidak bisa mendengar dengan jelas makian-makian dari Jeremi dan Om Boby.  

"Ped" suara itu, panggilan itu, itu Gracia. 

Aku mulai berusaha untuk tetap sadar, pandanganku kembali membaik sedikit demi sedikit. Namun, aku bisa melihat jelas wajah perempuan yang aku cinta itu. Bukan ekspresi yang selalu aku lihat selama ini.

Dahi nya berkerut, mata yang tajam dan jijik memandang ke arahku, wajahnya yang memerah, bahkan aku melihat tangannya yang mengepal. Dia pasti membenci ku, dia pasti tidak akan mendengar apapun alasan dan pembelaan aku.

Dia mendekat, sangat dekat.

--- Pedro POV  END---



PLAK!!!  "KITA PUTUS, JANGAN PERNAH DEKAT AKU LAGI, PERGII!!!" ucap Gracia, setelah memberikan tamparan keras untuk Pedro.

Kamu Duniaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang