now come the tears

298 42 16
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"V! Lihat! Kau bisa melihatnya? Bulannya indah sekali jika dilihat dari sini," seru gadis cantik yang berbaring terlentang menghadap langit malam.

Pria yang tidur disebelahnya tertawa lembut mendengar keantusiasan gadisnya. Keduanya tengah menikmati waktu berdua dibawah langit malam dan taburan bintang-bintang. Membaringkan tubuh bersatu dengan bumi yang subur dikelilingi ladang bunga yang semerbak.

Indah sekali. Tidak ada siapapun selain mereka dan bulan bintang yang menghibur. Gadis itu memiringkan tubuhnya lalu tengkurap menghadap pria tersebut.

"V... Apa kau tak merindukan rumahmu?"

Solivagant- atau gadis itu menyebutnya V, membalas tatapan gadisnya dalam. Menampilkan senyum teduh sebelum ikut menyamakan posisinya dengan sang kekasih. Keduanya saling berhadapan sekarang, dari jarak sedekat itu, V dapat melihat dengan jelas kecantikan alami gadisnya.

"Aku sudah berada dirumah," jawabnya.

Irene Monic- gadis lugu itu mengedip dengan tatapan kosong. "Pack...?"

Senyum teduh solivagant perlahan menyendu, "pack akan benar-benar jadi tempatku jika mereka menerima dirimu dan aku adalah satu. Ada apa sayangku? Apa ada hal yang mengganjal di hatimu?"

Irene membiarkan solivagant memainkan rambutnya ke belakang telinganya. "Bagaimana rasanya bisa hidup bersama banyak orang?"

"Tidak sepenuhnya menyenangkan," jawab solivagant jujur.

Pria itu memainkan Surai lembut gadisnya, menggiring tubuh gadis itu untuk tidur di dadanya. Keduanya tampak serasi sekali, saling menunjukkan afeksi yang kuat satu sama lain dibawah beningnya cahaya rembulan.

"Dari sini, aku harap anak kita perempuan dan ia cantik sepertimu. Aku ingin membuatkannya rumah dari jutaan kelopak bunga agar dia tahu ayahnya sangat mencintainya." Solivagant menyentuh perut rata Irene.

Kabar baik kehamilan gadisnya baru siang tadi mereka ketahui. Kedua sejoli itu menghabiskan waktu bercumbu madu untuk merayakan kebahagiaan tiada banding yang mereka rasakan. Kehamilan Irene merupakan hal penting bagi solivagant, buah hati mereka adalah bukti seberapa yakin solivagant dalam mencintai Irene.

"Bagaimana dengan matemu? Apa kamu tidak berniat pulang dan menemaninya?"

Solivagant diam menahan sakit saat melihat luka di mata yang berlapis bening sang terkasih. Senyum hangat pria itu buat di bibir tipis tegasnya untuk menenangkan gadisnya.

[✓] House of memory | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang