four wall

505 63 6
                                    

•••

   Hidung bangir pria tinggi menjulang itu bergerak mengendus aroma yang berseliweran di lorong mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Hidung bangir pria tinggi menjulang itu bergerak mengendus aroma yang berseliweran di lorong mansion. Tubuhnya yang hanya ditutupi celana pendek yang sedikit koyak mampu membuat anak perawan di kota kelinjengan tak karuan. Jayden baru pulang dari perburuan pagi, bahkan dibahu kanannya ia mengangkut seekor rusa hasil buruan.

   Ini sangat asing, baru kali ini aroma masakan di dapur bisa menembus dinding tebal mansion. Apa ada menu baru yang dimasak oleh para omega yang bekerja didapur? Jayden berjalan cepat membawa hasil buruannya ke dapur untuk melihat apa yang dimasak.

   "Theano?"

   Jangan berharap lebih, pemuda mungil yang dipanggil namanya itu bahkan tidak menggerakkan matanya sedikitpun untuk memberikan balasan. Ia khusyuk sekali mengadon tepung yang Jay tak tahu mau dibuat apa.

  Jayden menjatuhkan tubuh rusa mati itu diatas meja dapur untuk diolah. Ia tidak tahu itu akan diolah siapa, tapi besar kecil ia berharap theano yang akan mengolahnya.

   "Eve~ kau datang? Ingin makan sesuatu?"

   Rueve yang berdiri dibelakang membuat Jayden terkejut. Kapan pemuda pendek itu masuk ke dapur? Kenapa ia tak bisa merasakan kehadirannya.

   Rueve tersenyum tipis saat melihat raut wajah Jayden yang tampaknya tak nyaman dengan keberadaannya. Omega itu berjalan mendekati theano tanpa menghiraukan keberadaan alpha itu.

  "Aku mau berburu. Lelah sekali menjadi vegetarian," ungkap rueve.

   "Bisa sisakan untukku?"

   "Aku akan." Jayden kembali tercengang melihat salam perpisahan mereka.

   "Apa itu memang kebiasaan manusia?" Jayden mendekat setelah kepergian rueve.

   "Maksudmu?"

   "Berciuman satu sama lain dengan yang bukan pasanganmu?" Theano tertawa mendengar pertanyaan Jayden.

   "Bukankah sudah biasa? Kau juga begitu kan dulu, kenapa terheran-heran?"

    "Apa ... Sangat terlambat untuk aku minta maaf?" Gerakan tangan theano berhenti. Bulir matanya yang bulat itu diam menatap kosong adonannya.

   Taeyong diam sejenak sebelum menghendikkan bahunya dan melanjutkan mengadon tepung, "mungkin."

   Telak jawaban theano membuat Jay diam membisu. Penyesalan yang baru muncul setelah perlakuan-perlakuan dingin dan apatis theano semakin besar setelah ingatan masa lalu mereka muncul di kepalanya.



   Theano kecil merupakan anak yatim piatu. Dia menjadi sebatang kara setelah kedua orang tuanya mati berkorban untuk pack mereka. Satu-satunya hal yang dulu membuat anak polos itu merasa membaik adalah karena tanda lahir ditubuhnya. Sang ibu bilang theano akan jadi seorang Luna dan dia akan bahagia seumur hidupnya kelak.

[✓] House of memory | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang