running on blade

279 40 12
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Mark tersungkur saat dengan paksa menghentikan langkah larinya. Jhonny dan Jayden yang mengikutinya dari belakang pun ikut berhenti. Keduanya menatap penasaran dengan apa yang terjadi pada Mark. Setelah huru-hara yang terjadi seminggu ini, Mark memutuskan hendak mengumpulkan toga alpha lainnya untuk berunding. Pahamilah, masalah yang mereka hadapi bukan perkara mudah.

"Ada apa Mark?" tanya Jhonny penasaran.

"Itu dia Jacob." Mark menunjuk kearah penemuannya dengan dagu.

"Astaga!"

Ketiga alpha itu berjalan tergesa mendekati tubuh tak berdaya dengan banyak luka di sekujur badannya. Sepertinya Jacob telah melewati pertarungan yang begitu sengit. Jayden langsung mengetahuinya setelah melihat keadaan sekitar yang porak poranda.

"Tombak ini!" Jayden dengan kurang ajarnya menarik paksa ranting tajam yang menembus bahu Jacob. Membuat alpha itu tersadar seketika sebab rasa sakit.

Mark memukul kencang lengan atas Jayden untuk membalas rasa sakit Jacob. "Kau gila? Dasar bodoh!" sengitnya.

Jayden tertawa pelan, "setidaknya karena rasa sakit dia tak jadi mati," jawabnya santai.

Jhonny dan Mark menggeleng tak habis pikir dengan apa yang Jayden katakan. Jacob tertatih untuk bangkit, dia seperti kehilangan kewarasannya dan hanya diam termenung. Ketiga alpha itu langsung mengetahui apa yang terjadi pada Jacob. Mark memberikan tepukan penyemangat di bahu Jacob.

  "Tombak ini... Mimpi buruk itu," desis Jayden.

   Pandangan mereka terpaku pada ranting

"Kita semua kehilangan mate masing-masing. Aku memahami rasa sakit dan penyesalanmu, Jacob. Sekarang kita harus bangkit sejenak agar kesalahan kita tidak semakin memakan banyak korban. Cukup mate kita... Tidak dengan pack atau makhluk lainnya."

"Ini salahku..."

Ketiganya tertunduk mendengar pengakuan Jacob. Perasaan senasib membuat ketiganya tidak berpikir buruk satu sama lain, sebab mereka merasakan hal yang sama. Tekad bulat untuk membantu melanjutkan perjuangan pedih yang mate mereka rasakan memberi kekuatan pada kaki mereka untuk lebih tegap dan tegar berdiri.

'theo... Jika setelah ini semua kau memilih pergi dan tidak berbalik melihatku, teruslah berjalan Theo... Terus berjalan dan kejarlah kebahagiaanmu. Moon goddess, bila aku terlalu hina untuk kau sudi dengar doaku. Kumohon dengar doa theoku,' batin Jhonny khusyuk berdoa untuk setiap langkahnya. Tak jarang alpha itu mengusap kasar ujung matanya untuk menghalau air mata yang hendak jatuh.

[✓] House of memory | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang