01

915 43 29
                                    

Sebuah mansion dipenuhi suara ricuh tawa para penghuninya yang sedang bercanda ria. Sangat menyenangkan dan hangat keadaan keluarga itu. Hingga tawa mereka berhenti ketika salah seorang keluar dari kamarnya dan berdiri dipagar lantai dua.

"Bisakah kalian lebih tenang? Mengganggu saja" ucap pemuda dengan rambut merah putih dan mata merah darah itu dengan kesal.

"B-baik bang" jawab seorang pemuda diantara mereka.

Pemuda tadi langsung pergi dan kembali kekamarnya, sedangkan sekelompok keluarga tadi hanya diam, kemudian melanjutkan acara canda ria mereka dengan lebih tenang.

Bel pintu depan terdengar ditekan satu kali. Seorang pria dewasa muncul dengan wajah lelah sambil menenteng tas kerjanya.

"Hah... Papah pulang!" Seru pria itu yang langsung merebahkan dirinya disofa.

"Selamat datang!" Seru mereka semua.

"Papah mau minum?" Tawar salah seorang anaknya.

"Uh.. Bolehlah. Papah minta kopi ya" ucapnya menjawab.

Anaknya itu lalu pergi kedapur dengan cepat dan membuatkan kopi untuknya. Sementara itu dia duduk diam sambil mendengarkan anak-anaknya bercerita.

"Tumben ngga berisik-berisik banget?" Tanya pria itu.

"Uh.. Itu, ngga papa kok. Hehe"

"Jujur aja. Papah tau kalian bohong kan?"

"Dia marah" jawab salah seorang anak rambut merah putih dengan beberapa bintang disertai bulan kecil yang menempel dirambutnya, dia mengatakannya sambil mengerjakan tugasnya dilaptop.

"Lagi?" Tanya pria itu. "Baiklah, papah kekamarnya dulu" ucapnya lagi.

"Eh pap-"

"Sshhtt!"

Pria itu kemudian menaruh tasnya disofa dan berjalan cepat kearah lantai dua. Setelah sampai disebuah kamar, dia langsung mengetuk pintu kamar itu.

*tok tok tok

"Indo, buka pintunya!" Seru pria itu dengan wajah datar.

Tak lama, pintu terbuka, menampilkan seorang pemuda yang pria itu panggil indo yang sedang memakai sebelah earphone nya dan keluar dengan wajah malas.

"Ada apa?" Tanya indo dengan malas.

"Bisa kau berhenti memarahi adik-adikmu huh? Jangan berlagak seperti kau pemimpin keluarga ini. Papah saja tidak pernah memarahi kalian" ujar pria itu dengan kesal.

"Ooh, tuan ASEAN. Bisakah anda berhenti berlagak seperti anda ayahku sendiri? Karena memang anda bukan ayahku. Lagipula, salahmu sendiri tidak memarahi mereka. Bersikaplah tegas pada anak-anakmu" jawab indo dengan wajah datar.

"Kau!-"

"Iya aku?"

ASEAN menghela nafas panjang dan menenangkan dirinya. Dia diam sebentar lalu menatap kearah anak sulungnya itu dengan lebih tenang.

"Indo, kau juga anakku. Jadi kumohon, dengarkan aku juga dan patuhi aku seperti kau mematuhi ayahmu. Hah... Baiklah, lebih baik kau turun, sebentar lagi makan malam" ucap ASEAN seraya pergi darisana.

"Ya ya ya" jawab indo malas lalu masuk dan menutup pintu kamarnya lagi.

Sementara itu, ASEAN kembali duduk disofa dengan helaan nafas yang berkali-kali ia keluarkan. Semua anaknya hanya diam karena mereka sudah tau apa yang terjadi. Hal ini sudah biasa terjadi setiap hari. Jadi tak ada alasan untuk mereka terkejut.

JATORRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang