04

483 47 1
                                    

Dimansion ASEAN semua anggota sedang duduk-duduk santai diteras, halaman maupun taman belakang. Ditaman belakang terdapat indo yang sedang merawat kedua hewan sihir dan ketiga hewan peliharaan nya.

"Garda, Moonfi, berlatihlah disana" perintah indo pada kedua hewan sihirnya.

"Oyen, meh makan. Komo, geser dikit coba. Tidurnya disana. Terus Cendra jangan terbang disana. Kena lebah mampus lu" oceh indo pada hewan peliharaannya.

Tanpa sengaja, netra indo melihat Singapore yang sedang berdiri dibawah pohon bersama hewan sihirnya yang merupakan seekor Singa putih. Namun bukan itu yang membuat indo melebarkan matanya itu, dia melihat sebuah batang pohon besar yang akan jatuh. Indo langsung melesat dengan cepat, mendorong singa hingga terjatuh ketika batang pohon itu tepat sekali jatuh ditempat ia berdiri tadi.

"Akh! Sial!" Rintih indo ketika sayapnya sedikit tertindih batang pohon. Walau bisa dikeluarkan, namun tetap saja cedera pada sayapnya lumayan parah.

"B-bang, abang ngga papa?" Tanya singapore panik sambil melihat sayap indo.

"Yah, ngga papa" ucap indo dengan wajah datar namun masih merasakan sakit.

Indo kemudian berdiri, melipat sayapnya itu kemudian mengangkat batang pohonnya. Ia membuangnya ketepi dengan cara melemparnya.

"Lain kali hati-hati" ucap indo dengan dingin.

"I-iya" jawab singa.

"Abang indo! Dipanggil papah!" Seru Cambodia dari pintu belakang.

Indo kemudian langsung pergi dari sana dengan cepat. Sayapnya belum sempat dia hilangkan dengan sihir karena dia sedang dalam mode hemat energi.

'Rasa sayangnya masih ada. Belum hilang. Artinya... Dia cuma pura-pura ngga peduli' batin singapore.

Dia kemudian mengambil ponsel yang ada disaku celananya kemudian mengirim pesan pada seseorang. Cambodia yang masih disana langsung menghampiri singapore yang masih duduk bersama hewan sihirnya.

"Abang ngga papa?" Tanya cam.

"Ya, aman damai sentosa" jawab singa.

»»——⍟——««

Keesokan harinya, mereka kembali kesekolah untuk melakukan pertandingan. Ya, pertandingan beranggotakan sekitar 25 orang yang harus saling melawan. Tak ada yang namanya teman dipertandingan itu. Orang yang bertahan paling akhir adalah pemenangnya. Pertandingan dimulai dengan lancar. Tak ada halangan maupun masalah sedikitpun. Terlihat di kursi penonton para murid masih menunggu giliran mereka.

"Gue kok gemeteran ya" gumam isra.

"Takut lah tuu" goda pales.

"Heh! Kagak! Siapa juga yang takut" ucap isra tidak terima.

'Membosankan' batin indo yang melihat pertandingan dilapangan itu.

"Pemenangnya adalah America!! Selanjutnya adalah, Serbia, Monaco, Portugal, Poland,.........., Indonesia dan Spain. Tolong untuk yang sudah dipanggil sekarang turun ke lapangan" Semua peserta dipanggil pun berdiri dan pergi kelapangan.

"Akh!" Rintih indo.

"Indo, ngga papa?" Tanya ASEAN.

"Ngga" jawab indo yang kemudian pergi dengan cepat dari sana.

"Kayanya tadi ngga sengaja kaki bang indo ketindih batu yang jatoh dibelakang pah. Tadi brunei liat, bang indo sempet kesakitan tapi abis itu kayanya pura-pura ngga ada apa apa" jelas brunei.

'Astaga indo' batin ASEAN dengan khawatir.

Para peserta saling berpencar layaknya orang akan bermain bola. Mereka diam ditempat masing-masing.

"Baiklah semuanya. Bersiap... 1... 2... 3... Mulai!"

Para peserta mulai saling menyerang dengan sihir mereka masing-masing sementara indo. Dia masih terbang dengan santai diatas walaupun sayapnya yang masih lumayan sakit.

Serbia yang melihat indo sedang santai pun langsung menyerang indo dengan sihir anginnya. Indo dengan mudah mengelak dan kembali menyerang menggunakan sihirnya. Beberapa saat kemudian indo mengeluarkan beratus-ratus bulu emas tajam yang langsung melesat kearah lapangan. Namun tidak semuanya kena, hanya beberapa. Yang kena juga masih bisa bertahan.

"Hah... Indahnya kerusakan" gumam indo dengan senyum puas.

"Astaga poland, ternyata indo lebih brutal daripada lo" ucap monaco yang ada didekat poland.

"Hm.. Lo bener" jawab poland.

"Hoy monaco, poland. Duo solo yok kita!!" Seru indo yang mulai bersemangat untuk melawan mereka.

"Skuy! Tapi disini kagak ada duo kocak! Solo semua!!" Sahut poland.

"Kagak masalah. Sekarang gass!" Indo langsung mengeluarkan sihir airnya.

"Mau pake air lo? Oke" ucap monaco. "Kalo gitu gue pake angin" gumam monaco.

Poland mengeluarkan sihir kegelapannya. Mereka kemudian bersiap menyerang indo yang masih saja terbang dan malah mengalirkan airnya pada lapangan yang membuat seluruh lapangan menjadi tergenang air.

Ditepi lapangan sudah dipasang perisai sehingga sihir apapun bahkan manusia itu sendiri tidak bisa menembusnya.

"Hei ndo, katanya mau lawan, kok malah main air?" Tanya monaco bingung.

"Liat aja" jawab indo.

Dengan cepat indo mengalirkan energi petirnya keair sehingga para siswa yang ada dibawah tersengat oleh listrik. Beberapa akhirnya dikatakan kalah dan dibawa ke uks sekolah sementara beberapa peserta yang mempunyai sayap masih bisa bertahan.

Country yang tersisa adalah serbia, poland, indo, kazakh, dan philip. Mereka kini saling menyerang, serbia melawan kazakh, philip melawan poland, sementara indo hilang entah kemana.

Tiba-tiba, beberapa bulu melesat kearah mereka, tapi kali ini berbeda. Bulu itu memiliki sedikit warna merah diujungnya. Kazakh dan serbia terkena bulu itu. Tiba-tiba badan mereka terasa lemah hingga akhirnya mereka jatuh ketanah yang sudah kering itu. Sisa poland, philip dan indo.

»»——⍟——««

Kini indo sedang berada di perpustakaan kota. Setelah pertandingan itu, indo langsung pergi ke perpustakaan kota untuk melihat-lihat. Dia sedang mencari buku dengan sangat teliti hingga tanpa sadar dia menabrak seseorang disampingnya.

"Ah, maaf" ucap indo dengan wajah datar.

"Em.. Y-ya, aku juga minta maaf" jawab gadis itu yang lebih pendek darinya. "Kak indo, sedang apa?" Tanyanya.

"Cari buku" ucap indo.

"Ooh, mau kubantu?" Tawar sang gadis. Indo menatap gadis itu sejenak.

"Ya, jika bisa. Carikan buku sejarah sihir untuk ku" jawab indo.

"Ah, buku sihir ya. Sebentar aku carikan"

Gadis itu kemudian pergi mencari beberapa buku sihir kuno. Sementara indo dia masih mencari buku lain. Beberapa menit kemudian, gadis itu kembali datang dengan beberapa buku sihir di tangannya.

"Ini kak" ucapnya seraya memberikan buku itu.

"Ya, makasih, belarus" ucap indo yang langsung menerima bukunya.

"Hum! Sama-sama. Oh ya kak, aku ada undangan buat kakak sama keluarga kakak. Besok malam akan ada pesta dirumah kami, kalau kakak sempat, tolong datang ya. Ini undangannya" ucap belarus sambil memberikan kartu undangan itu.

"Oh, baiklah. Kuusahakan datang" jawab indo dengan wajah yang tetap datar.

"Kak, apa kak indo bisa berubah jadi lebih hangat? Kuliat-liat kayanya adik-adik kak indo kaya kepengen banget loh sama kak indo. Jangan kaya bang russia, dia kan emang udah dingin dari kecil, sedangkan kakak emang cocok kok jadi orang yang ramah. Kalo bisa, ubah sifat kakak ya. Kasian adik kakak" jelas belarus.

"Oke kak. Kalo gitu aku keluar dulu ya. Dadah" ucap bela sambil menjauh dari sana.

"Ya" jawab indo. 'Berubah... Ya?' Batinnya.

JATORRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang