Disebuah gua gelap. Indo, russia dan kazakh masih saja mencari sesuatu. Mereka berjalan diiringi oleh cahaya milik kazakh. Indo dan russia sekarang sedang dalam mode hemat energi karena mereka waspada akan bahaya. Jika sampai energi mereka habis, maka habislah nyawa mereka juga jika sampai mereka bertemu musuh yang kuat.
"Akh" rintih indo seraya memegang pundaknya.
"Lu ngga papa?" Tanya russia.
"Uh... Ngga, ngga papa" jawab indo ragu.
Kazakh beberapa kali celingukan sebelum akhirnya dia menoleh lagi kearah russia dan indo yang ada dibelakangnya.
"Kayanya gue denger sesuatu dari arah sana" ucap kazakh yakin.
"Ayo kita cek" usul indo yang langsung mematikan mode hemat energinya itu. Russia hanya ikut saja kemauan mereka. Akhirnya mereka bertiga berjalan menuju sebuah tempat yang terdapat sedikit cahaya disana.
"Eh, para murid?" Ucap mereka bertiga bersamaan dengan heran.
"Kalian ngga papa?" Tanya kazakh seraya memberikan sihir healing pada mereka.
"Iya, tapi... Monster itu" ujar salah satu pemuda disana sambil menunjuk kearah monster yang sedang berdiri diantara kegelapan.
"Siapa kau? Tunjukan dirimu" ucap russia.
"Hahahahaha, aku tak menyangka kalian bisa sampai disini" ucap monster itu sambil berjalan mendekat kearah mereka.
"Apa yang kau mau? Jika saja kau ingin menculik mereka, tak mungkin kau membiarkan mereka disini kan? Gua ini sangat mudah kita jangkau. Apa rencanamu?" Tanya indo.
"Pintar! Aku memang tak menginginkan anak-anak ini. Aku hanya membawa mereka sebagai kunci kedatangan kalian kemari" sahut monster itu.
"Kunci?" Tanya kazakh.
"Yup kunci. Apa kalian tidak sadar juga? Aku menggiring kalian masuk kesini. Walau kalian tak merasakan sakit, bagaimana dengan saudara kalian hm? Dengan jatuhnya mereka, rencana kami akan terus berjalan" jelas sang monster.
"Apa maksud-... A... Sa-saudara?" Ucap indo.
"Hahahahaha. Selamat! Pasti kalian sudah tau kan?"
"Ayo cepat, kita bawa mereka pulang! Dan sebaiknya kita kembali sekarang!!" Usul kazakh yang langsung disetujui mereka. Mereka kemudian pergi dari sana menuju tempat kumpul dengan cepat.
"Selamat tinggal!" Ucap monster itu dengan diakhiri senyum licik.
Mereka saat ini sama sekali tidak bisa mengangkat para murid dengan telekinesis yang akhirnya membuat mereka harus berlari. Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan anggota FBI. Tentu dengan cepat dan tanpa menjelaskan ketiga country itu langsung terbang dengan cepat untuk kembali kesana.Sesampainya dilapangan, russia,kazakh dan indo langsung pergi ke keluarga mereka masing-masing.
"Bela! Raine!" Teriak russia dan kazakh ketika melihat kedua adiknya itu tengah kesakitan.
"Malay, phil!?" Seru indo.
Indo langsung duduk dihadapan mereka dan memegang kedua kepala mereka. Begitu juga russia dan kazakh yang melakukan hal sama. Mereka kemudian menutup mata dan mengalirkan sedikit mana pada tangan mereka yang menyentuh kepala adik mereka.
Setelah beberapa saat, mereka melepaskan tangannya dan mulai bernafas lega. Indo yang kondisinya belum stabil berakhir pingsan dihadapan semua keluarganya itu.
'Hah... Syukurlah...' Itulah batin Indo sebelum ia terjatuh ketanah dan ditangkap oleh singa.
»»——⍟——««
"Ugh" lenguh indo seraya membuka matanya perlahan.
Ia sesekali mengerjapkan matanya. Dia keheranan, sekarang ini ia berada diruangan yang tak asing. Itu kamarnya sendiri, bagaimana bisa dia sudah sampai di kamarnya? Namun itu bukanlah kamarnya yang ada di mansion miliknya tapi mansion milik ASEAN.
'Lagi dan lagi gue pingsan. Kenapa sekarang gue pingsan terus ya' batin indo seraya menatap langit-langit kamarnya dan meletakkan lengan kanannya didahinya itu.
"Udah bangun?" Tanya ASEAN.
"Hm?" Indo reflek langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat disana ASEAN sedang duduk disofa sambil menunggu indo bangun. Tak lama setelahnya, indo kembali meluruskan arah kepalanya kearah langit-langit dan menutup matanya.
"Hmm" sahut indo.
ASEAN berdiri dari duduknya dan bergerak maju mendekat kearah indo. Ia kemudian duduk ditepi kasur indo sambil mengelus rambut anak sulungnya itu.
"Udah baikkan? Atau, butuh sesuatu?" Tanya ASEAN lembut.
"Ngga usah sok peduli sama gue. Lagian lu siapa gue coba" ucap indo dengan pedas.
Walaupun perasaannya sedikit tersayat, namun ASEAN mencoba tetap tenang. Tangannya terus mengelus indo dengan lembut.
"Aku orang tua barumu... Indo" jawab ASEAN.
"Ngga, gue ngga nganggep" sahut indo dengan cuek.
"Hah... Indo. Papah minta maaf soal waktu itu. Mungkin yang papah lakuin waktu itu adalah faktor yang buat kamu jadi pembangkang begini ya?" Ujar ASEAN.
"Huh? Waktu itu? Waktu anda bilang kalau aku beban keluarga gara-gara tertuduh ngelukain laos? Halah, itumah masalah kecil. Ngga ada gunanya gue mikirin masalah ngga jelas begitu" sahut indo.
"Sungguh? Tapi pasti sakit kan waktu papah tampar? Papah kebawa emosi sampe-sampe ngga bisa ngendaliin diri"
Indo membuka matanya dan diam. Ia tak memperdulikan tangan ASEAN yang terus saja mengelusnya. Pikirannya entah melayang kemana yang berakhir dia melamun.
"Hei tuan ASEAN" panggil indo pelan.
"Ya? Ada apa?" Tanya ASEAN lembut.
"Kenapa anda ngadopsi gue?" Tanya indo yang membuat senyum kecil muncul dibibir pria itu.
"Karena, aku sayang padamu dan ingin selalu melindungimu" ucap ASEAN.
"Ngapain ngelindungin gue?" Tanya indo.
"Karena... Kau anak yang spesial. Lagipula ayahmu itu kan sahabatku sendiri. Jadi aku juga punya kewajiban menjagamu setelah dia pergi" indo hanya diam mendengar jawaban itu.
"Memang kenapa? Kok nanyanya begitu?" Ucap ASEAN penuh dengan kehangatan.
"Ga papa" jawab indo yang langsung menutup matanya kembali.
'Aku tau... Kau memikirkan hal yang sangat berat. Bertahanlah indo, dan berlatihlah keras. Sebentar lagi... Semuanya akan berakhir. Begitu juga perjalananku' batin ASEAN.
"Ayolah mal, jangan ngelamun terus" bujuk singa yang melihat malay terus saja melamun di balkon kamarnya.
Mal sama sekali tak menjawab. Dia hanya diam menatap langit. Tidak, lebih tepatnya menatap salah satu bintang yang dari kejauhan berwarna biru. Matanya bahkan seperti tak berkedip.
"Bhurash" gumam malay.
"Yivakhra" gumam phil dikamarnya.
Keadaannya sama seperti malay, dia sedang memandang bintang namun bedanya bintang yang ia pandang berwarna kuning dan itu tak jauh dari bintang yang malay pandang.
"Ryouxwa" gumam indo yang sedang tertidur dikaki ASEAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
JATORRA
Fantasía{ORIGINAL BY ME} Indo, seorang pemuda tampan yang memiliki sifat kasar dan juga pembangkang. Kehidupannya selalu saja dilingkupi rasa bosan. Namun tidak untuk beberapa waktu yang akan datang. Dirinya dan sahabatnya akan melalui tantangan, musibah da...