27

199 24 0
                                    

"....... Indo" panggil PKI pelan.

"Hm?" Sahut indo.

"Apa gue bisa mati lagi?" Tanya PKI tanpa ekspresi.

Indo yang mendengarnya langsung menoleh kearah PKI dengan wajah terkejut. "Maksudmu? Ngapain lu pengen mati hah?" Tanya indo.

"Gue..... Uhm, ngga papa kok" jawab PKI dengan senyum tipis.

Indo mencengkram kedua pundak PKI yang duduk didepannya. PKI hanya menatap indo tanpa ekspresi.

"Jawab, kenapa lu pengen mati hah?!" Tanya indo dengan nada lebih tinggi.

"Gue......" Terdapat jeda cukup lama dalam perkataan PKI. Dia menundukkan kepalanya sambil meremas bajunya sendiri. "Hiks..." Isakan kecil itu membuat indo menjadi terkejut. Dengan reflek indo langsung memeluk PKI dengan erat.

"Lu kenapa sih?!" Tanya indo panik.

"Gue... Gue capek ndo. *hiks... Gue capek dihantui rasa penyesalan itu. Gue capek selalu ngeliat suasana pembunuhan gue sendiri. Gue... Gue pengen mati aja, huaa" tangis PKI pecah dalam kamar milik indo itu.

Wajah indo menjadi sendu, dia mengelus punggung PKI dengan lembut. "Jangan ngomong begitu lah bang. Lu kira gue ngga butuh lu hah?! Lu itu penting buat gua" ucap indo.

PKI masih saja menangis sambil mengeratkan pelukan nya pada indo. Tangannya meremas jaket belakang indo dan wajahnya ia sembunyikan dipundak indo.

"Hahh.., terkadang PKI terlalu emosional" ucap Petrus yang berada tak jauh dari sana bersama saudaranya yang lain.

"Hum, lu bener. Terkadang gue ngerasa PKI itu adek gue jadinya" sahut PFI.

Hening sesaat. Hanya suara indo dan tangisan PKI lah yang mengisi keheningan itu. Petrus menolehlan pandangannya pada TNI yang sedang memandang PKI dengan wajah menyesal.

"TNI, ada apa?" Tanya Petrus.

"A... Uhm... Apa gue keterlaluan ya waktu ngelakuin hukuman mati buat PKI?. Bahkan dia sampe trauma begitu" tanya TNI sedih.

"Tenang, ngga papa. Hukumannya udah sepadan sama kejahatannya kok" sahut PFI.

"Tapi... Gimana sama masa kecilnya? Masa kecilnya juga suram banget kan? Apalagi dia anak paling terabaikan, jarang berkomunikasi, jarang dipeduliin. Cuma kita sekeluarga aja yang sayang dia. Apalagi dia juga sering dibully kan, gara gara itu dia nya jadi jahat. Lagipula masih ada penyebab lain dibalik penghianatan PKI" ucap TNI.

*DUNG!

Tiba-tiba terdengar suara dentuman yang sangat keras dari luar. Semua yang mendengarnya langsung panik. Begitupun indo dan PKI yang dengan reflek tambah mengeratkan pelukan karena kaget.

TNI dengan cepat langsung berlari dan menghampiri indo serta PKI.

"Indo, biar abang yang jaga PKI" ucap TNI. Namun PKI menatap kakaknya itu sedikit ragu.

"Yaudah bang, gue pergi ya" ucap indo seraya pergi dari sana dengan cepat.

"Jangan.... Mendekat" ucap PKI sambil sedikit demi sedikit memundurkan badannya.

Terlihat di pusat kota, indo yang berlari dengan kencang dan berhenti tepat di sebelah EU. Sedangkan EU yang melihat indo pun langsung menoleh kaget.

"Ada apa ini, tuan EU?" Tanya indo bingung.

"Entahlah, tiba-tiba aja di bawah gedung pusat ada ledakan. Mungkin ada yang menanamkan bom disana" jelas EU.

"SEMUANYA!! PERSIAPKAN PENYERANGAN!!" Teriak UN mengarahkan.

JATORRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang