“Aku ada salah, ya? Maaf, jangan gini.”
—Neala Falisya NathaniaHappy Reading
.
.
.
Dalam keheningan sesaat, diaduk rasa tak dapat terjelaskan, bibir dan dagu Neala bergetar. Melihat Aratrika yang mengepalkan tangannya dengan napas membara, membuat Neala benar-benar ketakutan. Fares lantas menghampiri kedua insan tersebut.
"Bunda, nggak pa-pa. Kendaliin emosi, Bunda." Fares mengosok lengan Aratrika menggunakan tangannya.
"Maaf." Entah untuk ke berapa kalinya, Neala menyesal. Ia selalu mengutuk sifat jeleknya ini.
Aratrika meredam emosinya. Ia menghela napas, menutup matanya secara perlahan. Gerakan Aratrika lambat, tetapi dapat mendeskripsikan amarahnya. "Makanlah, Nak. Bunda harus tidur," ucapnya pada Neala dan Fares.
"Bunda, makan dulu," bujuk Fares.
"Bunda udah makan, mau minum obat." Aratrika berdiri pelan. "Makan yang banyak, Ala," katanya dibumbui senyuman.
Ingin rasanya Neala bertanya, tetapi diurungkan karena memikirkan dampaknya.
"Bunda, Res antar ke kamar, ya." Fares memapah Aratrika yang pincang.
Kini, Neala-lah yang tinggal sendiri. Ia menampar pipinya sendiri. Jelas, tidak akan sakit. Aku bego banget, sih. Gara-gara aku bunda Fares nggak makan. Gara-gara aku juga bunda Fares jengkel.
Tak tahu dengan arah pandang Neala yang tertuju di mana, yang pasti ia merasa bersalah.
"Fares marah, nggak, ya?" tanyanya dengan suara yang kecil.
Dilihatnya punggung Fares yang akan berjalan mendekat. Apakah Neala harus meminta maaf lagi? Apakah dia harus diam? Atau dia harus pergi sekarang juga? Ah, tidak. Fares sudah menyiapkannya. Namun, bagaimana jika Fares mengusirnya?
Neala menggaruk kepala dan membuat rambutnya berantakan. Pipinya mengembung tanpa disadari. Pokoknya aku harus minta maaf, nggak boleh ada pertanyaan lagi. Ini tekad kedua Neala. Semoga tuntas. Gadis itu melihat Fares yang membawa nampan berisi dua mie ayam dan es jeruk.
"Perkataan bunda nggak usah dibawa ke hati. Bunda lagi sakit," pesan Fares.
"Maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
SASVATA
Mystery / Thriller"Kapan datang? Janjinya mana? Tolongin. Di sini aku nggak bisa napas." "Sebentar ... batunya berat. Nggak bisa disingkirin." 🍂 Kebangkrutan usaha keluarga Neala membuat dirinya dan Kania-ibu Neala-pergi dari kota kelahirannya. Meninggalkan sang k...