“Meratap hanya secepat berkejap. Menangis bukan berarti usai.”
—Berlian Aratrika CaliefHappy Reading
.
.
.
Sehari sudah berlalu, tanda-tanda kedatangan keluarga Sasmita belum hadir. Reizo kecil melihat Fares yang melompat-lompat sebab diberikan satu bungkus kerupuk kecil yang berasa gurih. Ia pun diberikan sama rata oleh Karsa. Namun, tak sesenang Fares.
"Rei, ayo kita cari nasi!" ajak Fares menuju Reizo yang duduk bersandar.
Anak itu menaikkan alisnya. "Untuk apa?"
"Makan campur nasi." Fares meremas kerupuk itu. "Rei belum pernah cobain, ya?"
Tentu saja belum. Ini makanan ringan untuk dimakan saat bersantai, bukan untuk dicampur makanan berat. Reizo menahan Fares untuk pergi. "Kata tante, tidak boleh mengambil makanan sebelum waktunya."
Fares mendekat, ia berbisik, "Rei harus tau enaknya curi nasi untuk makan."
Benar-benar menyedihkan. Mencuri nasi? Yang benar saja. Fares menarik Reizo untuk ikut. Karsa bersama Aratrika pergi ke kebun, artinya tidak ada orang di rumah.
Anak kecil itu memanjat kursi guna menggapai lemari. Di dalamnya, terlihat sepiring nasi yang sudah dihinggapi lalat. Tangan meraih benda tersebut, membawanya turun. "Ayo makan bareng," ujar Fares berbinar-binar.
Temannya menggeleng, tidak mungkin melanggar aturan yang sudah diberi. Pernyataan itu tak pantas untuk marga Sasmita. Reizo mengulurkan snack-nya. "Buat Res."
Tak butuh berapa kali pikir, Fares mengambil. Ia duduk di lantai kayu. Lahap memakan semua yang ada di tangan. Nasi digenggam, dimasukkan ke mulut tanpa memikirkan kebersihan.
Kalau ini di keluarga Sasmita, sudah dianggap melenceng. Mungkin dapat hukuman yang berat. Reizo membuat opini jika Faresta berada di rumahnya.
OσσO
"Pa, Res makan nasi yang udah Bunda simpen buat makan malam kita," kata Aratrika pasrah. Tangannya membenarkan rambut panjang yang diurai—dimundurkan ke belakang—.
Karsa dan Aratrika berada di luar rumah, tidak ingin anak-anak itu mendengar keluh kesah mereka. Pria di depan tersenyum, memengang pundak istrinya. "Harusnya kamu senang. Res lahap makannya. Itu bagus buat dia tumbuh besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
SASVATA
Mystery / Thriller"Kapan datang? Janjinya mana? Tolongin. Di sini aku nggak bisa napas." "Sebentar ... batunya berat. Nggak bisa disingkirin." 🍂 Kebangkrutan usaha keluarga Neala membuat dirinya dan Kania-ibu Neala-pergi dari kota kelahirannya. Meninggalkan sang k...