“Aku menyesal pernah bahagia bersamamu.”
—Atharizz Faresta CaliefHappy Reading
.
.
.
Reizo duduk di sofa kamarnya, di tangan ada album kenangan. Di awal, akan diperlihatkan foto keluarga Sasmita. Di halaman kedua, ada foto Reizo saat bayi. Selanjutnya adalah memori dengan Fares. Dua anak yang berfoto sambil berpelukan. Anak-anak yang terlihat memiliki perbedaan mencolok.
Lelaki itu bersandar, menenangkan pikirannya dengan dinginnya AC. Jika saja Reizo datang tepat waktu, bisakah hal itu berubah? Mungkinkah sekarang ia sedang bermain bersama Faresta?
"Papa Karsa, bukan Rei pelakunya ... tapi Res nggak percaya, pa."
Anak itu memang memiliki hutang budi kepada keluarga Calief. Di saat ia tersesat, Karsa—ayah Fares—lah yang memberi kehidupan.
"Pa, makasih, ya. Kalau aja papa nggak nyelametin Rei, sekarang Rei pasti udah di tanah." Ia kembali mengingat jelas kenangan dahulu kala.
oOo
Anak kecil tanpa perlindungan berlari menghindari anjing liar yang mengejarnya. Sepatu lepas entah ke mana, pakaian sobek akibat gigitan hewan itu, rambut acak-acakan tidak seperti biasanya. Ia menangis, berharap pertolongan dari siapa saja.
Doanya terkabulkan, tangan orang dewasa langsung menariknya memasuki rumah. Reizo mengatur napas, kemudian melihat sekeliling.
"Kamu keknya bukan orang sini, ya, Nak?" tanya Aratrika yang sedang menyiapkan makanan di atas tikar.
Fares muncul dari dalam kamar. "Ada orang?" Dirinya terdiam ketika melihat anak seumurannya, mata membulat.
"Orang tua kamu mana, Nak?" Karsa menyapu pakaian Reizo menggunakan tangan.
"Sebelumnya Reizo ingin membeli minum, tetapi dikejar hewan. Jadi, kepisah dengan ibunda dan ayahanda." Mata bergelimang air, perut pun terdengar bunyi.
Aratrika duduk di atas tikar, di depannya ada singkong rebus dan daun pepaya yang sudah dimasak. "Res, temani Reizo ganti baju." Ia tersenyum manis. "Reizo, pakai baju Fares dulu, nggak pa-pa 'kan, Nak?"
Sang empu mengangguk. Fares mengajak anak itu untuk berganti pakaian. Baju yang awalnya berwarna putih, berubah cokelat akibat lumpur dan sobek. Di dalam ruangan, Reizo melihat banyak baju yang warnanya sudah pudar. Jika itu ada di rumahnya, pekerja akan membuang pakaian tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASVATA
غموض / إثارة"Kapan datang? Janjinya mana? Tolongin. Di sini aku nggak bisa napas." "Sebentar ... batunya berat. Nggak bisa disingkirin." 🍂 Kebangkrutan usaha keluarga Neala membuat dirinya dan Kania-ibu Neala-pergi dari kota kelahirannya. Meninggalkan sang k...