“Sejuta tangkai bunga sanggup kupetik hanya untukmu.”
—Atharizz Faresta CaliefHappy Reading
.
.
.
"Atharizz Faresta Calief sama Neala Falisya Nathania," kata Fares yang mendaftar untuk lomba yang akan datang.
Gadis yang berada di belakang mereka menatap aneh kepada Neala. Pasalnya, ia seperti pernah bertemu dengan orang itu. Namun, kapan?
"Reii," bisik gadis itu. "Gue penasaran sama murid baru di depan."
"Nanti kita cari, Sya." Reizo Sasmita—kekasihnya—menepuk pelan kepala yang lebih rendah darinya.
Asyana Nayanika mengangguk setuju. Meski berbisik, Fares mendengar percakapan mereka. Ia lantas menarik Neala pergi secepatnya.
Asya peka, ia paham bahwa Fares menyadarinya. "Gue nggak suka banget sama Fares," kritik Asya.
"Kita bicarain nanti, ya."
Di posisi Fares, ia membawa Neala ke belakang sekolah—tempat peristirahatannya dan teman terbaik masa dulu—.
"Kenapa kita lari? Kenapa aku ke sini? Kok kamu kek gelisah? Kamu ada masalah? Aku ada salah, ya? Maaf, jangan gini." Neala melihat ke sekelilingnya. Hanya ada mereka berdua.
Fares membelakangi Neala, ia menaruh kedua tangan di pinggangnya. "Ala, lo ... lo harus ngejauh dari mereka."
Neala memiringkan kepalanya. "Siapa? Kenapa? Mereka orang jahat? Kenapa mereka jahat? Mereka nggak baik buat aku? Aku ada salah, ya? Maaf, jangan gini."
Lelaki itu berbalik. Ia memegang kedua lengan Neala, ditatapnya gadis itu dengan harapan penuh. "Lo percaya sama gue. Gue bakal jagain lo, gue bakal buat lo aman."
"Aku nggak pa-pa. Aku aman. Aku baik-baik aja. Siapa yang kamu maksud? Mereka pasti orang jahat. Kalau itu mau kamu, aku bakal lakuin." Neala menarik kedua sudut bibirnya. "Aku bakal patuh sama kamu."
Neala kembali melihat brosur fashion show yang akan mereka ikuti. "Temanya raja dan ratu, atau bisa juga pangeran sama putri. Aku nggak ada baju princess. Aku harus gimana? Aku harus beli? Tapi aku nggak punya uang. Gimana kalau kita sewa aja?"
"Iya, kita sewa." Fares menarik kertas itu. "Jangan pikirin soal biaya." Tangannya dengan enteng membuang brosur di tempat sampah.
"Ratu cantik Res." Fares mencabut bunga aster putih di sekitar sana. Ia menempelkannya di telinga Neala. "Aster putih melambangkan kepolosan, sama kek lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
SASVATA
Mystery / Thriller"Kapan datang? Janjinya mana? Tolongin. Di sini aku nggak bisa napas." "Sebentar ... batunya berat. Nggak bisa disingkirin." 🍂 Kebangkrutan usaha keluarga Neala membuat dirinya dan Kania-ibu Neala-pergi dari kota kelahirannya. Meninggalkan sang k...