“Permainan sudah dimulai, mari beranjak dari keterpurukan.”
—Asyana NayanikaHappy Reading
.
.
.
Tak terasa mengingat kejadian itu membuat Reizo di masa kini tertidur pulas. Tangannya memeluk album itu, tak ingin dilepas. Dara mengetuk kamar berkali-kali yang membuatnya memasuki ruangan tersebut.
Dara membawakan jus pir kesukaan tuannya. Ia menunduk, memperhatikan buku tersebut. Seulas senyum terbit di wajah. Dara menaruh gelas itu di meja.
Sehat selalu putra Tuan Daris dan Nyonya Gahyaka.
Dari luar, adik Reizo memperhatikan hal tersebut. Mulutnya dimonyongkan, ia pun ingin merasakan kasih sayang orang tua secara langsung.
PRT kepercayaan Sasmita menyadari pemantauan ini, walau tidak melihat secara langsung. Ia berbalik, tidak mendapati siapa pun di sana. Dara perempuan yang adil, ia tersenyum untuk orang di luar.
Cepat sembuh putri kesayangan keluarga Sasmita.
Ponsel Reizo berdering, tertera kontak 'kesayangan Rei' di sana. Dara menggoyangkan kepala Reizo. "Rei, Asya telpon."
Lelaki itu lantas membuka mata yang terlihat merah. Pandangannya buram, ia merasa lehernya panas sebab mimpi buruk yang dialaminya. "Bi Dara ...." Ia tersenyum sambil mengucek mata.
Dara membungkukkan badan, perempuan itu pergi ke luar dan meninggalkan Reizo sendiri.
Sang empu mengambil ponsel, memencet tombol hijau di sana. "Halo, Sya."
"Permainan udah dimulai."
Reizo berbalik, mencari kotak yang seharusnya ia dapatkan. Tidak ada tanda-tanda orang masuk selain Dara. Ia bergegas membuka lemari—tempat ditemukannya kardus pertama—. "Gue dapat, Sya."
Ia membuka kotak itu, berisi kartu putih keras dengan sampul depan bertuliskan AZ. Di belakangnya ada kalimat yang menjadi surat.
Permainan sudah dimulai.
Selamat karena menjadi pemain permainan ini.
Perlu diingat, hanya ditemukan satu pemenang.
Didoakan agar tak mati.
Berserah diri kepadanya yang agung.Tidak ada negoisasi, tak memerlukan suap, menolak protes.
Jangan terburu-buru menaiki tangga,
tetapi jangan tertinggal.
Semoga beruntung, Sasmita.12. Reizo Sasmita
—Zr
Ia membacakan isi surat. Benar-benar membuat merinding saja. "Asya, lo kenal siapa pengirim ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SASVATA
Mystery / Thriller"Kapan datang? Janjinya mana? Tolongin. Di sini aku nggak bisa napas." "Sebentar ... batunya berat. Nggak bisa disingkirin." 🍂 Kebangkrutan usaha keluarga Neala membuat dirinya dan Kania-ibu Neala-pergi dari kota kelahirannya. Meninggalkan sang k...