14. PULANG

362 192 338
                                    

“Selamat berpisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat berpisah. Semoga di lain waktu kita dapat bersemuka.
Reizo Sasmita

Happy Reading

.

.

.

Fares kecil mendorong Reizo untuk membasahkan diri ke sungai. Sang empu awalnya menolak keras. Melihat Aratrika yang mencuci pakaian di air yang sama, tentu akan melepaskan bakteri-bakteri yang nantinya berada di tubuh mereka. Apalagi sabun cucinya.

"Res," kata Reizo sambil menutup mata, melindungi wajahnya dengan tangan dari siraman air Fares.

Anak itu tertawa, tidak dengan Reizo. Ingin marah, tetapi berpikir seribu kali.

"Res, Rei," panggil Aratrika yang akan memberi sabun ke mereka.

"Ayo ke bunda." Fares memegangi tangan Reizo, mengajaknya menemui sang ibu.

Pakaian mereka dibuka, dioleskan sabun batang ke tubuh. Sabun itu keras, sangat berbeda dengan sabun cair di rumahnya. Reizo kecil enggan membuka celana, ia merasa malu di tempat terbuka ini.

Aratrika memaklumi, ia tetap tersenyum dan tertawa dengan tingkah laku Fares. "Rei, kalau nanti Rei udah balik ke rumah Rei, jangan lupain Res, ya," pesan wanita itu.

Reizo hanya mengangguk, ia tidak pernah berjanji.

OσσO

Seorang anak laki-laki repot menyingkirkan diri dari semut-semut api, sedangkan Fares sibuk memanjat pohon untuk memakan rambutan. Aratrika sendiri sudah pulang duluan, anak-anak itu ingin bermain. Ralat, hanya Fares.

"Rei, itu yang jatoh diambil!"

Sang empu lantas mengambilnya cepat. Kulitnya terasa terbakar sebab tak menggunakan tabir surya. Telapak kaki pun gatal-gatal gara-gara tak menggunakan alas. Reizo menjerit saat sumut berhasil menggigit leher. Ia memukul-mukul diri sendiri.

Fares mau tak mau harus turun. Kondisinya lebih parah, semut-semut berjalan di pakaian, ada pun yang menyangkut di kulit. "Rei pasti nggak pernah gini." Fares perih hati, berpikir bahwasanya kehidupan Reizo lebih buruk.

"Mari kembali," ajak Reizo sambil menggaruk badannya. Mandi lagi di sungai rasanya tak memuaskan. "Itu sudah banyak." Sebab Reizo takkan memakannya.

Fares menaikkan bibir, menyatukan alis, dan menyipit mata. "Karna Rei temen Res, Res ikuti." Ia mengubah ekspresi menjadi bahagia. "Res ambil dulu, Rei ke sana aja." Tunjuknya pada pepohonan.

SASVATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang