“Jika diberi kesempatan mengasuh anak di seluruh dunia, kata letih adalah hal yang tidak berlaku di hidup saya.”
—Berlian Aratrika CaliefHappy Reading
.
.
.
"Boboiboy air!" Neala menyemprot Fares dengan pistol air. Mereka tengah berada di pinggir laut, bermain layaknya anak kecil.
Fares menutup wajahnya dengan telapak tangan, tawa terdengar di sepanjang saat. "Boboiboy bukan cewek."
"Yang bilang perempuan siapa? Aku 'kan cuma cosplay. Memangnya kamu Boboiboy? Kenapa kamu Boboiboy? Boboiboy bisa nyata? Kok kamu gitu? Aku ada salah, ya? Ma–"
Lelaki di depannya melemparkan air menggunakan tangan. Tak disangka air itu masuk ke dalam mulut Neala.
"Hulk, asin tau!" Neala menggeluarkan lidah, menyipitkan mata sebab tak enak rasanya. "Udah jadi hulk, jadi Paris, makin nakal! Kok kamu gitu sih? Kamu mau aku jadi garam? Kenapa jadi garam? Jangan-jangan karna aku kebanyakan masukin garam waktu itu. Jadinya kamu balas dendam 'kan?"
Fares menggeleng cepat, tangan berada di depan dada guna berjaga-jaga jika gadis itu menyerang. Benar dugaannya, tatapan tajam Neala adalah isyarat menerjang. Melawan ombak-ombak yang tak seberapa, Neala melompat—walau kecil—dan berlari—meski lambat—guna memukul Fares.
"Nakal!" Kedua tangan meninju dada Fares yang tertutupi kemaja tipis. Tidak menghindar, lelaki itu menikmatinya.
Warga sekitar menganggap mereka adalah saudara sebab datang dengan seorang ibu. Maka dari itu, tak ada omongan cabai yang terdengar.
"Res, Ala, udah," kata Aratrika sedikit memperbesar suaranya. Akhirnya setelah sekian lama, wanita ini tersenyum manis. Pikirannya sudah sedikit jernih, kulit pun tidak pucat lagi. "Ayo makan."
Neala mengangkat kedua lengannya, bersorak karena akan mengisi perut. Ia berlari mendahului Fares. Aroma ayam mentega dan kentang balado memasuki indra penciuman. Tersedia es jeruk manis yang menggugah selera.
Mereka duduk di sebuah tikar sedang, menikmati embusan angin dan suaran ombak. Mentari akan menenggelamkan diri, digantikan bulan untuk menyinari belahan bumi.
"Bunda, suap," pinta Fares yang duduk bersila dengan kedua tangan yang ditaruh di kaki. Pakaiannya dan Neala basah tercampur pasir, tetapi tak apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASVATA
Mystery / Thriller"Kapan datang? Janjinya mana? Tolongin. Di sini aku nggak bisa napas." "Sebentar ... batunya berat. Nggak bisa disingkirin." 🍂 Kebangkrutan usaha keluarga Neala membuat dirinya dan Kania-ibu Neala-pergi dari kota kelahirannya. Meninggalkan sang k...