03-Agenda Random

1.9K 224 23
                                    

Haidar fokus membaca deretan kalimat di layar laptop. Di sampingnya, seorang gadis baru saja datang usai memesan makanan. Mereka sedang mengerjakan tugas videografi bersama di sebuah cafe yang tak jauh dari sekolah.

Haidar berdecak karena apa yang ia lihat di layar laptop, tidak sesuai dengan keinginan. "Kok yang ngisi form yang aku buat cuma empat anak ya, Yang? Padahal di form pendaftaran ekskul banyak yang ngisi."

Gadis yang duduk di sebelah Haidar sontak menoleh. Ia memandang pacarnya dengan mata terbelalak. Tak lama, satu geplakan ia daratkan dengan keras di bahu Haidar. "Anjir, Yang! Kamu beneran share formulir yang isinya freak banget itu ke anak baru?!"

Haidar mengusap bahunya yang lumayan nyeri. "Namanya juga usaha."

"Goblok, ih. Mana ada yang mau ngisi, Idarrr. Lagian ngapain nyariin janda buat ayah kamu sampe segitunya? Nggak jelas banget. Kita pakai cara lain aja lah, jangan kayak gini." Valda sungguh tak habis pikir dengan jalan pikir Haidar. Bisa-bisanya lelaki itu mencarikan jodoh untuk ayahnya dengan google form.

Sedang kesal-kesalnya, ia justru dibingungkan dengan Haidar yang tiba-tiba tertawa. "Malah ketawa."

"Kamu inget bocil yang waktu itu aku ceritain nggak? Yang kelas 10 IPS 3, yang pernah salah kostum pas MPLS hari pertama?"

Mendengar itu, Valda jadi ikut tertawa. Teringat dengan adik kelasnya yang datang ke kegiatan orientasi siswa, mengenakan seragam koko putih dan celana hitam. Anak itu salah kostum akibat tidak mendengarkan pengarahan. "Anak yang kek mau ngaji itu? Terkocak sih dia. Emang nggak ada yang bener anak kamu di IPS 3. Btw, dia kenapa?"

"Lihat nih, beneran dia isi semuanya sampai nomer terakhir, njir. Sampai pertanyaan teraneh juga dia isi. Tapi, Yang, keknya dia anak broken home juga deh. Di sini katanya ibunya single parent. Kepoin IG-nya ah." Haidar membuka Instagram dan memasukkan nama akun yang ditulis adik kelasnya itu dalam formulir.

Haidar cukup ternganga melihat followers Instagram wanita dengan bio bernama dr. Airin Anindya Sekar Ayu. "Ni followers segini banyak tuh dapet dari beli nggak, ya?"

"Ih, Yang!" Lagi-lagi, Valda menggeplak bahu Haidar. "Itu mah owner-nya AS-Beauty, produk skincare yang aku kemarin baru coba. Njir, ternyata itu bocil bukan sembarang bocil."

"Iya kah?"

"Tapi tapi tapi ... ayah kamu follow dia juga loh. Lihat deh!" Valda menunjuk bagian yang memperlihatkan bahwa ayah Haidar mengikuti akun tersebut.

"Lah, iya ya? Dia juga follow ayahku, jangan-jangan mereka saling kenal. Kalau gitu ...."

"Idar ...." Valda saling pandang dengan Haidar. Senyum mereka perlahan terbit, seolah dapat membaca pikiran satu sama lain. "Kamu kepikiran juga sama yang lagi aku pikirin kan?"

"Kali ini pasti nggak akan gagal lagi kan, Yang?"

"Jadi, kita jalanin misi lagi?" Valda mengulurkan tangan pada Haidar.

"Deal." Haidar menyambut uluran tangan Valda dan menjabatnya dengan penuh rasa yakin. Kali ini, semoga ia bisa menemukan orang yang tepat untuk ayahnya.

***

Nanda keluar dari kamarnya dengan seragam yang telah rapi. Ia berjalan menuju ruang makan, berharap sang mama masih ada di rumah. Sejak tinggal dengan mamanya, Nanda jarang sekali mendapati Airin di rumah. Mamanya itu terlihat sangat sibuk. Namun, hari ini sepertinya adalah hari baik untuk Nanda. Ia melihat Airin tengah di dapur, tampak berbicara dengan seorang wanita yang cukup asing.

"Pagi, Mama."

Airin menoleh ke belakang, menatap Nanda yang tengah berjalan mendekatinya. "Nah, kebetulan. Nda, kenalin ini Ibu Nisa. Mulai hari ini, Bu Nisa kerja di sini buat nyiapin sarapan kamu dan bersih-bersih rumah. Jadi kalau kamu butuh sesuatu dan Mama lagi nggak ada, kamu bilang sama Bu Nisa. Nanti Bu Nisa bakal ada di sini dari subuh sampai kamu pulang sekolah."

Ananda✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang