2

120 7 0
                                    

Malam itu, Helena datang menghampiri Kenneth dan Margaret. Mungkin wanita tua itu bosan berada di Burrow sehingga ia pergi berkunjung ke kastil lainnya. Kenneth terlelap lebih cepat sehingga hanya ada Margaret disana.

"Witchave sepi sekali. Ternyata Kenneth ada disini." Ujarnya tenang sembari menyesap tehnya. Margaret hanya tersenyum sekilas. Nada bicara Helena tidak pernah berubah. Ia selalu terdengar ketus.

"Yang Mulia Raja mengunjungiku tadi, tetapi ia tidur lebih cepat. Aku masih belum bisa tidur, ibu suri."

"Ya, Kenneth pasti sangat letih. Dimana Mary?"

"Mary ada di kamarnya." Jawab Margaret sekenanya. Helena hanya mengangguk, tak memberi respon apa - apa lagi, membuat suasana mendadak canggung disana.

"Tadi sore, Panglima Cedric mengunjungiku. Kami mengobrol dan aku terkejut bahwa skandal kematian ibumu terbuka. Apakah itu benar?"

Mata Margaret membulat saat Helena berkata demikian. Wajahnya datar, tak menampakkan ekspresi apapun. Ia seperti biasa saja mengetahui hal tersebut, berbeda dengan Margaret yang berusaha untuk menahan kekhawatirannya sejak tadi sore.

"Aku akan mengatasinya."

"Kau sudah menyeret putraku, Margaret."

Margaret harus menghadapi ujian untuk kedua kalinya saat Helena berkata demikian. Wanita tua itu bahkan memanggil Margaret dengan namanya, bukan dengan sebutan kehormatan seperti biasanya. Margaret enggan menggubrisnya, tetapi ucapan Helena baru saja memancing kekhawatirannya lagi.

"Ku dengar, Dewan Kerajaan Godwhite mengirim surat pada Dewan Kerajaan Whitemouttier yang mengadukan skandal ini. Aku tahu putraku yang melakukan hal itu, tetapi aku benci saat namanya terseret dalam skandal semacam ini karena ia melakukannya untukmu, bukan untuk dirinya sendiri." Lanjutnya lagi dengan kalimat yang sangat pedas.

"Ibu suri, aku sedang berusaha menekan skandal ini. Panglima Ansel sedang dalam perjalanan kemari."

"Lalu apa untungnya bagi kita? Apakah dia akan keluar dan berkata bahwa skandal kematian ibumu sudah diatur dan dilakukan atas persetujuannya sendiri? Siapa yang akan mendengarkan fakta semacam itu?" Tegasnya lagi. Margaret terdiam seketika.

"Aku berharap skandal ini tidak membesar atau Viktor akan mendengarnya."

"Ayah belum mendengarnya?" Margaret mengernyit was - was.

"Apa kau ingin aku memberitahunya?" Ucapan Helena tak ramah sama sekali, membuat Margaret tak ingin bicara lagi disana.

"Dengar, bila skandal ini terus berlanjut, nama Keluarga Days akan dipertaruhkan, apalagi Kenneth. Jangan seret nama putraku apapun yang terjadi, Margaret. Kenneth memang sangat peduli kepadamu, tetapi dia punya Whitemouttier untuk diurus. Kita tidak bisa melihat citra raja kita menjadi buruk atau Viktor yang akan turun tangan." Sedetik kemudian ia beralih begitu saja, meninggalkan Margaret yang masih terdiam di tempatnya. Ia merenungi setiap kalimat yang diucapkan oleh Helena barusan. Rasanya, ini memang bukan masalah sepele. Margaret belum tahu masalah sebesar apa yang sedang ia hadapi sekarang dan ia merasa buta arah.

***

Karena Kenneth telah tertidur lelap, Margaret memberanikan diri untuk keluar istana. Ia tak ditemani siapapun, bahkan Elise sekalipun. Hanya ada prajurit yang mengawal kedatangannya pada William Johanson. Semua orang tahu bahwa lelaki tua itu adalah diplomat yang berasal dari Godwhite. Hanya dia satu - satunya tempat Margaret untuk mencari informasi lebih jauh.

William melangkah cepat saat pintu rumahnya diketuk dengan keras. Sekilas ia mengintip dari lubang. Banyak prajurit istana yang berjajar di depan rumahnya. Ia tak sempat berpikir mengenai urusan apa yang membuat orang istana datang kemari. Namun ketika ia membukanya, ia tahu jawabannya.

THE DAYS : Season 1 - House of ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang