Hari - hari Margaret berubah 180° semenjak itu. Ia sering melamun dan enggan berbaur dengan orang lain. Margaret lebih cenderung menutup diri dan duduk sendirian di taman belakang. Sekarang, ia memiliki pola tidur yang sangat buruk. Margaret kerap tidur lebih awal, tetapi ia akan terbangun di tengah malam lalu terjaga hingga pagi hari. Awalnya, orang - orang tak menyadari hal tersebut. Namun isu menyebar sangat cepat. Perubahan sikap dan pola keseharian Margaret adalah hal yang menjadi gosip hangat yang sedang dibicarakan oleh orang - orang di Istana.
"Grace." Elise datang untuk membangunkan Margaret karena ini sudah menjelang tengah hari. Margaret nampak sangat nyenyak tidur. Namun saat Elise menoleh ke sisi lain, ia baru saja sadar bahwa Margaret sudah bangun sejak tadi. Hanya saja, ia diam di tempat tak bergerak sehingga orang - orang mengiranya masih tidur.
"Yang Mulia Raja berkata bahwa ia akan datang berkunjung di jam makan siang. Apakah kau tidak ingin siap - siap sekarang? Aku melihat gaun yang diantar oleh penjahit istana. Gaunnya sangat cantik. Kau pasti suka memakainya." Elise merayunya supaya Margaret mau bicara padanya. Namun nyatanya, wanita itu masih tetap tak bergeming. Ia melamun dengan tatapan mata kosongnya.
"Grace." Kali ini Elise memberanikan diri duduk di tepi kasurnya, mengusap rambut Margaret yang menjuntai panjang. Wanita itu sedang memunggungi Elise sekarang.
"Georja mengirim surat kepadaku. Sepertinya ia mengirim surat karena Panglima Ansel mengiriminya surat lebih dulu. Ia menanyakan keadaanmu. Apa yang harus ku tulis bila kau seperti ini terus?" Ujarnya terus terang. Sepertinya hal tersebut cukup mempan untuk memancing perhatian Margaret. Buktinya saja wanita tersebut menoleh pada Elise.
"Bibi Georja?"
"Ya, bibimu mengirim surat. Sekarang bangunlah supaya aku bisa mengabarkan bahwa kau baik - baik saja." Elise menarik tubuhnya dengan cepat. Henrietta bersiap pada posisinya saat ia melihat Margaret telah bangkit. Ya, mereka berdua akan memandikan Margaret. Kini, mereka perlu mempersiapkan berbagai macam rayuan setiap harinya untuk membujuk Margaret melakukan aktivitas sehari - harinya, termasuk mandi dan makan.
***
Kenneth datang tepat tengah hari sehingga pelayan Monza menyiapkan makan siang untuknya. Benar, hanya untuk Kenneth karena Elise melarang pelayan dapur untuk menyiapkan makanan untuk Margaret. Sudah lama wanita tersebut tidak mau makan dan membuat para pelayan harus berbagi tugas untuk menghabiskan makanan yang tak disentuh Margaret. Sebenarnya, Kenneth sudah mendengar laporan tersebut dari Henrietta. Namun akhir - akhir ini urusan Istana sangat sibuk sehingga ia baru sempat menghampiri Margaret sekarang.
"Permaisuri." Panggilnya lembut. Kenneth duduk tepat di sebelah Margaret yang sedang memandangi taman dengan tatapan kosong. Ya, wanita tersebut sedang duduk di balkon. Henrietta sudah membawa gaun paling cantik dari penjahit Istana, tetapi Margaret menolak memakainya. Ia hanya mau memakai gaun tidur putih dengan rambut yang digulung sederhana.
"Archer menanyakanmu tadi. Ia akan mengunjungimu nanti malam." Ujarnya pelan. Tak ada tanggapan dari Margaret. Ia tetap menoleh pada taman dengan tatapan kosong.
"Margaret, aku rasa kita harus beristirahat dari urusan Istana. Bagaimana bila kita mengagendakan liburan? Aku tahu kau sangat suka liburan." Kenneth menawarinya dengan hangat, tetapi sama sekali tak ada respon dari Margaret.
"Sayang, dengarkan aku."
"Lepaskan aku!"
Kenneth sudah akan menarik tubuh Margaret supaya mereka berdua dapat saling berhadapan, tetapi yang ia dapat justru bentakan keras. Lelaki itu tak menyangka bahwa Margaret menjadi orang yang sangat tempramen. Tak menunggu waktu yang lama, Elise segera menghampiri mereka saat ia mendengar suara teriakan Margaret.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAYS : Season 1 - House of Chaos
Fiksi SejarahWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** From The Days Universe THE DAYS : Season 1 - House of Chaos Keluarga Days : Musim 1 - Rumah Kehancuran *** Tak ada lagi kehidupan indah bak dongeng *** Godwhite mema...