25

61 9 1
                                    

Kenneth datang ke Istana Raja saat matahari telah tenggelam. Ia turun seorang diri sembari membawa satu lampu minyak yang cukup besar sehingga cahayanya mampu menerangi jalannya. Lelaki itu masuk lalu melangkah menuju meja kerjanya. Ia meletakkan lampu minyaknya sembari mencari selembar kertas. Kenneth memegang pena di tangannya sekarang, bersiap untuk menulis sesuatu yang sejak tadi telah ia pikir matang - matang.

Tiba - tiba saja Kenneth dikejutkan oleh keberadaan Panglima Cedric di ambang pintu. Ternyata lelaki itu belum pulang dari Istana. Dilihat dari tatapannya, Kenneth merasa keberadaan lelaki itu disana bukan sebuah kebetulan. Ya, ia baru saja sadar bahwa Panglima Cedric telah mengawasi area Istana Raja sejak tadi sehingga ia tak kunjung pulang.

"Ced." Panggilnya singkat. Tatapan Cedric benar - benar tak bisa dideskripsikan sama sekali.

"Aku mendengar percakapanmu dengan permaisuri sehingga aku memilih turun ke Istana Raja, Yang Mulia. Aku sangat mengenalmu. Aku tahu apa yang kau pikirkan sekarang." Ujarnya sembari menatap pena yang sedang Kenneth bawa. Pikiran dua lelaki tersebut benar - benar terkoneksi dengan baik.

"Jangan melakukan apapun, Yang Mulia. Aku tahu kau sangat mencintai permaisuri, tetapi membuat pengalihan isu hanya akan membuat tuduhannya kembali kepadamu. Bila kau berniat mengakui perbuatanmu, maka pemerintahan akan hancur. Bayangkan kekuasaan Keluarga Days selama sembilan generasi harus runtuh hanya karena masalah semacam ini. Apa itu adil untuk orang - orang yang berdiri di belakangmu?"

Kenneth terdiam mendengar ucapan Cedric barusan. Isi kepalanya kembali berkecamuk. Ia kembali menimbang dalam pikirannya saat ini.

"Aku tahu hubunganmu dengan permaisuri sudah di ujung tanduk, tetapi ada hal - hal yang memang sudah harus berjalan sesuai takdir. Aku mengingatkanmu sekali lagi, Yang Mulia. Kau tidak akan kehilangan permaisuri karena seintens apapun gugatan cerai yang ia buat, kalian tidak akan bisa bercerai dengan mudah selagi kau tidak menanggapi gugatan yang dibuatnya. Ia tetap akan menjadi permaisurimu selamanya."

"Tetapi bagaimana bila Margaret tidak pernah kembali kemari lagi, Ced?" Tandasnya mendalam. Kini giliran Cedric yang terdiam mendengar pertanyaan Kenneth.

"Aku terbiasa melakukan apapun bersama Margaret. Aku menceritakan semua keluh kesahku kepadanya. Di Istana ini, hanya dia yang mampu menahan emosiku yang meledak - ledak. Aku hanya tidak bisa membayangkan bagaimana gelapnya hidupku tanpa Margaret. Tadi aku mendengar Margaret menyuruh Archer menyiapkan kepulangannya ke Godrech. Mary merengek ingin ikut dengannya. Aku tidak begitu akrab dengan Mary, tetapi aku tidak mau dia ikut pergi dari Istana. Aku tidak bisa kehilangan anakku." Kenneth menjelaskan posisinya. Cedric berkaca dua kali pada dirinya sendiri. Sebagai seorang lelaki yang juga sudah berkeluarga, ia tahu apa yang dihadapi Kenneth memang sangatlah berat.

"Permaisuri pasti akan kembali kemari, aku yakin itu. Bersabarlah, Yang Mulia. Tunggu skandal ini mereda." Cedric memohon disana. Kenneth yang semula yakin untuk membuat pengakuan, kini justru kembali mundur. Ia tahu apa yang diucapkan Cedric memang benar. Pemerintahan akan terguncang. Ia tidak bisa mempertaruhkan kejayaan Keluarga Days demi mempertahankan Margaret di Istana Dakota. Semua hal punya masanya masing - masing.

***

Margaret baru saja bangun tidur saat ia melihat Panglima Ansel datang dengan wajah cemasnya. Wanita itu mengernyit, begitu juga Henrietta. Tiba - tiba saja ia menunjuk keluar, membuat Margaret menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Panglima Ansel. Namun tak ada apa - apa disana.

"Kau ini kenapa?" Tanyanya bingung.

"Elise dieksekusi hari ini, Yang Mulia."

Tanpa aba - aba sama sekali, Margaret bangkit dari kursinya dengan air mata yang mulai meluncur. Ia lari dengan cepat menyusuri lorong - lorong yang sepi tersebut. Wanita itu membelah sekelompok prajurit yang sedang berpatroli, membuat semacam kegaduhan karena kini perhatian mereka semua tertuju pada Margaret.

THE DAYS : Season 1 - House of ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang