26

61 10 0
                                    

Setibanya di Kantor Dewan Kerajaan, Margaret segera berlari menuju halaman belakang. Tempat tersebut memang sering digunakan sebagai tempat eksekusi. Benar saja, orang - orang sudah siap disana. Elise telah berdiri di atas podium yang mirip seperti panggung kematian. Bila Margaret telat sedikit saja, maka ia mungkin tidak akan pernah bertemu dengan Elise lagi.

"Permaisuri." Beberapa orang mulai mengejar Margaret saat wanita tersebut berlari begitu saja menuju podium tersebut. Namun mengejar Margaret sama saja mengejar angin. Pasalnya, tak ada yang berani berada terlalu dekat dengannya, apalagi menyentuhnya, kecuali orang tersebut sudah siap berurusan dengan hukum Istana.

"Grace, kau tidak seharusnya berada disini. Kembalilah ke Istana sekarang juga." Elise nampak terkejut melihat keberadaan Margaret disana.

"Elise, mengapa kau melakukan ini? Ayo, kita pergi dari sini sekarang juga. Kita akan kembali ke Godrech." Margaret berusaha melepaskan ikatan tali yang mengikat kedua tangan Elise. Wanita itu nampak benar - benar putus asa.

Tanpa aba - aba sama sekali, Margaret menarik Elise untuk turun dari sana. Namun Elise mempertahankan dirinya. Ia tak mau bergerak dari tempatnya, membuat Margaret menoleh dengan tatapan kecewa yang teramat mendalam.

"Kita tidak bisa pergi kemana - mana, Yang Mulia. Kita tidak akan diterima, baik di Godwhite maupun di Dakota."

"Aku tidak peduli. Kita bisa mencari kerajaan lain untuk ditinggali. Aku punya banyak uang. Ayo, Elise. Ikutlah bersamaku." Margaret sudah akan menariknya lebih keras, tetapi Elise tetap pada pendiriannya.

"Itu bukan masa depan yang diinginkan oleh ayahmu." Sahutnya cepat. Kali ini Margaret tidak langsung menoleh kepadanya. Ia melipat bibirnya ke dalam, membiarkan air matanya jatuh dengan deras sebelum ia menyekanya lagi.

"Aku sudah menang, Elise. Godwhite mungkin akan menjadi milik Whitemouttier, tetapi kelak yang menjadi raja adalah Archer, anakku. Aku sudah menang, apa lagi yang harus aku kejar? Aku bisa kembali ke Dakota kapanpun aku mau. Ayo, kita harus pergi."

"Yang Mulia, aku tidak bisa!" Kali ini Elise setengah membentaknya supaya Margaret dapat mengerti keadaannya. Namun tangisan Margaret justru kembali pecah. Wanita itu menangis dalam diam.

"Setelah ini, pulanglah ke Godrech bersama Georja. Dia menjemputmu, dia sudah berada di Dakota saat ini."

"Aku tidak akan pergi kemana - mana tanpamu!" Margaret mulai mengamuk dengan bentakan yang keras. Elise sudah akan maju untuk menenangkannya sebelum Margaret mundur perlahan sembari mengigit jarinya. Sesekali ia menutup wajahnya saat orang - orang mulai memperhatikannya. Ya, itu adalah reaksi yang muncul saat Margaret mengalami serangan panik.

"Grace, dengarkan aku." Elise menggapai pundaknya dengan cepat. Margaret masih terdiam dengan tatapan mata yang mulai tidak fokus.

"Cepat pergi dari sini. Mereka akan curiga bila kau tidak merelakanku seperti ini. Ayo, pergi." Elise memaksanya sembari memutar tubuh Margaret. Wanita itu baru berjalan selangkah saat ia menoleh kembali pada Elise yang sedang digiring oleh petugas untuk kembali ke tempatnya.

"Elise..." Kali ini Margaret terisak secara terang - terangan. Elise menjadi tidak tega sehingga ia memeluk Margaret dengan erat. Ia meneteskan air matanya disana, tetapi ia cepat - cepat menyekanya. Orang - orang sudah akan mendekat karena proses eksekusi menjadi terjeda akibat kedatangan Margaret. Namun mereka segera menghentikan langkah mereka saat Archer memperlihatkan diri dengan tatapan tegasnya. Kenneth mungkin tidak ingin melihat Elise dieksekusi sehingga ia kembali ke Istana lebih awal, tak mengetahui bahwa Margaret kabur kemari setelah ia mengetahui bahwa Elise akan dieksekusi pagi ini juga.

"Kau sudah besar. Kau bisa hidup sendiri tanpaku. Ingat ini baik - baik, Grace. Jangan percayakan hidupmu kepada siapapun. Hiduplah dengan bebas. Pulanglah ke rumahmu sendiri. Jangan berpikir terlalu berat dan makanlah secara teratur. Berbahagialah di sisa umurmu." Ujarnya mendalam. Margaret tak merespon ucapan Elise. Ia masih sibuk meratapi nasibnya sendiri.

THE DAYS : Season 1 - House of ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang