32 (END)

181 11 3
                                    

Helena datang kedua kalinya untuk mencoba peruntungan. Kali ini, ia sudah memilih waktu yang pas untuk datang, yaitu peralihan antara waktu sarapan dan waktu kepergian Kenneth dari paviliunnya sehingga lelaki itu pasti tak memiliki banyak waktu untuk berlama - lama disana. Kenneth pasti akan membiarkan ia menjenguk Mary tanpa melihat batasan waktu. Namun rupanya Helena salah besar.

Saat ia datang, Kenneth justru duduk dengan tenang di ruang santai sembari menyeduh teh. Nampaknya, Kenneth tahu Helena akan mendatangi Mary sehingga ia justru bertahan lebih lama disana. Hal tersebut membuat Helena kesal sebenarnya.

Viktor sendiri memilih untuk duduk di ruang kunjungan padahal Kenneth duduk di ruang santai. Saat Kenneth tak mempersilahkannya untuk duduk, Viktor tahu bahwa lelaki itu tidak ingin didekati. Kenneth bahkan tak mempersilahkan Viktor untuk duduk.

"Kau tidak turun ke Istana?" Tanya Helena singkat. Kenneth hanya meliriknya sekilas lalu kembali menatap ke arah luar jendela.

"Aku akan menunggu hingga kau selesai bicara dengan Mary. Namun apabila ia tak mau bicara, jangan dipaksa." Ujarnya datar. Helena benar - benar menyumpah di dalam hati. Ia menarik nafas sebelum mengetuk pintu kamar Mary.

"Mary, ini aku. Apakah aku boleh masuk?"

Tak ada jawaban dari sana. Helena mengetuk beberapa kali, tetapi usahanya tersebut masih nihil sehingga ia memutuskan untuk membuka kamarnya karena ia tahu pintunya tidak pernah dikunci.

"Mary..."

"Mengapa kau membuka kamarku tanpa persetujuan dariku!" Mary mengamuk begitu saja saat Helena membuka pintu kamarnya tanpa izin. Ia mendorong Helena kuat - kuat. Pada akhirnya, Mary menampakkan batang hidungnya.

"Bila aku tidak menjawab, maka aku tidak sedang ingin ditemui!" Lanjutnya dengan amarah yang meluap - luap. Viktor adalah orang pertama yang berdiri sigap di belakang Helena saat Mary mendorong tubuhnya tadi.

"Kau ini kenapa, Mary? Kami hanya khawatir denganmu. Kami peduli padamu." Helena sedikit meninggi disana.

"Peduli padaku? Sejak kapan kita sedekat itu? Kita tidak pernah dekat. Berhentilah bertingkah seolah - olah kau adalah ibuku! Kau bukan siapa - siapa di Istana ini!"

"Kau pikir kau siapa? Kau hanya anak terlantar yang tidak memiliki posisi di Istana ini."

Tanpa kalimat sama sekali, Mary menarik Helena lalu menghempaskannya ke lantai. Mereka berdua bertengkar hebat. Mary memukul pipi Helena dengan keras sehingga wanita tersebut berteriak. Viktor tidak cukup kuat untuk melerai pertengkaran tersebut, tetapi pada akhirnya mereka berhasil dipisahkan saat Kenneth menarik Mary dan membekap tubuhnya dengan kuat.

"Katakan hal tersebut sekali lagi di depanku sekarang juga, maka aku akan menghabisimu! Kau sendiri hanyalah wanita kesepian yang selalu iri dengan keberadaan ibuku di Istana ini! Kau sampah! Aku memiliki posisi jauh lebih tinggi dari pada dirimu karena aku memiliki darah Keluarga Days di dalam tubuhku! Dasar kau jalang!"

"Cukup!" Kenneth membentak Mary karena gadis itu cukup agresif dalam menyerang Helena.

"Apa yang kau lihat? Pergi sekarang juga!" Kenneth semakin emosi saat melihat Viktor justru terdiam seperti orang bingung dan tak kunjung membawa Helena pergi.

"Lepaskan aku! Aku bilang lepaskan!" Mary menarik dirinya dari dekapan Kenneth sembari memukul - mukul tangannya. Saat itu juga, Viktor membawa Helena yang pipinya dipenuhi luka lebam pergi dari Witchave.

"Mary!" Lagi - lagi Kenneth harus membentaknya supaya gadis itu tidak semakin menjadi - jadi. Kenneth menggiringnya menuju kamar. Saat itulah, Kenneth melepaskan dekapannya pada Mary.

THE DAYS : Season 1 - House of ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang