8. Pulang

94 10 6
                                    

Sabrina memberikan tatapan heran.

"Jujur kau lebih cocok menjadi pamanku, dibanding teman." Ucap Sabrina sambil berjalan menuju dapurnya.

"Ya! Maksudmu aku sudah tua, hah?"

"Kau harus mengakuinya, Yoongi-ssi. Oh, atau haruskah aku panggil ajusshi?" tanya Sabrina santai. Gadis itu merasa cukup menyenangkan juga menggoda Yoongi. Laki-laki itu sudah membuatnya kesal subuh-subuh, jadi tak masalah bukan untuk membalasnya?

"Aku belum setua itu, Sabrin-ah." ucap Yoongi dengan nada kesal.

Mengabaikan kekesalan Yoongi, Sabrina justru memberi pertanyaan lain "Kau sudah sarapan?"

"Belum, aku malas masak jadi sengaja kesini lebih awal untuk minta makan." ucap Yoongi terlewat jujur.

"Harusnya kau ti-"

Allahu akbar, Allahu akbar

Ucapan Sabrina terpotong suara adzan yang berasal dari ponselnya.

"Kau ibadah saja, biar aku yang masak." ucap Yoongi menghampiri Sabrina.

"Apa? Bukankah itu panggilan ibadahmu? Sudah waktunya kau salat Syu-syu buh?" lanjut Yoongi saat Sabrina memberikan tatapan aneh kepadanya.

"Kau tahu dari mana?"

"Tentu saja aku tau, kau pikir hidupku hanya diisi dengan tidur dan membuat lagu? Itu pengetahuan umum." Jawab Yoongi yang sudah membuka kulkas Sabrina.

"Wow, kau hanya punya tahu dan kimchi? Untung sih, daripada membusuk saat kau tinggal pergi." ucap Yoongi melihat isi kulkas Sabrina.

"Dia bahkan tau sekarang waktunya sholat Subuh." gumam Sabrina dengan Bahasa Indonesia.

"Tunggu apalagi? Cepat ambil wudu agar kita bisa langsung makan begitu kau selesai ibadah."

Sabrina semakin mengernyit bingung. Bahkan laki-laki itu tahu soal wudu. Maksudnya, ia tau Yoongi punya pengetahuan yang luas, tapi mendengar ada orang Korea bukan Muslim yang tau banyak soal keyakinannya, membuat dia sedikit tersentuh.

"Yoongi-ssi, be-"

"Yoongi, hanya Yoongi."

"Baiklah, eum, Yoongi. Kau tau berapa rakaat sholat subuh itu?"

"Dua." Jawab Yoongi tanpa berpikir panjang.

"Yak! Kau mencari tahu tentang keyakinanku?" tanya Sabrina tak terima.

"Kenapa kau marah-marah. Itu pengetahuan umum, ada banyak di internet."

"Tidak banyak artikel korea yang membahas tentang keyakinanku, Yoongi-ssi, maksudku Yoongi." kata Sabrina dengan ralat di akhir sebab mendapat tatapan tajam Yoongi.

"Kau pikir aku tidak bisa baca tulisan Inggris? Lagian banyak fitur penerjemah."

"Itu artinya kau memang mencari tau!" sahut Sabrina cepat. Yoongi mengerjap, benar juga, secara tidak langsung ia mengakui kalau mencari tahu tentang keyakinan Sabrina.

"Kalau iya memangnya kenapa? Itu hakku, Sabrin-ah."

"Iya sih." Ucap Sabrina dalam bahasa Indonesia.

"Sudahlah, aku mau sholat dulu."

Sambil memasak, sesekali Yoongi mengamati Sabrina yang sedang sholat. Kali ini berbeda dengan saat ia melihat Sabrina ibadah di studionya dulu. Kini, gadis itu menggunakan kain sangat lebar yang menutup keseluruhan tubuhnya.

Saat Sabrina menyelesaikan ibadahnya, Yoongi juga selesai dengan masakannya.

"Kau punya soda?" tanya laki-laki itu saat Sabrina menghampirinya.

AMBIVALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang