42. Ambivalent

144 13 5
                                    

"Apa aku tersinggung saat member mengatakan mereka baik padaku karena kau menyukaiku." jawab Sabrina tanpa mengalihkan fokusnya dari menghancurkan alpukat di depannya.

Yoongi mengangguk, "Ne, apa kau tersinggung?"

"Dibanding tersinggung, aku lebih merasa sedih dan tidak enak. Aku merasa tidak seharunya member memberikan perlakukan istimewa hanya karena kau menyukaiku. Apalagi saat itu kita tidak ada hubungan apa-apa, membayangkan akan bersama pun terasa mustahil. Jadi ketika kau terang-terangan mendekatiku (?) anggap saja begitu, mereka berpikir kalau aku yang menggantungkan perasaanmu. Padahal sejak awal kau tahu betapa rumitnya posisi kita, tapi member jelas tidak tahu. Jadi dibanding tersinggung, aku lebih merasa sedih dan tidak enak dengan mereka." Yoongi mengangguk mengerti.

"Itu memang salahku. Walau aku tahu kau tidak bisa merespons perasaanku sejak awal, tapi aku dengan terang-terangan menunjukknnya. Jadi semua orang di sekitar kita tahu kalau aku menyukaimu."

"Waeyo? Kau menempatkanku pada posisi yang sulit."

"Aku hanya ingin kau tahu kalau aku menyukaimu berharap akhirnya kau balik menyukaiku, juga membuat orang lain tahu jadi mereka tidak akan merebutmu dariku."

"Kita tidak ada hubungan apa-apa saat itu." ungkap Sabrina tak percaya dengan jalan pikir Yoongi.

"Aku memang pengecut, tidak mau kehilangamu tapi aku juga tidak memberikan kepastian."

"Itu menyebalkan."

"Aku tahu, aku minta maaf karena membuatmu terus-terusan di goda oleh member dan staf. Tapi itu berhasil kan? Kau akhirnya juga menyukaiku."

"Yeah, aku berakhir di sini sekarang, bersamamu." ucap Sabrina dengan nada pasrah.

"Tapi, banyak orang yang meragukan hubungan kita akan berhasil. Bagaimana menurutmu?" tanya Yoongi setelah menerima minuman yang Sabrina buat.

"Sejak awal, bahkan sebelum kita menikah, mereka selalu mengatakan kalau hubungan kita tidak akan berhasil. Di antara mereka ada yang mengatakan itu karena mereka khawatir dengan kita, aku menghargainya jika mereka mengenal kita secara personal."

"Mereka tidak ingin kita terluka." ucap Yoongi menanggapi.

"Benar. Tapi, ada juga yang mengatakannya karna... entahlah, aku tidak tahu kenapa mereka mengatakan hal-hal seperti itu. Mereka seperti mendoakan agar hubungan kita tidak berhasil. Mereka bahkan tidak mengenal kita, kenapa mencoba ikut campur." Yoongi menaikkan alisnya, terkejut Sabrina akan sefrontal ini.

"Apa yang kau maksud fansku?"

"Aku tidak tahu apakah mereka memang fans mu atau bukan. Menariknya adalah, aku pernah bertemu dengan fansmu lalu mengobrol dengannya. Aku minta maaf karena mengelak saat ditanya apakah aku istrimu atau bukan, tapi dari obrolan kami aku bisa sedikit memahami kenapa fans menolak pernikahan kita."

"Karena mereka tidak rela idolanya menikah?" tebak Yoongi.

"Lebih kompleks dari itu. Ini juga berhubungan dengan siapa kau menikah, bagaimana latar belakang pasanganmu, juga ada hubungannya dengan fandom lain."

"Aku bisa memahami kalau mereka mempertimbangan siapa pasanganku karena mereka pasti ingin yang terbaik untukku. Tapi apa hubungannya dengan fandom lain?"

"Apa tidak masalah kita membahas ini?" tanya Sabrina ragu.

"Mereka akan menghentikan kita jika terlalu jauh." ucap Yoongi menatap para staf.

"Kau tahu kan kalau dalam industri Kpop seringkali ada fanwar?"

Yoongi mengangguk. "Aku masih tidak mengerti mengapa mereka melakukannya. Kami memang bersaing, tapi kami berusaha berkompetisi dengan sehat. Di luar itu hubungan kami baik-baik saja, itu yang belum banyak disadari para penggemar."

AMBIVALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang