25. Bitch? Yes I Am

93 5 0
                                    

"Aku di kamar sebelah jika kau membutuhkan sesuatu, ok?" Sabrina mengangguk.

"Terima kasih Hana." ucap Sabrina tulus.

"Hana-ya?" panggil Sabrina sebelum Hana meninggalkan kamar tamu yang akan Sabrina tempati beberapa waktu ke depan.

"Apa Yoongi akan pergi?" tanya Sabrina pelan.

"Kalau tidak salah dengar, oppa akan ke Amerika hari ini. Dia masih marah ya?" Sabrina mengangguk. Mereka masih belum berbaikan. Sabrina benar-benar mengecewakan Yoongi kali ini, ia menyadarinya.

"Mungkin oppa sedang banyak pikiran, dia pasti memaafkanmu."

"Maaf ya kau jadi harus terlibat masalahku begini." kata Sabrina tak enak hati.

"Apa yang kau katakan, kita berteman bukan? Teman harus saling membantu. Kau juga harus membantuku ya jika aku mengalami hal sepertimu kelak?" pinta Hana. Sabrina bisa menangkap sorot takut dari tatapan Hana. Sebenarnya posisi mereka sama, sama-sama harus menyembunyikan status sebagai pasangan member bangtan. Bedanya, keberadaan Hana masih belum diketahui. Sedangkan Sabrina, semakin kesini, dia semakin khawatir karena banyak netizen yang mengulik kehidupannya.

"Tentu saja. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu, Hana-ya. Tapi aku berharap kau tidak mengalami hal yang sama denganku." Karena ini berat, sangat berat. Apalagi jika kau menghadapi semuanya sendirian. lanjut Sabrina dalam hati.

Hari demi hari berganti. Bukannya semakin baik, kondisi Sabrina justru memburuk. Ia terlalu banyak membaca hate comment dan menerima banyak pesan teror. Membuat Sabrina mengkhawatirkan banyak hal secara berlebihan.

"Yak, sudah kubilang berhenti membaca komentar negatif itu. Kau hanya menyakiti dirimu sendiri Sabrina." ucap Hana dari ambang pintu.

"Aku hanya membuka medsos untuk mencari hiburan."

"Apa kau mendapatkannya? Tidak kan? Untuk sementara jangan buka medsos. Kau ini ngeyel sekali." omelan ini hampir setiap hari Sabrina dapatkan sejak ia tinggal di rumah Hana.

"Ada Sohee eonni dan Jungkook oppa di depan. Ayo keluar, mereka membawa ayam pedas." Sabrina menangguk. Mengekori Hana yang membawanya ke ruang tengah.

"Yak kau gagal dengan program menaikkan berat badanmu, noona. Lihatlah kau semakin kurus saja." kata Jungkook begitu melihat Sabrina.

"Bagaimana tidak semakin kurus jika disuruh makan saja susah sekali." keluh Hana membuat Sabrina mencibir pelan. Sebenarnya bukan Sabrina tidak mau makan, ia hanya merasa mual jika makan terlalu banyak. Entah apa yang terjadi pada tubuhnya belakangan ini. Mungkin ia harus lebih sering olah raga.

"Kami bawa ayam pedas, ayo makan bersama." Sohee menarik Sabrina agar duduk disampingnya.

"Are you okay?" Sabrina mengangguk dan memberikan senyuman yang tidak sampai ke mata.

Sohee menggeleng. "Makanan pedas bisa membuat perasaan kita membaik. Ayo makan sebelum Jungkook menghabiskannya."

Jungkook yang dikambinghitamkan hanya diam, ia ingin protes tapi mulutnya penuh ayam pedas.

"Hana-ya, kau punya bir?" tanya Jungkook setelah menelan ayamnya.

"Sabrina tidak minum, bodoh!"

"Bukan untuk Sabrina, aku minta untuk diriku sendiri sayang." balas Jungkook pada kekasihnya.

"Kau tidak boleh minum didepan orang yang tidak bisa minum. Aish."

"Tidak apa eonnie, mereka sering melakukannya. Biarkan saja." ucap Sabrina karena member bangtan maupun tubatu memang sering minum-minum saat mereka makan bersama. Sabrina tak masalah asal dirinya tidak dipaksa ikut minum.

AMBIVALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang