17. Imperfect

92 12 0
                                    

Sabrina termenung di apartemennya. Memikirkan kembali kejadian yang dilalui malam ini.

Harusnya ia senang kan? Akhirnya Yoongi mengambil langkah lanjutan untuk hubungan mereka.

Tapi ia justru takut. Bukan soal Yoongi yang masih harus banyak belajar, ia tak masalah tentang itu. Karena ia paham, Yoongi baru memeluk agamanya, Sabrina tak keberatan jika harus membantu Yoongi nantinya.

Ini soal ucapan Yoongi tadi. Bicarakan juga dengan keluargamu.

Keluarga?

Apa Sabrina masih memilikinya?

Bahasan soal keluarga adalah hal paling sensitif untuk Sabrina.

Maka tiga hari setelah lamaran Yoongi, Sabrina memberanikan diri untuk menemui pemuda itu. Mereka harus membicarakan ini. Sabrina harus memberitahu Yoongi sebelum mereka melangkah lebih jauh.

"Yoon, boleh masuk?" Tanya Sabrina mengetuk studio Yoongi.

"Masuk saja." Ucap suara dari dalam.

"Biasanya kau langsung masuk." Ucap Yoongi yang ternyata sedang bersandar di sofa. Padahal Sabrina kira pemuda itu akan fokus ke komputernya saat ia masuk.

"Aku mengganggumu ya?" Tanya Sabrina dari ambang pintu. Sebab Sabrina melihat Yoongi yang nampak sibuk dari buku-buku yang berada di meja dekat sofa Yoongi.

"Tidak juga. Aku hanya sedang menghafal surah baru." Sabrina pun tau Yoongi mulai menghafal surah pendek sejak masuk Islam.

"Sekarang sudah sampai apa?" Tanya Sabrina akhirnya masuk ke studio Yoongi.

"At Takwir, ini susah sekali bagian awalnya." Keluh Yoongi yang disambut kekehan maklum dari Sabrina.

"Aku juga butuh waktu lebih lama dulu."

Yoongi menarik kursi yang ada di depan komputer. Lalu mendorongnya ke arah Sabrina, agar Sabrina duduk disana.

"Kau membuat catatan ini?" Tanya Sabrina menyadari kertas yang berserakan di meja Yoongi itu bukan kertas lirik, tapi catatan hafalan Yoongi.

"Ya, tapi tetap saja aku kesulitan. Pelafalannya sulit, juga sering terbalik-balik."

"Mana Al Quranmu?" Pinta Sabrina. Gadis itu sepertinya melupakan niatan awal datang ke studio Yoongi.

"Kalau kau kesulitan mengingat urutannya dan sering terbalik-balik. Kau bisa mengingat artinya dulu, tidak perlu semua, hanya kata kuncinya saja. Sebagai penanda."

Yoongi mendekat. Melihat ke arah Al Quran miliknya yang diletakkan Sabrina di meja.

"Ini, yang pertama ada kata syamsu, artinya matahari." Ucap Sabrina melingkari kata dan arti yang dimaksud dengan pensil.

"Lalu yang kedua, nujuum, najm, artinya bintang."

Yoongi memperhatikan dengan serius.

"Kau benar, sepertinya urutan itu lebih mudah diingat." Ucap Yoongi setelah Sabrina selesai menjelaskan bagian-bagian yang menurutnya sulit.

"Terima kasih." Sabrina mengangguk. Menurutnya Yoongi termasuk cepat belajar. Dulu, dirinya butuh waktu hampir dua tahun untuk menghafal juz 30, karena tidak serius juga sih.

Tapi Yoongi bahkan sudah sampai surah akhir, tinggal 3 surah lagi untuk menyelesaikan juz 30.

"Kau cepat belajar Yoon. Dulu aku butuh waktu hampir dua tahun untuk menghafal juz 30. Ini bahkan baru setengah tahun kau sudah hampir selesai."

Yoongi tersenyum bangga. "Benarkan?"

"Ya, kau boleh minta hadiah padaku saat menyelesaikan hafalanmu."

AMBIVALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang