36. Bad Idea

63 5 0
                                    

"Sudahlah ayo menyerah saja. Ini terlalu rumit." Keluh Yoongi dengan ekspresi putus asa.

"Kalau tidak mau bantu diam saja. Aku bisa melakukannya sendiri." Sahut Sabrina tanpa menatap Yoongi. Ia masih fokus menyusun atap kastil legonya.

"Sudah satu minggu apa kau tidak bosan?"

"Tidak."

"Tapi aku bosan melihatmu di depan kastil itu. Kau mengabaikan aku karenanya."

Sabrina menatap Yoongi yang menampilkan raut kesal. Memang sih sepekan ini ia hampir selalu menghabiskan waktu luangnya untuk menyusun lego ini. Mengabaikan Yoongi yang ingin bermanja dengannya.

"Maafkan aku ya, kau butuh apa aku siapkan dulu?"

"Lalu kau akan melanjutkan legomu?" Sabrina mengangguk tanpa ragu membuat Yoongi menatapnya semakin kesal.

"Sabrinaa," rengek Yoongi mempoutkan bibirnya. Melihat ekspresi cemberut Yoongi membuat Sabrina mengalah.

"Baiklah-baiklah. Untuk hari ini aku akan meninggalkan kastilku."

Ia berjalan mendekati Yoongi, memeluk suaminya yang masih cemberut.

"Jadi apa rencanamu?" Tanya Sabrina tanpa melepas pelukannya.

"Tidak ada." jawab Yoongi datar. Sabrina tersenyum, Yoongi-nya sudah dalam mode ngambek ternyata.

"Mau pergi keluar?"

Yoongi menatap heran istrinya. Sangat langka mendengar Sabrina mengajak keluar. Kalaupun iya, pasti hanya ke supermarket atau pasar untuk membeli kebutuhan rumah tangga mereka. Yoongi jadi curiga kali ini Sabrina juga minta diantar belanja dengan dalih pergi keluar.

"Kemana?"

"Bagaimana dengan melihat ikan di Coex Aquarium lalu jalan-jalan di tepi Sungai Han malamnya?" Usulan Sabrina semakin menguatkan tatapan heran  Yoongi. Sabrina memang menyukai jalan-jalan di tepi Sungai Han, tapi itu dulu sebelum menikah dengan Yoongi. Setelah menikah ia menjadi tak sebebas dulu.

"Tidak biasanya kau mau pergi ke tempat umum, selain belanja." Cibir Yoongi mengingat Sabrina hampir selalu menolak ajakannya untuk pergi ke tempat ramai.

"Mau tidak? Mumpung moodku sedang bagus ini. Aku juga belum pernah ke Coex."

"Kau yakin ini aman?" Tanya Yoongi justru ragu.

"Tentu saja kita tidak bisa pergi berdua. Ajak Nana eonnie dan pengawalmu."

Yoongi menatap Sabrina dengan raut bersalah, "Kau tak apa kita kencan diikuti orang lain?"

"Mau bagaimana lagi? Ini resiko menikah dengan superstar." Jawab Sabrina menaik turunkan alisnya.

"Maafkan aku."

"Tak apa Yoonie, yang penting kita aman. Kita minta mereka berjalan agak jauh nanti, kurasa itu tak masalah."

"Haruskah aku menyewa akuarium itu selama kita disana atau kita pergi setelah tutup saja?" Sabrina berpikir sejenak, biasanya bangtan melakukan itu saat berbelanja atau pergi ke suatu tempat, agar lebih aman. Atau menunggu tempat itu tutup agar bisa memperoleh privasi dan kenyamanan. Tentunya dengan biaya tambahan untuk membayar gaji lembur karyawan.

"Sepertinya tidak perlu sampai seperti itu. Ini weekdays, harusnya tidak terlalu ramai. Kalaupun ada yang mengenali, ya sudah. Seperti katamu, mereka sudah tahu kita menikah."

Yoongi tersenyum. Mungkin bagi orang ini tidak penting, tapi pernyataan Sabrina tadi sangat berarti baginya. Karena pada akhirnya Sabrina bisa percaya padanya. Percaya kalau Sabrina akan baik-baik saja saat bersamanya, juga akhirnya Sabrina percaya kalau ARMY sudah mulai menerima pernikahan mereka. Mereka akan baik-baik saja, tidak perlu sembunyi lagi.

AMBIVALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang