CHAPTER 13

36 20 28
                                    

—oOo—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—oOo—

"Jangan lupa tugasnya di kerjakan, dan kumpul minggu depan. Kalau tidak kumpul, konsekuensinya apa?"

"Tidak bisa masuk kelas!" Seru semua murid. membuat Ibu Eni tersenyum.

Perempuan paruh baya dengan dinas dan pashmina yang dililit hingga membuatnya menjadi lebih terpesona itu akhirnya pamit dan bergegas untuk keluar dari ruang kelas IPA 3.

Ibu Eni terkenal dengan sebutan guru wetmud alias awet muda. Ibu Eni juga belum menikah, orangnya baik namun selalu tegas dalam hal belajar.

Gena, menjadikan ibu Eni sebagai guru Favoritnya di SMA Ranajaya, karena tidak pernah pilih kasih ataupun pandang bulu.

Paras ibu Eni juga mengingatkannya pada sosok ibu yang sudah pergi meninggalkannya. setiap Ibu Eni mengajar, Gena tidak henti-hentinya memandang guru Bahasa Indonesia itu. Ia merasa seperti belajar bersama ibunya.

"Zizi kenapa tidak mau belajar?" Tanya seorang perempuan yang memegang kedua bahu anaknya dari belakang. Wajah anaknya cemberut, air mata juga menumpuk dan sudah siap untuk jatuh kapan saja.

"Buku Zizi dicoret bun."

Mareta membuka buku Zizi yang sengaja ditutup oleh Zizi karena tidak mau melihat coretan-coretan di dalamnya.

Mareta menghembuskan nafas berat, kenapa anak tirinya begitu jahat pada Zizi, padahal mereka sudah saudara, Mareta bahkan tidak pernah sekalipun membanding-bandingkan keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mareta menghembuskan nafas berat, kenapa anak tirinya begitu jahat pada Zizi, padahal mereka sudah saudara, Mareta bahkan tidak pernah sekalipun membanding-bandingkan keduanya.

"Gapapa nak..
Bubun belikan yang baru mau? Zizi ikut bubun ya?!" Tawar Mareta berusaha membuat anaknya kembali semangat dan tidak memikirkan kesedihannya lagi.

Dan benar, Zizi melebarkan senyumannya, ia juga mengambil buku yang sudah dicoret-coret tadi dan memasukkannya ke dalam tempat sampah yang ada tepat di bawah meja belajarnya. Gadis berumur 12 tahun itu sangat bersemangat.

Ujung Halaman [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang