CHAPTER 19

25 15 11
                                    

—oOo—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—oOo—

"Putusin Gena!"

Jehan bangkit sambil memegang pipinya yang sudah merah karena hantaman yang datang tanpa aba-aba itu.

"Emangnya lo siapa Gena?"

Jehan tak mau kalah, ia menantang balik Kelvin yang masih mengepalkan tangannya.

"Gena itu jatah gua!!"

"Oh iya kah?" Sahut Jehan cepat.

BUGG

lagi, Kelvin kembali menghantam wajah Jehan, membuat ujung bibirnya robek dan berdarah.

Jehan memegang ujung bibirnya yang robek itu, lalu melihat darah yang tertinggal di jarinya.

Jehan berdecih, lalu..

Bugg

Giliran Kelvin yang meringis, pukulan dari Jehan tidak kalah sakitnya. bukan satu pukulan yang didapat oleh Kelvin melainkan bertubi-tubi, hingga membuat tubuh Kelvin oleng, dan jatuh. Wajahnya dibuat babak belur oleh Jehan.

Sial, Ternyata Jehan pandai dalam hal ini.

"Udah? segitu doang?" Jehan berdecak pinggang, menatap remeh Kelvin setelah laki-laki itu sudah kewalahan di atas lantai depan kelas.

Kelvin ingin bangun, tapi kepalanya kelewat pusing.

"Ternyata cupu juga lo!" Ledek Jehan,

"Inget ya..Gena punya gue, dan lo—" Jehan menunjuk Kelvin.

"—jangan pernah gangguin cewe gue" Ancam Jehan penuh penekanan di tiap kalimatnya.

Jehan lalu pergi dari sana tanpa ditahan oleh siapapun lagi. semua anak buah Kelvin takut pada Jehan yang sudah dengan gampangnya mengalahkan Kelvin.

Sesaat setelah Jehan pergi, Cuya berlari masuk ke dalam kelas dan langsung memegang bahu Kelvin, berniat membantu laki-laki berwajah Jepang itu untuk bangun.

Namun, dengan cepat Kelvin menepis tangan Cuya, "Gak butuh" lirihnya.

"Vin.. Aku bantuin yaa, kamu masih bisa berdiri kan?"

"Gue bisa sendiri," Lagi-lagi Kelvin menepis tangan Cuya.

"Mending lo pergi," Tegas Kelvin.

Cuya menarik tangannya, ia pikir dengan inisiatif membantu, Kelvin akan mau meliriknya. Tapi ternyata tidak.

Ia lalu menegakkan tubuhnya, berlalu dari sana dengan penuh kekecewaan, ah bukan. maksudnya penuh amarah. Ia harus bertemu dengan Gena!

sedangkan Kelvin, laki-laki itu pantang berdiri dari sana, yang ia lakukan hanya menunduk. Dia sedikit malu karena kalah dari cowok yang berani merebut Gena darinya itu.

Ujung Halaman [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang