CHAPTER 25

20 12 10
                                    

—oOo—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—oOo—

Tidur dan mendapatkan mimpi yang sama merupakan suatu hal yang kerap terjadi. Waktu itu Jehan pernah bermimpi berada di ruang serba putih tanpa atap maupun lantai. Di sana juga dia bertemu dengan Zizi, gadis itu menyampaikan hal yang sangat sulit dipahami oleh Jehan. Dan sekarang, mimpi itu datang lagi. Kali ini, Zizi tidak memberikan pesan apa-apa, akan tetapi wajah Zizi terlihat murung. Dia menatap Jehan dengan air mata yang menggenang dipelupuknya. Jehan tentu makin tidak mengerti dengan maksud mimpi itu.

Tapi mimpi itu hanya bunga tidur! Iya Jehan tau itu, namun sejak bangun tadi Jehan selalu kepikiran dengan mimpi-mimpinya. Jehan yang duduk di depan meja belajarnya itu menjadi tidak fokus, ia juga jadi salah mengambil buku, seharusnya sekarang dia belajar sejarah dan juga pelajaran Agama. Tapi yang dia pegang saat ini adalah buku LKS Matematika.

Jehan menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Cowok itu memutuskan untuk pergi ke dapur mencari cemilan sebelum melanjutkan aktivitas belajarnya. Sejak pulang dari rumah Gena, Jehan belum mengisi perutnya, dan sekarang perutnya benar-benar kosong hingga bunyi nyaring keluar dari perutnya tanpa izin.

Sesampainya di dapur, Jehan tersenyum melihat mamanya yang sedang sibuk memasak. Jehan melirik ke arah jam dinding, masih jam 10. Tapi Firda sudah pulang di rumah.

"Mama udah pulang?" Tanya Jehan sambil duduk di kursi makan.

"Iya, Soalnya malam ini giliran temen mama yang jaga malam. Kamu udah makan? mama lapar, jadi mama goreng ayam yang ada di kulkas, tadi mama mau makan diluar aja, tapi gajadi. Mending di rumah aja, Papa kamu juga belum pulang kan? jadi sekalian aja mama masakin buat papa kamu, romantis banget gak? kalo kata mama sih iya." Mama Firda memang cerewet.

"Jehan makan sama mama ya, laper belum makan apa-apa." Mohon Jehan, mama Firda tersenyum mendengar itu.

Firda mengangkat satu persatu potongan ayam yang sudah berwarna golden brown. lalu memindahkannya ke tirisan—piring beralaskan tissue makan.

"Mama udah tau, tadi Raka juga kasih tau mama kalo kamu pulang dengan keadaan baju yang setengah basah. Kata Raka kamu pulang sekolah gak langsung ke rumah ya?"

Jehan mengangguk, "Gena tadi diculik, jadi Jehan cari Gena dulu, takut dia kenapa napa"

Firda tidak kaget lagi, ia sudah tau jika Gena dibawa oleh seseorang, semua itu sudah Raka ceritakan padanya.

"Terus keadaan dia gimana?" Tanya Firda sambil menata piring di atas meja makan.

"Gatau juga. Tadi Jehan udah bikinin sup tahu buat dia, semoga aja besok udah sehat lagi."

"Aamiin. Mmm—Kamu pacaran ya sama Gena?" Tanya Firda lagi, sebenarnya hal tersebut sudah ingin ia tanyakan saat Jehan pertama kali membawa Gena ke rumahnya.

Ujung Halaman [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang