—oOo—
"Dimana ini?"
Jehan tampak kebingungan, ia berada di sebuah ruangan? ataukah di luar ruangan? Jehan juga tidak paham, yang jelas sekelilingnya berwarna putih, tidak ada langit, awan, tanah, pelafon, lantai,ataupun dinding. Jehan hanya ditemani oleh kursi yang kini sedang ia duduki serta beberapa tanaman bunga yang indah.
Jehan menengok ke arah kiri dan kanan, semuanya kosong. Jehan kembali memalingkan wajahnya ke arah depan, ada seorang perempuan dengan dress berwarna ice blue selutut yang berdiri tak jauh disana.
Perempuan itu tersenyum manis ke arah Jehan, Jehan menajamkan penglihatannya, namun entah mengapa penglihatan Jehan malah makin memburam. detik berikutnya, Perempuan itu menggerakkan tangan, Jehan mengamati dengan seksama gerakan tangan itu, sepertinya itu bahasa isyarat.
Jehan ini Zizi.. Zizi selalu disini, Zizi tidak ada dimana-mana, Zizi hanya disini, hanya satu disini.
PLAKK
"Sumpah iler lo banyak banget Han!"
Jehan terpelonjat kaget dari tidurnya, jantungnya seakan berpindah tempat, nyawanya seperti dicabut sebentar. Dibangunkan dengan cara seperti itu tentu membuat Jehan lemas seketika.
Laki-laki yang rambutnya sedikit teracak namun tetap ganteng itu juga reflek meraba ujung bibirnya, tapi ternyata Kenan hanya berbohong. Jehan tidak mungkin tidur ileran.
"Lain kali kalo bangunin orang itu pelan-pelan" Ucap Jehan datar, setelah merasa nyawanya sudah kembali utuh di dalam tubuh.
Kenan terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Yaudah sorry. Cepet ganti baju, anak-anak lain sebagian udah di lapangan."
"Jadi masuk?" Tanya Jehan heran, seingatnya tadi kata ketua kelas Pak Romas tidak masuk, makanya dia bisa tertidur di kesempatan jamkos beberapa menit tadi.
"Pak Romas cuma terlambat, bukan gak masuk" Jelas Kenan.
"Dah, cepet ganti baju, kalo terlambat biasanya kena hukuman lari keliling lapangan 100 kali plus alpa di daftar hadir."Lanjutnya.
Mendengar itu, Jehan segera bergegas menuju ruang loker untuk mengambil seragam olahraga sekaligus mengganti bajunya di ruang ganti dekat ruang loker.
Tak sampai 10 menit, Jehan sudah bergabung bersama teman sekelasnya di lapangan Voli. Untung tidak terlambat.
Hari ini kelas IPS 5 akan belajar tentang permainan bola voli. Olahraga yang sangat dibenci Jehan, padahal dia sangat mahir dalam bidang olahraga apapun. Tapi entah mengapa Jehan tidak suka dengan salah satu olahraga bola besar itu. Jehan lebih memilih bola basket dibanding Voli.
Selama melakukan pemanasan Jehan terlihat seperti orang bego. Semua siswa mengangkat tangan kiri, tapi laki-laki itu malah mengangkat tangan kanan. Hingga Jehan kena teguran sampai 4 kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujung Halaman [HIATUS]
Genç KurguEvandra Jehan Adiptya ditinggalkan oleh orang yang sangat ia cintai. Perihal mengikhlaskan sudah ia coba, namun penyesalan karena tidak ada disaat kekasihnya akan pergi yang masih melekat pada dirinya. Tepat satu tahun setelah ditinggalkan, Jehan te...