—oOo—
Kedua manik cokelat tua milik Raka tertuju pada jadwal yang sengaja ditempel pada dinding tepat di atas meja belajarnya. Hal itu ia lakukan agar tidak salah membawa buku mata pelajaran.
lalu satu persatu buku yang sesuai dengan jadwal hari ini ia masukkan ke dalam tas berwarna coklat.
Raka tidak sabar untuk duduk lagi di bangkunya yang kosong selama seminggu itu. Setelah ia rasa semua sudah siap. Raka buru-buru keluar, namun langkahnya terhenti saat sampai di depan pintu kamarnya, Raka mencium aroma sedap yang secara tiba-tiba mampir di hidungnya.
"Ibu?"
Tadinya Raka berniat langsung keluar saja dan pergi ke sekolah, tapi niatnya urung dan beralih menuju ke dapur. ia melangkahkan kakinya penuh semangat disertai senyuman yang lebar.
Namun, badan Raka tiba-tiba lemas, ketika menangkap sosok pria yang sedang sibuk di depan kompor itu, setelahnya dia sadar, ibunya tidak mungkin memasak untuk dirinya lagi.
"Kirain." Ucapnya pelan sembari mengambil posisi duduk di meja makan yang memang berada di dekat Counter table.
Walaupun suara Raka pelan, tapi Jehan bisa mendengar apa yang dikatakan Raka tadi. kepalanya bergerak menengok ke belakang selama beberapa detik, lalu kembali fokus pada sup yang sementara sedang diaduk aduk.
"Gila, udah pake seragam aja lo" ucapnya sambil membuka tutup toples kecil yang berisi satu bumbu dapur wajib—garam.
"iya lah, masak apaan lo?"
"sup, biar badan lo segar bugar," Balas Jehan, sekarang giliran ia icip-icip.
"Gue kalo jadi cewek, udah pacarin lo sih."
"Idih" Jehan muak. Padahal biasanya Jehan sering memanggil Raka ayang atau apapun itu. Tapi ketika dibalas oleh Raka, rasanya seluruh badan Jehan dipenuhi oleh ulat bulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujung Halaman [HIATUS]
Roman pour AdolescentsEvandra Jehan Adiptya ditinggalkan oleh orang yang sangat ia cintai. Perihal mengikhlaskan sudah ia coba, namun penyesalan karena tidak ada disaat kekasihnya akan pergi yang masih melekat pada dirinya. Tepat satu tahun setelah ditinggalkan, Jehan te...