Amu tak pernah menyangka akan ada hari di mana ponselnya sudah dihujani oleh ribuan notifikasi saat ia baru saja terbangun di pagi hari. Ia bahkan masih dalam proses mengumpulkan nyawanya saat ponselnya bergetar, menandakan ada telepon masuk. Tanpa melihat nama si pemanggil, Amu langsung mengangkatnya.
"Assalaamu'alaikum," sapa Amu dengan suara serak. "Siapa ya?" Ia menguap kecil.
"Wa'alaikumussalaam." Mata Amu terbuka lebar setelahnya. Ia menjauhkan ponsel untuk melihat nama kontak penelpon. Rupanya benar, Kiki orangnya. "Halo, Amu? Ini lo lagi di rumah kan?" Suara Kiki terdengar cemas.
"Iya, gue baru bangun. Bukannya janji ketemu kita nanti sore ya? Lo nggak nelpon buat majuin jamnya kan?" Sungguh, Amu malas sekali kalau ia harus bangun dari tempat tidurnya sekarang.
"Nggak, hari ini kita batalin sekalian. Hari ini tolong lo di rumah aja dan nggak usah buka sosmed, oke? Nanti gue suruh Upi ke sana buat nemenin lo. I'm so sorry, Mu. I'll explain to you later, I just need to fix this problem first," ujar Kiki panjang lebar, tak memberi kesempatan untuk Amu menyela. "Ya udah gue tutup ya? Sorry gue lagi buru-buru. Wassalaamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalaam." Setelahnya panggilan diputuskan oleh Kiki. Amu terdiam sejenak, kalau Kiki menyuruhnya untuk di rumah dan tidak membuka sosial media apa itu tandanya ....
Oh, no.
Wajah Amu memucat. Sepertinya ada rumor terangkat tentang dirinya dan Amu yakin itu bukanlah kabar baik. Ia merasa ada hal buruk yang akan datang setelah ini.
[•]
"Lo tuh ngedate sama Kiki nggak cerita ke gue ya," omel Upi saat pintu baru saja dibuka oleh Amu. "Masa gue tau dari lambe turah? Parah banget, lo anggep gue temen bukan sih?" Amu cepat-cepat menarik lengan Upi untuk masuk dan menutup pintu cepat.
"Bisa diem dulu nggak sih? Gue nggak ada hubungan apa-apa sama kembaran lo ya," sahut Amu tak terima. "Emang berita apa yang kesebar?"
"Kiki lagi backstreet sama ilustrator albumnya yang terbaru. They mentioned your name on the headline. A.M.U. Wow, makin laris dah tuh karya lo nanti." Upi menjatuhkan tubuhnya di sofa merah Amu.
"Sinting! Yang ada justru gue kena hujat!"
Upi menjentikkan tangannya dengan raut terkejut.
"Kok lo tau?! Iya sih, emang banyak fansnya yang nggak terima. Biasalah, tipe fans yang posesif gitu. Tapi karena lo low profile dan media digital cuma punya jejak karya lo, mereka belum separah itu ngehujatnya," kata Upi ringan.
"Belum, lo bilang?!" Amu melemparkan bantal sofa ke wajah Upi. "Lagian kenapa bisa sih ada rumor kayak gitu?!" Oh, jangan harap Amu akan menanggapinya dengan sabar. Karena ia sangat marah sekarang.
"Cocoklogi. Tadi malem ada yang ngefoto lo masuk ke mobil Kiki. Muka lo emang nggak kelihatan sih, tapi karena lo pakai jilbab jadi jelas banget dia lagi sama cewek. Terus disambungin deh sama live Kiki yang bilang mau ada collab di album terbaru. Sejauh ini cewek-cewek yang netizen tau ada di sekitar Kiki tuh cuma Renjana sama Frei. Dan karena dari penampilannya udah beda, spekulasi mereka pun jatuh ke ilustrator ternama kita." Upi mengarahkan telunjuk kepada sahabatnya. "Iya, lo orangnya."
Amu ingin mencakar wajah Upi yang terlihat begitu santai padahal ia sangat panik sekarang.
"Kiki ngelarang gue buat buka sosmed. Are they already camping under my Instagram?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAOKI [WEE!!!]
Fanfiction"Senang bertemu dengan Anda, Bapak Tukiem." "It's Taoki, not Tukiem." Hiatusnya seorang superstar membuat ia berjumpa dengan ilustrator terkenal yang tak pernah sekalipun menampakkan wajahnya di depan publik. "Tukiem sounds better." "Whatever." Hid...