25 | Hamil?

522 64 9
                                    

"Laper nggak? Mampir makan dulu yuk," ajak Kiki dengan mata yang tetap fokus ke jalanan di depannya.

"Nggak ah, langsung pulang aja. Kamu biar cepet istirahat," tolak Amu. "Eh tapi tadi kamu belum makan ya?" Amu mencoba mengingat-ingat Kiki yang sedari siang sudah disibukkan dengan persiapan live untuk penggemarnya sampai belum makan malam.

Ya, mari ucapkan selamat pada Kiki karena akhirnya hari ini lelaki itu sudah resmi merilis album perdananya yang berisi 10 lagu dengan title track berjudul 'Trauma'. Amu memang hari ini sengaja mengosongkan jadwalnya untuk menggantikan peran Enzo lagi, berhubung manajer Kiki itu diberikan libur sehari.

"Snack aja sih buat ngeganjel," sahut Kiki. "Berarti makan dulu ya, kamu mau apa?"

"Dingin-dingin gini enaknya kuah nggak sih? Gimana kalau—"

Drrt! Drrt!

Ucapan Amu terpotong akibat terdengar getaran dari dalam tasnya yang menandakan ada telepon masuk.

"Oh? Upi nelpon kamu nih." Amu mengambil ponsel Kiki yang memang dititipkan padanya tadi. "Aku loudspeaker aja ya." Kiki mengangguk mengiyakan.

Amu menekan tombol hijau lalu mengaktifkan loudspeakernya.

"Assala—"

"Mas Kikiiiiii." Rengekan di seberang sana memotong salam Amu begitu saja. "Aku laperrrr. Pengen kepiting yang dulu sering kita beli ituu."

"Enzo mana?" Kiki masih menyetir dengan santai.

"Halo, Ki? Gue di sini, tadi mau beli sendiri tapi Upi nggak mau gue tinggal. Eh tapi kalau lo udah otw pulang nggak usah Ki, biar gue bujukin Upi dulu," sahut Enzo yang dibalas gerutuan Upi.

"Nggak papa, gue emang mau beli makan dulu kok ini. Tungguin aja habis ini gue ke sana."

"Beneran? Kepitingnya yang asam pedas ya, Mas?" Upi terdengar semringah.

"Iyaa, Upi. Dah nggak usah rewel lagi, nanti Mas kabarin kalau udah otw ke rumah kamu," kata Kiki yang dibalas sorakan Upi.

"Makasihhh Masku yang paling gantengg. Aku tunggu yaaa, hati-hati nyetirnya. I love youuu." Setelah mengirimkan kecupan jauh yang berbunyi 'mwah' itu, panggilan pun ditutup.

Benar, yang baru saja kalian saksikan itu memang interaksi Kiki dan Upi. Tolong tidak usah heran. Entah bagaimana, setelah Upi diumumkan kehamilannya, wanita itu menjadi sangaaat clingy pada Kiki. Alih-alih meminta kepada Enzo, ia justru lebih sering request aneh-aneh pada Kiki. Tak lupa dengan panggilan 'Mas Kiki' sebelum mengucapkan permintaannya. Amu hafal karena sudah tiga kali ia mengangkat telepon Upi—kalau ditambah yang barusan berarti ini keempat.

Amu diam-diam tersenyum saat memasukkan ponsel Kiki ke dalam tasnya lagi. Lucunya adalah Kiki tiba-tiba berubah menjadi lelaki paling penyabar sedunia. Ia tidak pernah protes, mau seberapa aneh keinginan Upi terhadapnya. Ia bahkan tak lagi menggunakan gue-lo dan membahasakan dirinya sebagai 'Mas' kepada Upi.

"Kamu kenapa sekarang lembut banget sih ke Upi?" Kan aku jadi makin suka.

Tentu saja yang itu hanya dapat Amu ucapkan di dalam hati.

"Kamu tahu nggak reaksi aku waktu tahu Upi hamil?" Amu menggeleng. "Aku nangis." Wah, Amu belum pernah mendengar ini sebelumnya.

"Hah, serius? Kamu nangis di depan Upi?"

"Enggak, aku lagi di rumah waktu Enzo nelepon. " Kiki tersenyum kecil. "Yang waktu itu aku pikirin ... 'Ah, adek aku ternyata udah besar ya?', terus air mataku udah netes gitu aja. Aku nggak ngerasain perbedaan besar sejak Enzo sama Upi nikah. Paling bedanya cuma ngelihat mereka romantisan, tapi tingkah Upi ke aku ya nggak ada bedanya."

TAOKI [WEE!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang