59; Tugas putri mahkota

135 16 1
                                    


Tugas seorang Putri Mahkota adalah membantu Permaisuri mengobservasi Istana Dalam, walaupun tak termasuk mengobservasi selir-selir Kaisar, tapi dia diharuskan membantu Permaisuri dan belajar banyak dari Ibu Mertuanya.

Tapi suami Murong Yun Yue, sang Putra Mahkota bukanlah anak kandung Permaisuri sekarang, Ibu mertuanya telah meninggal, dan Permaisuri sekarang telah melahirkan anak laki-lakinya sendiri yang mampu untuk menjadi lawan Putra Mahkota dalam perebutan takhta, jadi Murong Yun Yue tak perlu repot-repot menjilat Permaisuri karena Permaisuri tak akan pernah menyukainya sedikitpun.

Dan saat ini dia dan Li Yi Feng membutuhkan dukungan dari orang-orang, para pejabat dan para bangsawan, opini rakyat kecil tak perlu mereka khawatirkan karena Putra Mahkota adalah anak dari wanita keluarga Wang. Klan Wang dari Danyang adalah klan besar, walaupun sekarang mereka tidak memiliki posisi di dalam pengadilan Istana, posisi mereka sebagai keluarga sastra secara turun-temurun tak bisa diganggu gugat, mereka begitu dicintai oleh rakyat, dan akademi Danyang didirikan oleh keluarga ini.

Murong Yun Yue bisa melihat kalau Putra Mahkota terlihat begitu banyak pikiran. Pria itu duduk melamun, meskipun keduanya duduk berhadapan,

"Yi Feng, minum teh." kata Murong Yun Yue, mendorong cangkir teh ke hadapannya, Li Yi Feng terbangun dari lamunannya, mendapati sang istri tengah menatapnya dengan senyuman, dia mengambil cangkir dan menyesapnya sedikit,

"Ini..."

"Ini adalah teh bunga kamalia. Rasanya manis dan wanginya harum, bukan? Ayah mengirimkan teh ini dari Mo Yun." Ujar Murong Yun Yue, dia mengambil kuas dan mulai melukis, tatapannya fokus, sementara Li Yi Feng terfokus padanya, "apa yang membuatmu begitu gundah?"

Li Yi Feng sedikit terkejut, Murong Yun Yue terlihat tidak perduli tapi sebenarnya wanita itu sangat jeli, buktinya dia bisa mengatakan kalau Li Yi Feng gundah walaupun pria itu tak terlalu menunjukkan emosinya,

"Tentang pengadilan," jawab Li Yi Feng jujur, dia tidak melihat poin untuk menyembunyikan hal itu dari istrinya, Murong Yun Yue adalah istrinya yang dia nikahi secara sah, menggunakan ritual yang sah, wanita ini akan menemaninya dalam keadaan apapun, saat meninggalpun mereka akan dikuburkan pada peti yang sama, jadi Li Yi Feng lebih terbuka padanya,

"Iyakah?" Murong Yun Yue tetap melukis, tapi Li Yi Feng tahu kalau ia sedang mendengar dan menunggu pria itu untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya,

"Tentang dukungan. Hampir semua pejabat di pengadilan Kaisar berada di bawah perintah keluarga Ma. Hampir semua dari mereka adalah murid si tua Ma, aku tidak tahu bagaimana harus mendapatkan dukungan lain, dan para bangsawan itu tidak mau mempertaruhkan posisi mereka untuk mendukungku."

Murong Yun Yue mengangguk, dia tetap memfokuskan dirinya untuk melukis, tak berselang lama, bunga teratai muncul di kertasnya, dia tersenyum,

"Mereka tidak mau mengambil resiko karena mereka tak mempercayai kita, Yi Feng." kata Murong Yun Yue dengan senyuman, Li Yi Feng mengangguk karena dia juga sadar akan fakta itu, "para bangsawan itu tak mengenal kita dengan baik, mereka tentu saja tidak bisa mempercayai kita dengan mudah, apalagi mereka laki-laki, harus begitu berhati-hati."

Li Yi Feng menyimak dengan penuh perhatian pada kata-kata Murong Yun Yue, "dan jika kau terlihat begitu ingin berteman dengan para bangsawan itu, keluarga Ma tidak akan tinggal diam akan hal itu," katanya lagi, dia mulai mewarnai lukisannya, "tapi... bagaimana jika itu adalah pertemanan antar wanita?"

"Maksud Yue'er..."

Murong Yun Yue terkekeh kecil, "Yi Feng! Tentu saja pertemanan antara wanita adalah hal baik, lagipula itu adalah tugas Putri Mahkota untuk memiliki hubungan baik dengan para subjeknya."

Murong Yun Yue menyelesaikan lukisannya, dia membiarkan lukisan itu kering, "Yi Feng lihatlah lukisanku, bagaimana menurutmu? Bagus atau tidak?"

Li Yi Feng mengangguk melihat lukisan Murong Yun Yue, setiap guratan kuas terlihat begitu memukau, Murong Yun Yue ternyata punya bakat dalam melukis juga,

"Indah sekali. Sangat indah."

"Tulislah satu puisi untuk melengkapi lukisan ini, Yi Feng," pinta Murong Yun Yue, Li Yi Feng duduk di sampingnya, mengambil kuas dan mulai menulis di bawah lukisan itu, Murong Yun Yue dengan santai merebahkan kepalanya di lengan Li Yi Feng dan melihat pria itu menulis

tumbuh menjadi mekar penuh kepuasan yang damai

Murong Yun Yue tersenyum lagi, Li Yi Feng juga tersenyum tipis melihat wanita itu, "suatu hari nanti, saat semuanya selesai, aku harap kita berdua bisa hidup dalam damai dan kepuasan." ujar Li Yi Feng, Murong Yun Yue mengangguk, dia mengambil kuas dari tangan Li Yi Feng dan menulis dua nama di bawahnya, 'Feng Yue'

"Untuk puisi Yi Feng, dan gambar Yue'er." Kata Murong Yun Yue, "ayo hidup dalam kedamaian di masa mendatang."

Zhang Guo GongzhuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang