Karena kehamilan Murong Yun Yue, Ia dan Li Yi Feng benar-benar berhati-hati, setiap makanan, minuman sampai pakaian dan perhiasan semuanya diperiksa langsung oleh pelayan pribadi Murong Yun Yue, bahkan mereka memasak sendiri setiap makanan yang akan di konsumsinya.Murong Yun Yue juga menguasai ilmu medis, maka Ia seharusnya tak memerlukan tabib untuk membantunya, tapi tabib An adalah orang pertama yang mengetahui kehamilannya, maka Li Yi Feng mengancam pria itu untuk selalu mengawasi keadaan Putri Mahkota.
Seperti saat ini, Tabib An ditugaskan untuk mengecek keadaan Putri Mahkota dan pria tua itu hampir saja terkena serangan jantung saat melihat Putri Mahkota tengah berlatih menggunakan pedang, Ia dengan lugas mempraktekan cara menendang, memukul dan melukai, posturnya tegap, pria tua itu buru-buru menghampiri Putri Mahkota dan berlutut, pelayan dan kasim yang melayani Murong Yun Yue kebingungan,
"Yang Mulia Putri Mahkota! Tolong jangan seperti ini!" Tabib An memohon, Murong Yun Yue berhenti, kedua alisnya bertaut, kebingungan akan apa yang dilakukan Tabib An,
"Apa yang kau lakukan tabib? Berdirilah."
Ruo Qiu datang mengambil pedang Murong Yun Yue, dan menyerahkan sapu tangan padanya, setelah menghapus keringat, mencuci tangan dan menyesap air yang disediakan, tatapan Murong Yun Yue terfokus pada Tabib An yang masih saja berlutut,
"Bangunlah tabib. Kau berlebihan," katanya, lalu duduk di bangku, Tabib An bangun lalu menyeka keringatnya, "ben gong hanya melakukan olah raga ringan, tak perlu kau khawatir seperti itu."
Olahraga ringan? Tabib An ingin bertanya dengan keras, olahraga ringan apa yang menggunakan pedang, dan orang-orang Putri Mahkota juga terlihat biasa saja melihatnya, seolah-olah Ia biasa melakukan hal ini, tapi tabib An menggigit lidahnya, Ia teringar kalau sebelum menikahi Putra Mahkota, Putri Mahkota adalah Putri Zhang Guo dari Da Xun, maka tak heran Ia tahu bela diri.
"Tapi dengan kondisi anda, anda harus berhati-hati, Yang Mulia!" Tabib An berkata lagi, Murong Yun Yue menggerakkan tangan menyuruh pria itu diam, Tabib An hanya bisa menarik napas panjang lalu menghembuskannya, Ia mendekati Murong Yun Yue, menaruh sapu tangan di pergelangan tangan wanita itu dan memeriksanya, "kondisi anda stabil, Yang Mulia. Tapi pejabat ini sarankan agar anda harus lebih banyak beristirahat dan jangan melakukan olahraga yang terlalu ekstrim."
Murong Yun Yue mengangguk, dia berdiri dan masuk ke kediamannya, memanggil pelayan, Murong Yun Yue membersihkan dirinya.
***
Ia selesai berdandan, Murong Yun Yue keluar mendapati Li Yi Feng yang tengah duduk membaca banyak sekali surat di temani secangkir teh yang asapnya masih mengepul. Murong Yun Yue tersenyum tipis, Ia memberi hormat pada pria itu, Li Yi Feng mengangkat kepalanya, tatapan matanya terlihat melembut dan Ia menepuk tempat disebelahnya, Murong Yun Yue kemudian duduk disebelahnya.
"Apakah kau merasa tak nyaman?" Li Yi Feng bertanya, Murong Yun Yue tahu pria itu khawatir, entah itu khawatir padanya atau khawatir pada bayi di dalam kandungannya, hanya pria itu yang tahu. Murong Yun Yue menggeleng,
"Semuanya baik-baik saja dan tak ada yang tak nyaman." Jawabnya santai, mencoba agar pria itu bisa lebih santai,
"Aku membaca tentang ilmu kehamilan, apakah ada makanan tertentu yang ingin kau makan?"
Murong Yun Yue menggeleng, "tidak,"
"Kau yakin? Jika ada sesuatu yang ingin kau makan, katakan saja langsung padaku atau perintahkan dapur istana Timur untuk memasakannya untukmu,"
"En." Ia mengangguk, Li Yi Feng menghela napas pelan, lalu ikut mengangguk. Li Yi Feng tahu kalau Ia tak seharusnya menjadi berlebihan, Ia harus tenang karena jika ia tak tenang maka Murong Yun Yue akan panik, dan ia tak mau hal itu terjadi apalagi dengan kondisi wanita itu saat ini.
Ia menatap wanita itu yang kini fokus membaca, Murong Yun Yue nampak lebih cantik dan bersinar setelah Ia diketahui hamil, Li Yi Feng senang karena wanita itu bisa merasakan kehidupan tenang seperti ini, dan Ia bersumpah kalau Ia akan selalu memberikan kehidupan yang tenang pada Murong Yun Yue dan anak mereka.
***
Malam tiba, Murong Yun Yue duduk di dekat jendela sambil membaca buku tentang teknik militer, saat tiba-tiba sebuah cahaya seperti bola api masuk melewati jendela, atensinya langsung terfokuskan pada bola api tersebut, sebelum Murong Yun Yue bisa menggunakan kekuatannya, bola api itu berubah menjadi sebuah surat yang terjatuh ke pangkuan Murong Yun Yue. Ia membuka surat itu.
'Temui aku di belakang Paviliun Tao Yu dan jangan membawa atau memberitahu siapapun, jika tidak kau akan menanggung konsekuensi-nya'
Adalah Isi surat tersebut, setelah itu suratnya terbakar dengan sendirinya membuat Murong Yun Yue tambah keheranan. Otak pintarnya tentu saja merasa kalau surat itu adalah jebakan, entah itu dari Ibu Suri Ma atau keluarga Ma sendiri, tapi rasa penasaran mengalahkan semua logikanya. Murong Yun Yue mengambil jubah hitam, memakainya dan berjalan keluar istana. Istana Timur sepi, Putra Mahkota tengah sibuk dengan beberapa pejabat, sementara para pelayan bertugas di area masing-masing tidak mendekati area tempat tidur Pasangan Mahkota ini, bahkan pelayan-pelayan Murong Yun Yue juga tak kelihatan, Ia dengan segera menggunakan qinggong untuk terbang sampai ke paviliun Tao Yu.
Paviliun ini ditanami oleh banyak sekali pohon plum, bahkan bisa dikatakan merupakan hutan buatan di Istana ini, paviliun Tao Yu dinamakan karena ada Paviliun di depan Istana kecil ini, yang dibangun diatas kolam buatan, tempat ini ditinggali oleh tiga orang selir berpangkat rendah yang baru memasuki Istana sekitar beberapa bulan yang lalu, Murong Yun Yue tak terlalu memperdulikan mereka karena selain itu tak ada hubungannya dengan dia, wanita-wanita itu juga sedikit lebih muda darinya. Ia memandang sekitar, hanya suara jangkrik yang terdengar, dan cahaya bulan menyinari setiap langkahnya. Tak lama sebuah suara terdengar, dan Murong Yun Yue merasa hatinya bergetar,
"Kau telah datang rupanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhang Guo Gongzhu
Historická literaturaMurong Yun Yue terbangun, itu enam tahun sebelum kematiannya. Dia sudah menyelamatkan Orang yang tega membunuhnya, Dongfang Ming De. Tapi, sepertinya Dewa sangat menyayangi dirinya, dia diberi kehidupan kedua, untuk mengetahui semua alasan dibalik...