Bab 39 - Ancaman Berbahaya

1.9K 214 64
                                    

Jangan bosen dg request vote, yaaa. Heheheh

DAPAT 123 Vote dalam 24 jam, UPDATE LAGI Jumat.

Kalau enggak, ya sampai jumpa Rabu!

Waktu terus berjalan dengan kecepatan seperti kura-kura bagi Bram dan Raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berjalan dengan kecepatan seperti kura-kura bagi Bram dan Raya. Mami Lena sudah diberi kabar dan langsung menyusul ke kantor polisi dengan ditemani Mbak Titi.

Tentu saja Reza dan Laura tidak diberitahu karena masih sibuk menghabiskan uang entah di mana. Pun, mereka mengetahui tentang penculikan Daffa, mereka tidak akan membawa pengaruh apa-apa.

"Ya Allah, Rayaaa!" Mami Lena langsung menubruk menantunya sambil berjuang menahan air mata yang tumpah. Perasaannya campur aduk. Bagaimanapun, dia sudah menganggap Daffa sebagai cucu kandungnya sendiri. Namun, menangis panik dalam kondisi seperti ini tidak akan membuat segalanya lebih baik. Karena itu wanita baya itu berkali-kali beristighfar menenangkan diri seraya berdoa bahwa Daffa akan selalu dalam lindungan Allah SWT.

"Mami, maafkan Raya...," bisik Raya berulang. "Gara-gara Raya ceroboh, Daffa jadi...." Tubuh wanita itu masih bergetar.

"Jangan menyalahkan diri terus! Fokus pada apa yang harus kita lakukan untuk mengambil Daffa kembali." Mami menepuk-nepuk punggung Raya lembut. "Ayo, kita pergi ke tempat mantan suamimu!"

Maka, bersama dengan tiga orang polisi, mereka pun berangkat menuju rumah Adnan.

Polisi dengan sirine menyalak keras menyingkirkan orang-orang yang ada di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Polisi dengan sirine menyalak keras menyingkirkan orang-orang yang ada di depannya. Setelah hampir dua jam berkendara akhirnya mereka tiba di depan rumah Adnan yang besar dan megah. Rumah yang pernah meninggalkan luka dalam di hati Raya.

Beberapa kali bel ditekan, tapi tidak ada yang menjawab. Suara ingar-bingar musik terdengar dari dalam. Mereka pun langsung masuk dengan kondisi siaga.

Betapa terkejutnya kala mereka semua menyaksikan Adnan tengah mengadakan pesta di rumahnya. Tidak ada dekorasi, tapi dari makanan yang terhidang, jelas sedang ada pesta besar-besaran. Aneka pizza, snack bermacam rupa, juga minuman berbagai warna terhidang di meja. Ruangan dingin, layar monitor menampilkan film kekinian dari salah satu platform menonton digital yang dinyalakan dengan suara maksimal.

END Putra yang Tak Kupunya x Ketabahan Seorang JandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang