DAPAT 45 Vote [Total jadi 600 vote], UPDATE LAGI BESOK.
Kalau enggak, ya Jumat!
MAKACIIIIIIIIII!!!! Pelooks!!!
Kisah Sebelumnya
Ya, perceraian memang bukan hal yang disukai Allah. Namun, setidaknya, aku tidak akan tersiksa lagi. Aku tak akan mampu mengubah perangai Mas Adnan. Dan aku menyesal tidak memperjelas hal ini sebelum pernikahan. Jika aku tahu dia begitu saklek ingin memiliki anak laki-laki, aku tentu tidak akan mau menerima lamarannya.
Kini, aku hanya bisa meratapi nasib, sebelum bangkit dan mencoba meraih bahagia dengan cara yang lain.
Hari ketujuh setelah berhubungan intim, Mas Adnan masih bersikap dingin. Aku tetap menunaikan tugasku sebagai istri. Membangunkannya salat Subuh yang jarang dia kerjakan, menyiapkan makan, juga mengajaknya bicara basa-basi meski dia lebih sering bersikap tak acuh.
"Testpack!" perintahnya pagi itu sembari menyerahkan satu box testpack kepadaku.
Aku menarik napas. Ya, Allah, semoga negatif. Aku pun tak membantah dan segera melakukan tes. Menunggu cairan merembes ke bagian strip berwarna membuat jantungku berdebar tak karuan.
Strip satu.
Alhamdulillah negatif.
Wajah Mas Adnan terlihat masam. "Minggu depan cek lagi!"
"Baik, Mas. Mau sarapan?"
Namun, dia mengabaikan pertanyaanku.
"Sampai kamu ketahuan positif, aku nggak pengin lihat mukamu. Tiap lihat, aku selalu inget gimana kamu nggak menghargaiku saat berhubungan intim waktu itu. Aku muak!"
Hatiku seperti diremas. Namun, aku tetap tersenyum tipis.
Tiga bulan lagi. Bersabarlah. Setelah ini, semuanya akan usai.
KAMU SEDANG MEMBACA
END Putra yang Tak Kupunya x Ketabahan Seorang Janda
Espiritual[21+] Adnan meminta Raya melahirkan anak pertama laki-laki. Raya menyetujuinya dengan santai. Akan tetapi, perjanjian itu ternyata berakibat fatal karena Raya kini mengandung anak perempuan. Ketika Adnan menjatuhkan talak dan akan menceraikan Raya...