13

1.1K 198 13
                                    

Waktu yang dihabiskan bersama Bilan terasa begitu cepat berlalu.

Pergi ke pameran, makan bersama lalu berkeliling di kota. Blue menatap foto-fotonya yang diambil oleh Bilan dengan sengaja.

Tanpa sadar senyumnya merekah.

"Sedang melihat apa?" Bilan tiba-tiba saja sudah berdiri menjulang di samping sofa. Pria itu ikut melonggokan kepalanya pada layar ponsel Blue.

"Oh foto yang tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh foto yang tadi.." Setelah mengetahui apa yang sedang Blue lihat, pria tinggi itu lalu bergabung duduk disebelah si manis.

Bilan menyalakan televisi, mencari tontonan yang menarik untuknya.

"Fotonya bagus, kak Bilan ternyata jago motret." Blue masih setia menatap layar tipis ditangannya.

"Kau tahu, kakakmu itu akan marah padaku jika aku memotret dengan buruk." Bilan mengulurkan tangannya, bertengger di sofa, melewati bahu Blue. "Aku sampai ikut kelas fotografi untuk menyenangkannya." Bilan terkekeh diakhir kalimatnya.

Blue mengangguk-angguk mengerti, ia mengingat deretan foto Bianca yang selalu indah. Sekarang Blue tahu mengapa wanita itu memiliki semua jepretan cantik itu.

Drttt drttt drttt

"Eh?" Blue menatap nama si penelpon yang muncul dilayarnya.

"Siapa?" Tanya Bilan berpura-pura tidak tahu padahal ia juga sudah membaca nama si penelpon.

"Eh, itu, teman Blue.." Pria kecil beranjak. "Blue ke kamar dulu ya kak. Selamat malam."

Tubuh Blue secepat kilat menghilang. Bilan mendengus, tontonannya ia abaikan. "Untuk apa menelpon malam-malam. Menggangu waktu istirahat orang saja."

Bilan mengetuk-ngetuk jarinya kesandaran kursi, tak berapa lama pria itu bergegas menuju kamar Blue.

"Apa yang akan mereka bicarakan sebenarnya?" Pria itu menempelkan telinganya kedaun pintu, berharap dapat mendengar pembicaraan antara Blue dan Zain.

***

"Halo?"

"Hai Blue.."

Blue mengambil duduk di atas ranjang, selagi menelpon ia juga menatap keluar jendela kamarnya yang menampakan langit malam. "Hai Zain.. Ada apa?"

Tidak terdengar sahutan disebrang sana.

"Zain?"

"Kamu besok ada acara?"

"Huh? Sepertinya tidak.."

"Bagaimana kalau datang ke kampus lagi?"

How we parted ways Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang