Tangan yang merayap memeluk pinggangnya membuat bulu kuduk si pria kecil meremang. Tiupan halus dari arah belakang serta kecupan-kecupan kecil membuatnya hampir menahan nafas.
Kelopak yang dinaungi bulu mata panjang itu terbuka, mengerjap, mengenali sentuhan yang kini mulai mengelitiki perut bawahnya.
"Ughhh.." Sebuah desahan lolos, mulut mungil itu segera ditutup oleh telapak tangan.
Kecupan basah semakin merajarela, pria dibelakang sama menangkup puncak dadanya, mulai meremas.
"Ughhh s—stophhh.." si kecil mencoba memberontak, keringat membanjiri sekujur tubuhnya.
Sayang seribu sayang karena pria dibelakang sana malah merayap semakin jauh, tangannya menelusup masuk pada celana piyama yang digunakan oleh pria kecil.
"Blue..." Bisikan halus memanggil nama si kecil bersamaan dengan pria besar yang mengulum telinga kiri Blue.
"Stophhh kak Bilan..." Blue mencoba menarik dirinya namun Bilan malah membalik tubuhnya hingga posisi Blue menjadi terlentang. Pria itu naik ke atas tubuhnya, dengan disangga oleh kedua tangan agar tak menimpa si kecil. Ia mulai melumat, lidahnya menerobos masuk.
Entah kenapa pria kecil hanya bisa terdiam, tidak melakukan perlawanan atau membalas ciuman Bilan. Rasanya seluruh tubuhnya lemas bukan main, jangankan untuk bergerak, mengerjapkan mata saja sangat sulit.
Banyak kebingungan yang muncul dikepalanya, bahkan ia tidak tahu dari mana pria ini datang.
Bukankah ia sedang di tempat temannya?
"Akhhhh!" Pikiran dalam otaknya sirna karena si pria lebih dulu menyingkap kaos yang ia gunakan dan melahap puting kecilnya.
Blue menekan kepala Bilan, tak sejalan dengan otaknya, ia malah bertindak mengikuti keinginan tubuhnya. Meminta Bilan melecehkan putingnya yang terasa gatal dengan lebih kejam.
"Ughhh gigithh lagi.." Pria diatas tubuhnya menyeringai, Bilan meremas dada kanan Blue dan mempermainkan putingnya selagi ia menghisap yang kiri.
Cut
(Versi uncut 21+ ada di privatter di Twitter estcasse_ dengan judul ; How we parted ways : 2. Bagi yang sudah cukup umur bisa membaca disana. Bagian NC tidak mempengaruhi jalan cerita sehingga teman-teman juga bisa memilih melewatkannya)
***
"Blue.. Waktunya sarapan."
Tok tok tok
"Blue.."
Tok tok tok
Matanya terbuka tiba-tiba, kesadarannya kembali ketika gedoran dipintu semakin kencang.
"Blue, kamu dengar aku?"
"Tok tok tok
"Iya—iya sebentar Zain."
"Syukurlah, aku kira kamu pingsan." Zain mendesah lega dari balik pintu. Pria itu memang memberikan kamarnya untuk Blue sehingga ia tidur di ruang tengah. "Aku sudah buatkan sarapan."
"I—ya, sebentar." Blue masih sangat gugup, seluruh tubuhnya berkeringat, piyama yang digunakannya lengket ditambah rambut halusnya yang klimis.
"Oke.." Zain terdengar berjalan pergi dari pintu.
Blue mengacak rambutnya. "Apa-apaan itu? Apa aku mimpi jorok?"
Disingkapnya selimut lalu saat itu juga Blue ingin menghantamkan dirinya kedinding.
Celananya basah, lengkeh, begitupula dengan kasur Zain. Dipastikan seperti dalam mimpi erotisnya, Blue memang keluar berkali-kali. "Bagaimana ini? Bagaimana menjelaskan pada Zain?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
How we parted ways
FanficBlue dan keluarganya harus melakukan kebohongan besar demi menyelamatkan si anak sulung. Kecelakaan yang dialami saudara kembar Blue -Bianca- membuatnya harus rela menggantikan wanita itu untuk menikah dengan pria kaya bernama Bilan Zelgas. Kekasih...