Bab 2

1K 41 3
                                    

"Sini, sayang. Duduk di samping Mama," ujar Bunda Aurora.

Aurora pun menurutinya, dan duduk di samping bundanya. Iya menatap heran kepada sepasang suami istri yang ada didepannya saat ini, karena mereka sedari tadi menatap Aurora sambil tersenyum.

"Mah, mereka siapa?" bisik Aurora.

"Nanti juga, kamu bakalan tau kok."

Tidak lama kemudian, Ayah Aurora pun membuka pembicaraan.

"Jadi, mereka ini adalah sahabat Ayah sama Bunda, dan mereka punya tujuan tertentu, untuk datang ke sini," ujar Ayah Aurora.

"To the point, aja napa sih," batin Aurora.

"Mereka, kesini. Karena membahas perjodohan kamu, dengan putranya." Aurora yang mes mendengar hal itu, sontak berdiri sambil menggepalkan tangannya.

"Ayah apaan sih!" ujar Aurora dengan nada yang sedikit tinggi.

"Aurora! Jaga sopan santun!" ujar Bunda Aurora memperingati.

Aurora menatap kesal ke arah Ayah dan Bundanya, lalu duduk kembali.

"Tidak ada penolakan, ini juga demi kebaikan kamu," ujar Ayah Aurora dengan nada tegasnya.

Aurora menatap tidak suka ke arah ayahnya, lalu menatap bundanya.

"Kamu juga, pasti kenal sama calon suami kamu," ujar Bunda Aurora.

Tidak lama kemudian, datanglah seorang laki-laki.

"Maaf, saya terlambat datangnya," ujar laki-laki tersebut, lalu menghampiri kedua orangtuanya dan Ayah serta Bunda Aurora.

Aurora sedari tadi menatap tajam ke arah laki-laki tersebut.

"Ini, anak Tante. Namanya Edgar."

"Dan, dia yang akan jadi calon suami kamu," sambungnya lagi.

Aurora membelalakkan matanya kaget, ia menatap ke arah bundanya.

"Bun, Rora gak mau nikah, apalagi sama orang, yang Rora benci," ujar Aurora, yang menolak keras perjodohan yang dilakukan oleh kedu orangtuanya.

"Rora, Bunda mohon, ini semua udah kami rencanakan dari dulu, ini juga demi mempererat hubungan keluarga kita dengan keluarga Edgar," ujar Bunda Aurora.

"Bunda, gak mikirin perasaan Rora? Kenapa sih, Ayah sama Bunda selalu mentingin diri sendiri!"

"Rora, ini demi kebaikan kamu," ujar Ayah Aurora.

"Iya, Rora, lagian Edgar juga setuju kok," ujar Helena, mamanya Edgar.

Aurora mendelik tajam ke arah Edgar, seolah-olah ingin menelan laki-laki itu sekarang juga.

"Iya, Edgar setuju mah."

Aurora dengan segera berdiri, dan menarik tangan Edgar untuk keluar.

"Lo, apaan sih! Ngapain lo terima perjodohan ini!" ujar Aurora marah.

"Ini demi orang tua gue," balas Edgar.

"Tapi gue gak peduli. Intinya, lo harus batalin perjodohan ini!" ujar Aurora.

"Gue gak bisa" ujar Edgar.

"Kenapa?"

"Karena, dari awal, gue emang udah setuju dengan perjodohan ini."

"Jadi, lo emang udah tau, kalau lo dijodohin sama gue?" tanya Aurora.

Edgar mengangguk sebagai jawabannya.

"Anjir, bangke!" umpat Aurora.

"Dan, gue mau, Lo juga terima perjodohan ini," ujar Edgar sambil menatap Aurora dengan datarnya.

My Ketos My Husband |END| (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang