Aurora tetap berdiri di ruang BK dan menunggu kedua orang tuanya keluar. Setelah orang tuanya keluar, Aurora pun melihat tatapan kecewa dari mereka berdua.
"Jangan bilang Bunda sama Ayah percaya," batin Aurora ingin menangis.
"Bun..."PLAKK
Bunda Aurora langsung saja menamparnya, dan membuat Aurora bergetar dan menatap bundanya dengan air mata yang sudah menetes."Bunda gak nyangka kamu seperti itu, Rora!"
"Kamu gak mikir apa? Bagiamana perasaan Edgar sekarang! Bunda benar-benar kecewa sama kamu, Bunda malu punya putri seperti kamu," ujar Bunda Aurora dengan tangisnya yang sudah tidak tertahankan lagi."Bunda, itu bukan Rora," lirihnya.
"Ayah kecewa sama kamu, Rora," ujar ayahnya.
"Ayah sama Bunda harus percaya, itu bukan Rora." Aurora tetap berusaha membuat kedua orang tuanya percaya kepadanya. Sementara Clara dan Alana sudah sangat sedih melihat sahabatnya saat ini, mereka tidak bisa melakukan apa-apa sekarang.Kedua orang tuanya pun pergi meninggalkan Aurora yang menangis.
"Rora, yang sabar, ya," ujar Clara.
"Hiks...gue gak bisa, mereka semua gak percaya sama gue. Gue harus gimana, hiks...hiks..."
"Clara, mending kita bawa Aurora pulang," ujar Alana.Mereka berdua pun membawa Aurora pulang, bukan ke rumahnya tetapi ke apartemen milik Clara, Aurora sudah sedikit tenang, ia pun menceritakan apa yang sebenernya terjadi.
"Jelaskan, apa yang sebenarnya terjadi," ujar Clara.
"Semalam gue pergi ke laundry untuk ambil baju pengantin, dan gue ketemu sama Clarisa, mantan pacarnya Edgar. Lo tau bukan? Dari awal Clarisa gak pernah suka sama gue, dia narik tangan gue, gue di situ waspada, takut dia melakukan hal yang kayak waktu itu. Gue udah bilang lepas, tapi dia gak mau, akhirnya gue bales dengan narik balik tangan dia, seperti yang ada di foto tadi, cuma itu masalahnya, gue bahkan gak tau kalau ada yang ambil foto kamu berdua diam-diam.""Kalau foto ciuman itu?" tanya Alana.
"Itu benar-benar bukan gue, gue bahkan gak kenal cowok itu siapa," ujar Aurora.
"Kayaknya ada yang jebak lo, dan seratus persen itu adalah Clarisa, dia harus dicurigai. Kami bakal bantu lo untuk cari tau kebenarannya," ujar Clara."Kalian serius mau bantuin gue?" tanya Aurora.
"Iya."
"Tapi, untuk kali ini gue tinggal di sini dulu ya, gue takut ketemu Edgar," ujar Aurora.
"Ya udah, gak papa," balas Clara sambil tersenyum.Hari ini begitu banyak masalah yang terjadi, sampai-sampai membuat Aurora drop dan demam tinggi sampai harus di larikan ke rumah sakit.
Clara sudah menghubungi kedua orang tua Aurora, karena mereka masih kecewa dan menganggap itu sebagai pelajaran bagi Aurora, mereka pun menyuruh Clara untuk mengurus Aurora sampai ia sembuh.
Clara juga sudah menghubungi Edgar, tetapi tidak diangkat sama sekali oleh Edgar. Clara selama semalaman mengurus Aurora yang demamnya tidak kunjung turun.
Hari ini Clara tidak sekolah, begitu juga dengan Alana. Mereka berdua akan merawat Aurora, karena kondisinya yang kembali drop karena Edgar yang tiba-tiba menelpon Aurora pagi-pagi dan membahas tentang perceraian kepadanya.
"Rora, lo harus banyak makan, biar lo cepat sembuh," ujar Clara.
Pintu pun terbuka dan menampilkan Arka yang baru saja datang dengan raut wajah khawatirnya."Rora, lo drop lagi?" tanya Arka khawatir.
"Arka?" ujar Clara sedikit terkejut.
"Kapan lo balik?" tanya Clara.
"Dua hari yang lalu. Gue dengar dari Tante sama Om, kalau Rora drop karena masalah yang ada di sekolahnya?"
"Iya, gue merasa ada yang menjebak Rora, sampai-sampai orang tua sama suaminya sendiri gak percaya sama dia," ujar Clara."Edgar juga, tadi lagi ngomongin masalah perceraian, makanya tambah drop lagi."
"Gue udah tau ceritanya, dan gue sudah tau siapa pelakunya," ujar Arka.
"Siapa?"
"Clarisa," balas Arka.
"Lo kenal, Clarisa?" tanya Clara."Siapa sih yang gak kenal dia. Clarisa itu sama kayak kakaknya, akan melakukan segala hal untuk mendapatkan cintanya kembali, dan itu juga yang dilakukan Clarisa, dia melakukan hal ini supaya Edgar sama Rora bercerai. Clarisa dulu sangat terobsesi sama gue, dia pernah jadi pengagum rahasia gue, sampai-sampai dia pernah teror gue supaya mau terima cinta dia, kalau gak, dia bakal bunuh diri."
"Dasar Psikopat," ujar Clara.
"Jadi, sekara gimana?" tanya Clara.
"Biar gue yang urus, kalian tenang aja," ujar Arka."Mama makanan gue?" tanya Aurora tiba-tiba.
"Sakit aja, masih mikir makanan yang lain-lain lo, makan tuh bubur," ujar Arka.
"Ck, Arka! Lo gak jadi kasih makanannya, jadi gue minta sekarang," ujar Aurora kesal.
"Iya-iya nanti gue ambil, tapi lo makan dulu, gue bakal urus semuanya," ujar Arka."Gue percayakan sama lo, dan makasih udah mau bantu gue," ujar Aurora.
"Sebagai sepupu yang baik, harus gitu," ujar Arka.
"Ya udah, kalau gitu gue pergi dulu, ya. Jangan lupa lo harus banyak makan," ujar Arka lalu pergi keluar dari ruangan tersebut.Arka menjalankan sebuah rencana untuk membuat Clarisa mengakui semaunya, ia pun menghubungi Clarisa dan mengajaknya bertemu.
"Arka! Ya ampun, kamu nelpon aku lagi? Kau pikir nomor aku sudah kamu blokir."
Jujur saja, saat ini Arka sangat benci mendengar suara wanita ular yang satu ini.
"Gak mungkin lah, langsung aja, ya. Aku mau ajak lo ketemuan."
"Seriusan, dimana?"
"Cafe Fiola."
"Ok, mau jam berapa?"
"Malam ini, jam 7."
"Ok, aku bakal dandan cantik untuk kamu."
"Ya udah, gue matikan."
Arka langsung saja mematikan sambungan teleponnya.Sekarang tujuannya untuk menghubungi Edgar, ia mendapatkan nomornya dari orang tua Aurora.
"Halo."
"Siapa?"
"Gue, Arka."
"Ngapain lo nelpon gue, kalau mau cari Rora, dia gak ada."
"Gue, cuma mau bahas masalah lo sama Rora."
"Bahas apa lagi? Kita berdua udah mau cerai, dan lo bisa nikah sama Rora."
"Dasar bodoh, kalau lo mau tau apa yang terjadi, gue mau lo datang ke Cafe Fiola jam 7 malam ini."
Arka langsung saja memutuskan panggilannya.Sementara Edgar, ia merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh Arka.
"Prik nih orang," ujar Edgar.
"Tapi, maksud dia apa."
"Apa gue datang aja, ya."
"Ok gue bakal datang, gue penasaran dia mau nunjukin apa nanti."Sementara Arka langsung kembali ke rumah Tante dan Om nya untuk mengambil makanan yang sudah ia janjikan kepada Aurora.
Hai Guys,ini Cerita untuk Event PENSI VOL 3
Support aku ya😊
Jangan lupa Vote,Komen, dan Follow ❤️✨
Tunggu kelanjutannya besok ya
Pantengin terus akunnya Renn
Khamsahamnida ✨❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ketos My Husband |END| (TERBIT)
Genç KurguEdgar Emiliano Adison, seorang laki-laki dengan sifat dinginnya dan ketegasannya dalam menjalankan tugasnya menjadi seorang ketua Osis. Datar adalah ekspresi wajah yang selalu ditunjukkannya kepada semua orang. Bagaimana jika seorang Edgar menjalin...