Hari ini adalah hari Sabtu, Aurora dan kedua sahabatnya memutuskan untuk melaporkan kejadian tadi malam ke kantor polisi agar ditindak lanjuti.
Hanya ada satu bukti, yaitu bukti visum, di pergelangan tangan Aurora terdapat luka cakaran yang sedikit parah dan lebam.
Dengan segera polisi menyelidiki kasus tersebut, para polisi sudah bergerak dan langsung pergi ke Club yang didatangi oleh Aurora dan kedua sahabatnya tadi malam. Polisi memeriksa CCTV Club tersebut, dan tersorot dengan jelas Aurora yang ditarik paksa oleh Angga.
Dan pada hari ini juga, polisi ini langsung mel,akukan penangkapan kepada Angga yang sedang berada di rumahnya.
"Loh, ada apa ini!?" tanya Angga panik.
"Anda kami tangkap karena mencoba melakukan pemerkosaan kepada saudari Aurora," ujar polisi tersebut.
"Tidak ada bukti, kenapa saya harus ditangkap!" ujar Angga tidak terima.
"Ada bukti, dan kami akan menjelaskan di kantor polisi. Sekarang, Anda ikut kami."Angga langsung saja dibawa menuju ke kantor polisi, dan dilakukan pemeriksaan secara langsung, sementara Aurora sudah sedikit merasa tenang.
"Sekarang, gimana masalah lo sama Edgar?" tanya Clara.
"Datar, dari semalam kami udah gak saling bicara lagi," ujar Aurora.
"Hah...lo, udah jelasin ke dia?"
"Udah, tapi mungkin dia terlalu kecewa sama gue," ujar Aurora.
"Tapi dia gak kasar kan?" tanya Alana.
"Enggak.""Ya udah, mending lo pulang, dan bicarakan lagi sama Edgar. Atau lo, mau gue bantu?" tanya Clara.
"Gak usah Clara, biar gue yang selesaikan masalah gue sendiri, ini urusan gue sama Edgar," jawab Aurora.
"Ok, gue doain hubungan lo sama Edgar membaik, ya.'
"Ohh iya, gue mau tanya. Pernikahan lo sama Edgar udah 1 Minggu, lo udah punya perasaan sama dia?" tanya Clara."Gue gak tau, tapi entah kenapa kalau gue punya masalah sama Edgar, gue mau langsung selesaikan masalah itu, gue gak mau hubungan gue sama Edgar makin memburuk. Biasanya, kalau dia orang yang disatukan dalam perjodohan itu, gak terlalu perduli sama pernikahan mereka, tapi gue perduli."
"Itu berarti, udah mulai ada rasa suka di hati, lo," ujar Clara.
"Ya udah, kalau gitu gue balik dulu, ya," ujar Aurora berpamitan kepada kedua sahabatnya.
"Hati-hati."Aurora pun kembali ke rumahnya, ketika ia masuk ia tidak menemukan keberadaan Edgar. Aurora berjalan ke dapur dan melihat sarapan yang ia buat masih utuh.
"Dia, gak makan," lirih Aurora.
Aurora pun berjalan menuju kamar Edgar, ia berpikir mungkin saja Edgar belum bangun.
Tok tok tok
"Edgar," panggil Aurora dari luar kamar Edgar.
Ketika ingin mengetuk lagi, pintu sudah terbuka dan menampilkan Edgar yang sudah rapi."Mau kemana?" tanya Aurora.
"Bukan urusan lo," jawab Edgar datar.
Aurora yang mendengar nada suara Edgar yang datar, dengan ekspresi wajah yang dingin, memilih untuk diam dan tidak mau bertanya lagi.Edgar pergi begitu saja meninggalkan Aurora yang masih diam di tempat. Akhirnya Aurora menyusul Edgar untuk menyuruhnya sarapan.
"Edgar, sarapan dulu," ujar Aurora.
"Gak selera," balasnya.
Edgar pergi ke luar, sementara Aurora masih penasaran, kemana Edgar pergi. Aurora memutuskan untuk menghubungi Cakra dan bertanya.Call On
"Cakra."
"Halo istrinya Edgar, ada apa?"
"Lo, ada janji sama Edgar?"
"Gak ada sih, gue sama Alvaro hari ini gak ada janji kumpul sama Edgar, emang kenapa?"
"Gak, gak papa."
"Kalau emang ada masalah, kasih tau gue biar gue bantu."
"Gak ada kok, aman-aman aja."
"Ya udah kalau gitu."
"Udah dulu, ya."
"Iya."
Call Off"Kalau gak kumpul sama Cakra dan Alvaro, Edgar kemana."
Aurora memutuskan untuk menunggu Edgar pulang, tetapi sampai malam ini, Edgar sama sekali belum pulang. Dan itu membuat Aurora merasa sangat khawatir."Tuh anak kemana, sih!" ujar Aurora kesal.
Tidak lama kemudian, Edgar pulang dalam keadaan mabuk.
"Edgar, lo mabuk?" tanya Aurora.
"Bukan urusan, lo!" bentak Edgar.
"Urusan gue, gue ini istri lo!"
Edgar sama sekali tidak menanggapi perkataan Aurora dan memilih untuk langsung pergi ke kamarnya."Edgar, kenapa lo bisa mabuk?" tanya Aurora yang menyusul Edgar.
"Gue lagi banyak pikiran, Rora! Jangan ganggu gue!"
BRAKK
Edgar langsung saja menutup pintu kamarnya dengan kuat, dan membuat Aurora terkejut.Aurora menatap sendu ke arah pintu kamar Edgar.
"Ini semua salah gue."
Aurora kembali ke kamarnya tanpa makan malam, dari pagi juga ia tidak makan sama sekali, karena menunggu Edgar pulang.Hari berganti hari, dan hubungan antara Edgar dan Aurora semakin renggang, Aurora selalu berusaha untuk membuat Edgar mengerti, tetapi Edgar memilih untuk acuh.
Hari ini, Aurora memutuskan untuk pergi ke toko buku, karena cerita Wattpad miliknya sudah terbit, dan ia akan membelinya.
Biasanya ia selalu pergi ke toko buku bersama dengan Arka, tetapi saat kejadian di Club tersebut, Arka sudah kembali lagi ke rumah orang tuanya yang ada di luar negeri.
"Permisi mbak, buku novel My Ketos My Husband, sudah masuk barangnya?" tanya Aurora.
"Sudah mbak, silahkan ke arah sana."
Aurora pun pergi ke arah rak buku yang ada di ujung, ia mencari-cari keberadaan buku novelnya. Akhirnya ia melihat buku novelnya dan langsung pergi ke kasir untuk membayarnya."Mbak, pembeli pertama buku ini. Buku ini juga baru masuk."
"Haha iya, soalnya saya penulisnya sendiri," ujar Aurora sambil tersenyum.
"Wahh, mbak penulisnya? Saya suka baca di Wattpad loh mbak, ceritanya seru."
"Iya, makasih ya," jawab Aurora.
"Silahkan berkunjung lagi."
"Iya."Setelah dari toko buku, Aurora memutuskan untuk langsung kembali ke rumahnya. Ketika melewati sekolahnya yang tutup karena hari libur, pandangan Aurora mengarah kepada seorang laki-laki yang sedang berbicara dengan seorang wanita di halte dekat dengan SMA Nusantara.
"Loh, itu kan Edgar," ujar Aurora yang berada di dalam taksi, jalanan juga macet jadi Aurora dapat dengan mudah melihat Edgar.
"Siapa perempuan itu."
Sementara Edgar masih asik berbicara dengan seorang perempuan yang ada di hadapannya."Edgar, tinggalkan perempuan itu, lo gak akan bahagia dengannya. Kembali sama gue, kita mulai semuanya dari awal," ujar perempuan itu.
"Gak, gue gak akan ninggalin Aurora, dia istri gue!" ujar Edgar.
"Tapi gue cinta sama lo. Lo juga pasti masih cinta sama gue, kan?"
"Maaf, tapi gue gak cinta lagi sama lo," ujar Edgar."Jadi, lo cinta sama istri lo itu?"
"Gue gak tau, gue gak ngerti sama perasaan gue sendiri," jawab Edgar.
Perempuan itu tiba-tiba memeluk Edgar, dan hal itu membuat Edgar terkejut.
"Bagaimana perasaan lo? Gue tau lo masih cinta sama gue, kembali Edgar, gue masih setia nunggu lo," ujar perempuan tersebut.Aurora yang berada di dalam taksi, sangat sakit hati melihat Edgar yang di peluk oleh perempuan lain.
"Gue siapa? Gue cuma istri yang gak berguna, jadi wajar Edgar cari pengganti gue." Aurora mencoba untuk tidak menangis. Jalanan kembali lancar dan taksi yang di tumpangi oleh Aurora kembali berjalan.Hai Guys,ini Cerita untuk Event PENSI VOL 3
Support aku ya😊
Jangan lupa Vote,Komen, dan Follow ❤️✨
Tunggu kelanjutannya besok ya
Pantengin terus akunnya Renn
Khamsahamnida ✨❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ketos My Husband |END| (TERBIT)
Teen FictionEdgar Emiliano Adison, seorang laki-laki dengan sifat dinginnya dan ketegasannya dalam menjalankan tugasnya menjadi seorang ketua Osis. Datar adalah ekspresi wajah yang selalu ditunjukkannya kepada semua orang. Bagaimana jika seorang Edgar menjalin...