Setelah makan dengan bubur yang sudah dibelikan oleh Edgar. Bunda Aurora pun pamit untuk pulang, sementara Aurora belum diizinkan, besok baru bisa pulang.
Bunda Aurora meminta agar Edgar menemani Aurora sampai besok, ia keluar dari rumah sakit.
Edgar pun menyetujuinya, hitung-hitung menjaga untuk meminta maaf atas kesalahannya. MLM
Edgar pun memasuki rumah rawat Aurora. Aurora yang melihat hal tersebut hanya diam saja, Edgar duduk di samping tempat tidur Aurora, l Myalu menggenggam tangannya.
"Gimana? Udah mendingan?" tanya Edgar.
"Udah," balas Aurora dengan singkat, padat, dan jelas.
"Lo, butuh sesuatu?" tanya Edgar, yang mencoba untuk basa basi.
"Gue, lagi pengen makan martabak," ujar Aurora.
"Gue belikan," balas Edgar, lalu beranjak dan pergi meninggalkan ruang rawat.
Setengah jam kemudian, Edgar sudah kembali dengan dua bungkus martabak di tangannya.
"Cepat banget, sampai kenyang nunggu gue," ujar Aurora mencoba untuk menyindir Edgar yang lama.
"Maaf, tukang martabaknya dekat, tapi antriannya panjang, makanya lama," ujar Edgar sambil meletakkan kantong berisi martabak tersebut, di atas meja.
Edgar memberikan satu kotak martabak isi keju kepada Aurora, dan dengan senang hati dan penuh semangat. Aurora memakan martabak tersebut.
Edgar hanya menatapnya dengan senyuman tipis, bahkan Aurora tidak menyadarinya.
Aurora pun mengalihkan pandanganya kepada Edgar, " Lo mau?" tanya Aurora, dan hanya dibalas gelengan dari Edgar.
"Tapi gue maksa," ujar Aurora, lalu memasukkan martabat yang ada di tangannya kedalam mulut Edgar.
Mulut Edgar sekarang penuh dengan martabat, Aurora yang melihat hal tersebut menjadi tertawa.
Edgar dengan susah payah mengunyah martabak tersebut, sampai ia hampir tersedak. Tetapi dengan cepat, Aurora memberikan air minum kepada Edgar.
"Anjir, untung gak mati," ujar Edgar.
"Jangan dong," balas Aurora.
"Kenapa? Lo takut kehilangan gue?" tanya Edgar.
"Dihhh, enggak ya. Gue cuma gak ikhlas aja, nanti harus kasih uang sumbangan Rp 2.000, ke lo, kan rugi," ujar Aurora.
"Sok miskin, padahal duitnya banyak," Gumam Edgar yang masih dapat di dengar oleh Aurora.
"He! Duit Bapak gue, bukan duit gue," balas Aurora.
Mereka pun berbincang-bincang sampai sore tiba, Edgar memutuskan untuk membeli makanan di luar, untuk dirinya dan Aurora. Karena berhubung, orang tua mereka tidak ada yang datang.
Edgar membeli dua porsi soto, lalu membawanya ke dalam ruang rawat Aurora.
"Apaan tuh?" tanya Aurora.
"Soto."
Edgar menuangkan soto tersebut kedalam mangkok, lalu memberikannya kepada Aurora, mereka berdua pun makan bersama.
Pagi pun tiba, Edgar yang biasanya bangun paling cepat, sekarang ia jadi terlambat bangun karena kejadian tadi malam.
Flashback On
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan Edgar memutuskan untuk tidur.
"Gue tidur di samping lo, ya," ujar Edgar.
"Gak ada, gak ada, lo tidur di kursi," ujar Aurora.
"Tega lo, sama calon suami sendiri, bentar lagi juga sah," ujar Edgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ketos My Husband |END| (TERBIT)
Teen FictionEdgar Emiliano Adison, seorang laki-laki dengan sifat dinginnya dan ketegasannya dalam menjalankan tugasnya menjadi seorang ketua Osis. Datar adalah ekspresi wajah yang selalu ditunjukkannya kepada semua orang. Bagaimana jika seorang Edgar menjalin...