Bab 3

973 35 0
                                    

Pagi ini, Bunda Aurora sudah marah-marah, karena Aurora yang belum bangun padahal jam sudah menunjukkan pukul 07:45. Sedangkan sekolah!!masuk jam 08:00.

"Rora!" teriak Bunda Aurora kesal.

"Bangun! Kamu gak sekolah!"

"Iya Bun, ini Rora bangun," ujar Aurora yang baru saja beranjak dari tempat tidurnya, lalu masuk ke kamar mandi.

15 menit bersiap-siap. Aurora sadar, bahwa ia sudah terlambat, tanpa sarapan lagi, Aurora langsung saja pergi.

Iya mengetahui bahwa bus sudah lama pergi, jadi Aurora memutuskan lebih baik tidak sekolah dari pada akan dihukum oleh si ketos sialan.

Saat ini, Aurora berada di sebuah warung makan yang tidak jauh dari sekolahnya. Ia sedang menunggu kedua sahabatnya yang bolos dari sekolah.

"Datang juga kalian," ujar Aurora yang melihat kedua sahabatnya.

"Soal bolos, gue gak pernah nolak," balas Clara.

"Balik yuk, nanti ketahuan sama Edgar," ujar Alana dengan raut wajah takutnya.

"Takut bener lo," ujar Clara.

"Sipaling anggota osis," ujar Aurora.

"Kalian sih, pake bolos segala," ujar Alana kesal.

"Sekali-sekali, patuh banget lo sama peraturan," ujar Aurora.

"Gak boleh gitu, Rora," ujar Alana.

"Udah deh Na, kalau lo gak mau, balik aja sana," ujar Clara kesal.

Alana memasang wajah cemberutnya, lalu ia duduk di salah satu kursi. Sementara Aurora, pergi untuk memesan nasi goreng.

Beberapa menit kemudian, Aurora datang dengan nampan yang berisi tiga porsi nasi goreng.

Mereka pun menyantap nasi goreng yang sudah mereka pesan.

Tiba-tiba, ada sebuah tangan yang langsung saja Aurora yang sedang makan, sampai membuat ia tersedak.

"Untuk uhuk uhuk, anjir, siapa sih!?" ujar Aurora.

Aurora melihat kebelakang, dan mendapati Edgar yang menatapnya dengan tajam. Edgar mengambil air minum dan memberikannya kepada Aurora.

Aurora segera mengambil air tersebut, lalu meneguknya dengan cepat.

"Siapa yang suruh bolos?" tanya Edgar dengan dinginnya.

"Gak ada, lagian gue telat. Jadi, dari pada gue kena hukum, mending gak sekolah," ujar Aurora dengan santainya.

"Ikut gue." Edgar menarik tangan Aurora, "Ehh, nasi goreng gue woy," ujar Aurora.

"Udah gue bayar."

Clara, ingin menyusul Aurora. Tetapi tangannya di tarik oleh seorang laki-laki. Cakra Darius, yang merupakan sahabat Edgar, tetapi ia bukanlah anggota osis.

Sementara Alana, hanya menunduk. Ketika ingin pergi, tangannya sudah ditarik juga oleh Alvaro Erysa, yang juga adalah sahabat Edgar.

Edgar menarik tangan Aurora menuju sebuah pintu yang sama sekali tidak diketahui oleh Aurora.

"Ini gue mau dibawah kemana njir," batin Aurora panik.

"Apa jangan-jangan...."

"He! Gue mau dibawa kemana?" tanya Aurora memberontak.

"Diem!"

Aurora langsung berhenti memberontak. Untuk saat ini dia takut kepada Edgar, bagaimana tidak takut, wajah Edgar sudah merah dengan urat-urat lehernya yang terlihat jelas.

My Ketos My Husband |END| (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang